Chrono Trigger yang Tak Lekang Waktu

Dengan ukuran cuma 4 mb, gim ini bisa jadi wahana eskapisme saya selama duapuluh jam lebih: sebuah petualangan yang dimulai di sebuah desa mungil, yang akhirnya mencakup seluruh sejarah umat manusia ketika tiap era bisa dilompati semau kita — ada pilihan sekitar 14 ending yang bisa kita tempuh.

Bermodal medium 2D dan 16-bit, dari animasi, desain antarmuka sampai musiknya, gim ini jelas melewati waktu, dan bahkan untuk hari ini masih terasa magis. Jika Chrono Trigger tak pernah ada di masa lalu dan dirilis untuk pertama kalinya sebagai gim kekinian, bukan Super Nintendo di tahun 1995, ia akan tetap terasa seperti gim anyar yang dibuat dengan indah.

Ketika Final Fantasy, Dragon Quest dan Dragon Ball Bersatu

Chrono Trigger sukses baik secara komersial maupun kritik pada saat dirilisnya, dan masih sering disebut sebagai salah satu video game terbaik sepanjang masa. Tim pengembangan Chrono Trigger mencakup tiga desainer yang Square juluki “Dream Team”: Hironobu Sakaguchi, pencipta seri Final Fantasy; Yuji Horii, seorang desainer lepas dan pencipta seri Dragon Quest; dan Akira Toriyama, seorang seniman manga terkenal karena karyanya dengan Dragon Quest dan Dragon Ball. Selain itu, Kazuhiko Aoki berperan sebagai produser.

Banyak tim veteran Final Fantasy yang memainkan peran penting, tetapi gim ini juga merupakan peluang terobosan untuk dua pemula: Masato Kato, yang merupakan penulis utama cerita permainan, dan Yasunori Mitsuda, seorang pria di balik efek suara di Final Fantasy V yang debut menulis musik lewat gim ini. Kato menulis sebagian besar cerita, sementara Mitsuda menulis sebagian besar soundtrack sebelum jatuh sakit dan mengalihkan trek yang tersisa ke komposer seri Final Fantasy yang legendaris itu, Nobuo Uematsu.

Bagaimana Chrono Trigger Memainkan Waktu?

Chrono Trigger terjadi di dunia yang historiografinya mirip dengan dunia kita, dengan penambahan revisi fantasi, seperti zaman prasejarah, ketika manusia primitif dan dinosaurus berbagi bumi; Abad Pertengahan, penuh dengan ksatria, monster, dan sihir; dan masa depan pasca-apokaliptik, ketika manusia merana dan robot berjuang untuk bertahan hidup.

Ada tujuh era sejarah dunia yang bisa diakses, dan tindakan masa lalu memengaruhi peristiwa di masa depan. Sepanjang sejarah, pemain menemukan sekutu baru, menyelesaikan misi sampingan, mengumpulkan peralatan, dan mempelajari informasi untuk membantu mereka.

chrono trigger akira toriyama
Ilustrasi Chrono Trigger oleh Akira Toriyama.

Awal-awal permainan memang terasa linear, tapi Chrono Trigger tak butuh waktu lama untuk mencapai hal-hal ciamik. Seorang bocah lelaki bernama Crono bangun dan pergi ke alun-alun kota untuk menghadiri Millennial Fair yang hanya diadakan sekali setiap seribu tahun. Dia ingin mengunjungi kawannya Lucca, dan di perjalanannya bertemu dengan seorang gadis bernama Marle.

Saat berada di Millenial Fair, demonstrasi teknologi anyar bikinan Lucca ngadat, yang membuat Crono dan Marle terlempar dari tahun 1000 M ke tahun 600 M. Di Abad Pertengahan itu, Marle dikira leluhurnya yang jauh, seorang ratu yang hilang diculik. Kerajaan membatalkan pencarian mereka, yang mengubah waktu. Karena sang ratu tidak diselamatkan, ia tidak pernah memiliki anak, dan karenanya Marle tidak pernah ada, dan memang, ia kemudian menghilang di depan mata Crono. Adalah tugas Crono untuk menemukan ratu dan mengatur garis waktu agar kembali sesuai jalur.

Gim ini memecah semua logika ini menjadi sketsa kecil gaya tutorial, bikin kita percaya kalau membuat, lalu memperbaiki, paradoks waktu ini akan menjadi bagian utama dari Chrono Trigger. Memang, untuk permainan perjalanan waktu, Chrono Trigger dimulai dengan struktur yang sangat linier. Hanya sedikit bolak-balik dan mengubah hal-hal untuk melihat apa yang terjadi kemudian, dan lebih banyak berfokus menyelesaikan satu zaman ke zaman lainnya, mencari tahu lebih banyak tentang sejarah dunia dan sifat peristiwa bencana yang menghancurkan sebagian besar umat manusia.

Ragam Karakter Chrono Trigger yang Ditulis Baik

chrono trigger character

Petualangan berlanjut. Sepanjang jalan, kita menambahkan teman-teman baru — tepatnya ada satu dari tiap era. Jika Final Fantasy VI sebelumnya ada 14 karakter yang dapat dimainkan, Chrono Trigger memangkas pemain menjadi setengahnya. Selain Crono, Lucca dan Marle, ada Frog, ksatria loyal dari Abad Pertengahan yang dikutuk jadi bangkong. Dari era 2300 M, muncul Robo, atau Prometheus (sebutan R-66Y), sebuah robot yang diciptakan untuk membantu manusia. Ayla yang sangat percaya diri berdiam pada 65.000.000 SM, perempuan tangguh yang memimpin manusia dalam perang melawan spesies reptil humanoid yang dikenal sebagai Reptites. Yang terakhir adalah Magus, penyihir kuat, asalkan kita tidak membunuhnya saja, karena dia ini awalnya penjahat.

Mereka semua cukup berbeda, ditulis dengan cukup baik, dan mendapatkan waktu tampil yang cukup untuk membuat mereka disayangi oleh para pemain. Setiap karakter memiliki andil yang besar. Crono memang tak lazim sebagai protagonis Final Fantasy tetapi secara tipikal lebih Dragon Quest sebagai “protagonis bisu” yang dalam gim ini tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Desain Pertarungan Chrono Trigger yang Mengasyikkan

Pertarungan di Chrono Trigger mirip dengan pertempuran berbasis giliran (turn based) dari gim Final Fantasy dan Dragon Quest. Cukup sederhana dalam cakupannya: kita dapat menggunakan serangan fisik, beberapa mantra sihir, dan sejumlah item penyembuhan. Beberapa pertempuran mengharuskan kita untuk menjadi agak taktis dengan serangan apa yang harus kita gunakan dan pada siapa kita menggunakannya, tetapi sebagian besar begitu sederhana.

chrono trigger gameplay

Ada desain yang menarik: Alih-alih pertemuan acak ketika layar peta tiba-tiba memudar kemudian pertempuran dimulai, semua musuh sudah hadir di layar saat kita menavigasi wilayah. Ketika kita berada cukup dekat dengan musuh, pertarungan terjadi, di peta yang sama persis dengan yang kita jelajahi.

Tak ada layar baru. Ini tidak terlalu memengaruhi bagaimana pertempuran berlangsung, tetapi memiliki efek yang luar biasa pada rasa permainan secara keseluruhan, membuat semuanya lebih kohesif, membuat dungeon terasa seperti tempat yang penuh aktivitas dan pesona, dibandingkan tempat-tempat kosong dan steril yang membuat kita muncul ke adegan pertempuran terputus setiap beberapa langkah.

Chrono Trigger yang Melewati Waktu

Untuk musik latarnya, jangan tanya. Coba dengarkan yang ini:

Apakah bisa membuat Chrono Trigger lain, pada hari ini? Bagaimana bisa membentuk tim dari beberapa pembuat gim terbaik di dunia, melengkapinya dengan artis manga terkenal, kemudian meyakinkan mereka siang malam selama dua tahun untuk menghasilkan game dua dimensi?

Ini bukan berarti bahwa tak mungkin untuk menghasilkan RPG dengan kualitas yang memukau, tetapi tak satu pun yang membangkitkan perasaan khusus pada era ketika Chrono Trigger dibuat. Tak ada waktu untuk memutar mundur. Kenapa pula saya tak memainkan gim ini sepuluh tahun lebih awal, misalnya?

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1814

One comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *