10 Karya Erotis Jepang Klasik

Secara historis, pornografi di Jepang mungkin telah dimulai pada awal periode Edo (1603-1868) dengan karya seni erotis yang disebut sebagai shunga. Secara harfiah berarti “gambar musim semi”, shunga ini biasanya dikerjakan pada cetakan balok kayu.

Dalam tradisi Barat, ketelanjangan yang diidealisasikan, dan lebih eksplisitnya dalam seks, telah lama menjadi poin penting dalam wacana artistik lintas generasi. Baik sebagai keindahan di satu sisi, dan sifatnya yang dianggap penuh dosa di sisi lain, membuatnya begitu kontroversial. Sebaliknya, erotika Jepang dalam lukisan dan cetakan telah memegang posisi di mana-mana dalam masyarakat, dimulai dengan aristokrasi Heian abad kesembilan mengalir terus sampai ke kelas menengah perkotaan modern.

Meski gaya telah berubah selama berabad-abad, karya-karya ini dihubungkan oleh perayaan atas kesenangan hidup yang singkat dan duniawi di bawah gaya seni ukiyo-e, sebuah lukisan yang digambar dengan menggunakan kuas serta lukisan hasil reproduksi teknik cukil kayu dengan tinta satu warna.

Dari ringkasan Poem of the Pillow and Other Stories, satu studi komprehensif dan ilustrasi indah seni erotis tradisional Jepang, berikut sepuluh karya seni yang membangkitkan gairah.

1. Genji Kyasha Makura (Kasur Elegan Genji) – Hishikawa Moronobu, 1676

Genji Kyasha Makura (Kasur Elegan Genji) - Hishikawa Moronobu, 1676

2. Adegan Percintaan – Sugimura Jihei, pertengahan 1680-an

Sugimura Jihei, 1680

3. Kontes Erotis Bunga-bunga – Torii Kiyonobu I, sekira 1710

Torii Kiyonobu I, 1710

4. [Some Iro no Yama] Neya no Hinagata – Okumura Masanobu, sekira 1740

[Some Iro no Yama] Neya no Hinagata - Okumura Masanobu 1740

5. Osen – Suzuki Harunobu, sekira 1768

Osen - Suzuki Harunobu 1768

6. Furyu Juniki no Eiga (Bunga Berharga dari 12 Bulan) – Isoda Koryūsai, 1772–3

Furyu Juniki no Eiga - Isoda Koryūsai, 1772

7. Trio – Kitao Masanobu, sekira 1782

Trio - Kitao Masanobu, 1782

8. Imayo Irokumi no Ito – Katsukawa Shunchō, sekira 1786

Imayo Irokumi no Ito - Katsukawa Shunchō 1786

9. Utamakura – Kitagawa Utamaro, 1788

Utamakura - Kitagawa Utamaro, 1788

10. Kinoe no Komatsu – Katsushika Hokusai, 1814

Kinoe no Komatsu - Katsushika Hokusai 1814

*

Referensi:

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1881

2 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *