Lewis Carroll mungkin tak menyangka, pada 4 Juli 1862 ketika dia mendayung di sepanjang Sungai Thames dengan tiga anak perempuan, bahwa kisah imajinatif yang dia ciptakan secara spontan untuk mereka akan jadi mahakarya.
Ditranskripsi kemudian sebagai Alice’s Adventure in Wonderland, warisan kisah Carroll ini akan bertahan selama beberapa dekade mendatang, dan memberikan inspirasi untuk film, buku, lagu, dan karya seni yang tak terhitung jumlahnya.
“All in the golden afternoon” adalah sebaris larik puisi pengantar dalam Alice’s Adventures in Wonderland, yang rilis tiga tahun kemudian. Baris puisi itu mengacu pada hari di musim panas itu, ketika ia berperahu dari Oxford ke Godstow, dan salah satu anak perempuan yang menyertainya dan ia dongengi bernama Alice.
Petualangan Alice dalam Fiksi
Lewis Carrol mulai menulis naskah cerita keesokan harinya, setelah sore itu, meski versi paling awal ini akan hilang dari sejarah. Ia melakukan perjalanan perahu lain sebulan kemudian ketika dia menguraikan plot cerita Alice, dan pada bulan November mulai mengerjakan naskah dengan sungguh-sungguh.
Untuk menambahkan sentuhan akhir, ia meneliti sejarah alam soal hewan-hewan yang disajikan dalam buku itu. Pada tanggal 26 November 1864, Lewis Caroll memberi naskah tulisan tangan Alice’s Adventures Under Ground, dengan ilustrasi bikinannya sendiri, mendedikasikannya sebagai “Hadiah Natal untuk Anak yang Terkasih dalam Memori Musim Panas” kepada Alice sungguhan.
Versi yang diterbitkan pada 1985, disertai dengan ilustrasi John Tenniel, merupakan kesuksesan instan. Dipuja bukan hanya oleh anak-anak tapi juga orang dewasa. Bahkan Ratu Victoria yang sangat sulit untuk terkesan itu dibikin terhibur. Alice in Wonderland benar-benar sebuah eskapisme, sesuatu yang benar-benar absurd tapi penuh warna, membangkitkan semangat dan sangat menginspirasi.
Para kritikus dan akademisi meneliti cerita itu, membedah setiap barisnya dalam upaya untuk mengungkap makna tersembunyi yang mungki dikodekan, mencari pesan mendalam, dan mungkin menyeramkan.
Sebagai seorang yang sangat cerdas dan berwawasan, Carroll dianggap memanfaatkan berbagai pengaruh dalam penciptaan kisahnya ini. Memang, buku ini diisi dengan berbagai kiasan sastra dan kultural serta sejumlah masalah matematika, juga teka-teki, yang kebanyakan dibiarkan tak terjawab.
Carroll tampaknya senang dengan kreativitas sendiri, membuat pembacanya berdebat dan saling membantah solusi dan konotasi yang mereka coba rumuskan.
Petualangan Alice dalam Kebudayaan Populer
Bercerita tentang seorang gadis bernama Alice, yang jatuh ke lubang kelinci dan memasuki dunia fantasi bawah tanah yang dihuni oleh beragam makhluk aneh dan antropomorfik.
Karya ini dianggap sebagai salah satu contoh terbaik dari genre literary nonsense. Sekaligus dongeng ini dimainkan dengan logika, memberikan cerita yang populer baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Salah satu karya fiksi yang dari narasi, struktur, karakter, dan imajinya sangat berpengaruh dalam budaya populer, terutama dalam genre fantasi.
Selama lebih dari satu abad, ambiguitas dan kompleksitas cerita ini telah mengundang berbagai seniman, mulai dari sutradara film dan teater hingga penata mode, penari, fotografer, dan penulis lainnya, dalam menawarkan interpretasi mereka sendiri tentang kisah Caroll.
Siapa sangka karya ini menginspirasi templat untuk cerita fiksi ilmiah tentang plot yang berkaitan dengan realitas alternatif. Pada tahun 1999, Alice membentuk konsep di balik dunia cyberpunk film Larry dan Andy Wachowski: The Matrix. Karakter utama dalam film bahkan diperintahkan untuk mengikuti kelinci putih.
Baca juga: 10 Film Terinspirasi Alice in Wonderland
Band-band dan artis terkenal seperti The Beatles, Radiohead, Marilyn Manson sampai Taylor Swift juga mengambil inspirasi dari Alice in Wonderland untuk lagu-lagu mereka. Lagu The Beatles yang terkenal, “I Am The Walrus” begitu terinspirasi karya Carroll itu.
Jarang ada cerita anak-anak yang memiliki daya tarik abadi dan mendunia. Menjadi luar biasa karena dapat menjadi ringan, mendalam, menyeramkan, modis, indah dan aneh sekaligus, sehingga mampu merembes hampir setiap aspek budaya populer yang dapat dibayangkan.
Alice dan warisannya yang benar-benar luar biasa ini dapat dipastikan akan bertahan selama berabad-abad yang akan datang. Protagonis yang menawan dan teman-teman fantastisnya di Negeri Ajaib selamanya diabadikan bukan hanya dalam buku-buku Caroll, tetapi dalam banyak interpretasi dan adaptasi.
ini kalau engga salah terakhir yang versi film 2010 ya
yang saya ingat si kelinci-kelincinya
sama ratu merah ehehehe
udah lama banget ini cerita ternyata
[…] dan Lilly Wachowski, dua bersaudara ini adalah sutradara dari The Matrix. Karena penggemar berat Alice in Wonderland dari Lewis Caroll, banyak unsur dari karya tadi yang dimasukkan ke film cyberpunk […]