Content Repurposing: Strategi Meremajakan Konten Lama

Kamu mungkin sering mendengarnya jutaan kali: konten adalah raja. Apakah ini berarti bahwa yang harus kita lakukan adalah terus menerbitkan artikel blog sampai kita membangun situs kita menjadi seadidaya Wikipedia?

Bisa saja, tapi kurang tepat. Seiring waktu, artikel blog kita menjadi kadaluarsa dan tak memiliki kapasitas SEO seperti dulu. Bukan berarti semua pekerjaan kita akan sia-sia.

Content repurposing adalah cara untuk menggunakan artikel blog kita sebelumnya, kemudian merevitalisasinya sehingga jadi lebih segar dan punya dampak pada SEO.

Apa itu Content Repurposing?

Beautiful asian girl sitting on floor and using laptop at home content repurposing
Foto: Freepik.

Setiap kali kita menulis posting blog, kita menulisnya dengan tujuan dan audiens tertentu, tetapi ini bisa berubah seiring waktu.

Di sini content repurposing berguna. Mendaur ulang konten melibatkan penambahan atau merevisi konten kita untuk menambah nilai lebih.

Aktivitas ini dapat menambah nilai blog dengan menjangkau audiens baru, menambahkan cara baru untuk memperkuat dan menyesuaikan pesan kita agar sesuai dengan iklim saat ini.

Menggunakan kembali konten lama kita dengan cara ini memungkinkan kita menjangkau orang-orang yang dulu terlewat atau mungkin belum baca.

Selain itu, content repurposing menghemat waktu karena kita tidak perlu menulis artikel blog baru dari awal.

Baca juga: 7 Artikel Blog yang Bisa Menarik Banyak Traffic

Manfaat Content Repurposing

Optimisasi mesin pencari adalah upaya yang kompleks karena mesin pencari melihat begitu banyak kriteria ketika memilih hasil pencarian. Untungnya, mendaur ulang konten punya dampak bagus buat SEO.

Pertama, ini memungkinkan kita untuk menginvestasikan sumber daya dengan bijak dan menjangkau khalayak yang lebih luas.

Katakanlah kita memiliki satu posting blog yang memberi kita sejumlah trafik yang oke, lalu kita membuat infografis dan video berdasarkan tulisan tadi. Dengan begitu, kita telah meningkatkan lalu lintas organik dengan investasi waktu dan materi yang minimal.

Kedua, mengubah konten kita memungkinkan kita untuk memberikan konten itu catatan pembaruan yang lebih baru.

Ketiga, ketika kita menggunakan kembali artikel blog lama, kita memiliki kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuan SEO kita dengan baik.

Mungkin kata kunci tertentu melonjak ketika kita menulis artikel blog itu dulu, tetapi kini tak populer lagi. Kita dapat mengerjakan ulang artikel blog itu untuk menarik lebih banyak data kata kunci terbaru.

Semua manfaat ini saling bekerja untuk membuat upaya content repurposing sepadan dengan waktu yang kita alokasikan.

Cara Memutuskan Konten yang Akan Didaur Ulang

korea girl laptop coffee shop

Kita telah memutuskan bahwa beberapa konten kita dapat digunakan kembali untuk membantu situs kita dengan lebih baik, tetapi dari mana kita memulai?

Ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengembangkan strategi kita untuk tujuan ulang konten.

Nah, berikut beberapa fokus yang bisa diambil merujuk pada Semrush:

1. Ketahui Tujuan

Selalu mulai dengan tujuan yang jelas dalam pikiran: Mengapa kita mengubah konten ini?

Content repurposing akan sangat tepat diterapkan jika tujuan kita telah berubah. Misalnya, jika kita ingin membawa prospek yang memenuhi syarat untuk menjual produk baru kita.

Jika kita ingin artikel tetap fokus pada tujuan yang sama, pembenahan adalah pilihan yang lebih baik. Pikirkan pembenahan sebagai membuat tweak dan pengeditan kecil, sementara mengubah tujuan lebih merupakan perubahan yang luas.

Pembenahan mungkin melibatkan pengeditan kata kunci, tautan, deskripsi meta, tajuk, dan sebagainya.

Content repurposing dapat melibatkan mengubah seluruh maksud konten kita, mengubahnya menjadi jenis konten lain, dan seterusnya.

Ketahui cara melacak tujuan tersebut juga. Statistik apa yang akan kita gunakan untuk mengukur hasilnya? Apa pengaruh yang kita inginkan?

2. Audit Konten

Mulailah dengan menemukan konten yang paling sesuai dengan tujuan kita saat ini. Apakah kita ingin menjangkau audiens tertentu atau menjual lebih banyak layanan tertentu?

Artikel terbaik untuk digunakan kembali adalah artikel yang menyediakan pintu gerbang ke tujuan tersebut.

Misalnya, mungkin kita ingin menjual kursus online kita. Mulailah dengan konten yang membahas pengembangan pribadi online atau topik keseluruhan yang dicakup dalam kursus tadi.

Jika artikel kita berperforma buruk, pembenahan dapat mengubahnya, sementara content repurposing membantu kita memanfaatkan artikel yang sudah berperforma baik.

3. Pilih dan Utamakan Konten Evergreen

Membenahi konten sudah cukup menjadi pekerjaan tersendiri. Kita tidak ingin menambahkan tugas ekstra untuk membuat pos blog yang sangat musiman atau ketinggalan zaman agar tampak relevan.

Alih-alih, fokuskan upaya kita pada konten Evergreen yang masih relevan dan akan terus relevan selama bertahun-tahun yang akan datang. Pilih konten evergreen yang ingin kita ceritakan lebih banyak.

Kita dapat memulai ini dengan menggunakan alat ide konten untuk mendapatkan daftar subtopik populer, pertanyaan yang diajukan orang, dan kueri terkait yang dapat kita gunakan untuk mengembangkan topik kita dengan lebih baik.

4. Gunakan Ulang Konten Berperforma Tinggi

Lihatlah analitik situs web kita. Cari tahu artikel mana yang memiliki peringkat terbaik untuk metrik seperti jangkauan, visibilitas organik, struktur penautan, pembagian, dan statistik kinerja lainnya.

5. Tinjau Umpan Balik Terbaru

Luangkan waktu untuk meninjau komentar di blog kita. Carilah umpan balik yang membangun, ketika pembaca menyarankan penambahan tertentu atau menyebutkan kekurangan.

Jika seseorang meluangkan waktu untuk mengomentari artikel kita, anggap itu sebagai sesuatu yang serius.

6. Pelajari Kompetitor

Lanjutkan untuk meneliti pesaing kita dengan memperhatikan teknik SEO Skycraper.

Teknik Skycraper adalah cara untuk meningkatkan konten online. Kita menelusuri web dan menemukan konten berkinerja terbaik untuk topik kita. Lihat apa yang telah mereka lakukan dan buat versi yang lebih baik dan lebih komprehensif.

Kita kemudian dapat menjangkau blogger dan situs yang menautkan ke konten populer tersebut dan membagikan versi baru dan yang lebih baik dari mereka. Jika kita beruntung, mereka dapat mengubah tautan ke konten kita.


Nah itu tadi penjelasan seputar content repurposing.

Agar tak ketinggalan tulisan menarik lain, jangan lupa ikuti blog ini di Google News, ya!

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1925

16 Comments

  1. Membaca judulnya saja, saya langsung tertarik. Eh.. pas saya buka, lebih semangat membaca lagi gegara gambar pertama! 😀

    Iya, mas Arif. Sependek yang saya tahu, repurposing ini bisa membantu banget konten lama kita mempunyai audience yang baru, bahkan lebih banyak dan segar.

    Tapi, memang banyak juga tantangannya, apalagi kalau konten kita sudah seabrek, biasanya ada momen khusus yang “menggerakkan” agar kita memiliki kesempatan repurposing ini.

    Salah satunya, kalau ada yang berminat sponsored backlink, nah.. sekalian audit, deh! wkwkwkw.

    • Gambar memang sengaja sebagai pemanis dan elemen clickbait hehe.

      Menyegarkan konten lama emang ngerepotin dan terkesan sepela, padahal dampaknya ngaruh banget. Apalagi mbah Google suka yg beginian.

      Buat milihnya emang susah, makanya harus ditarget dan bikin prioritas mana aja yg prospek buat dijadwalin content repurposing ini.

  2. Baru tau kalau namanya repurposing. Ini ilmu banget sih, untuk mengupgrade ulang konten2 yang kita miliki. Kemarin juga sempat update artikel yang telah lalu, karena baru tau kalau ternyata update artikel itu juga perlu

  3. Menurut saya content repurposing juga berguna bagi blog yang baru dikenal.

    Rata-rata semua memulai blog dari nol yang pasti belum banyak trafficnya. Setelah berbulan-bulan rajin ngeblog, barulah mulai dikenal. Namun kadang postingan di awal-awal, padahal juga bagus tapi viewnya masih dikit, jadi sepertinya perlu diperbaharui dan publish lagi.

    6 poin cara memutuskan konten yang akan didaur ulangnya informatif sekali, berguna banget bagi saya, pengen segera dipraktekkan

  4. Semenjak serius nge-blog dan tau teknik SEO secara lebih dalam di tahun ini, saya juga banyak mengedit dan merepurposing content lama di blog saya yang mungkin masih relevan dan evergreen. Hasilnya memang ada beberapa artikel yang naik dan ada di posisi page one di google. Kata Neil Patel juga begitu, daripada cuma memperhatikan kuantitas postingan, kualitas postingan juga sangat diperlukan. Nah, mengedit konten lama adalah salah satu cara jitu agar blog kita bisa menjangkau lebih banyak audience.

  5. Daku pernah dengar ini update konten blog itu bagus. Dan pas baca artikel ini sejalan juga. Kudu ceki-ceki lagi nih artikel lamaku

  6. Ini maksudnya kita edit atau tulis dengan post baru tapi dikasih internal link ke post lama ya kak? Menarik juga nih. Baru tau aku istilah ini dan ilmunya banyak banget dari tulisan ini aja. Jadi makin penasaran ngulikk

  7. Wahh sebenarnya ini lebih gampang supaya konten kita makin bagus dan menjangkau pengunjung yang baru… Tinggal perbaharui konten lama baru deh kita up lagi, ternyata itu namanya repurposing ya mas.

    Terima kasih udah berbagi informasinya mas.

  8. Seperti meremajakan kembali gitu ya, Kak. Tapi, emang sih. Saya berpikir konten yang diremajakan lagi tu kayak bikin fresh google yang liat. “Eh ada yang baru nih” semacam begitu nggak sih? Hehehehe

  9. Aku baru tau ini namanya repurposing kmren aku jg baru edit edit dan menambahkan sedikit artikel lama jaman masih sekolah makasih ilmu nya

  10. Wah sangaat bermnafaat aku ada niat buat meremake tulisan lama yg memang belum kenal SEO .

    Wah postingan kak arip membuatku jadi inget niat itu.

    Aku praktikin insya Allah step2nya mumpung belum banyak nih artikelku hehehe

  11. Saya sering melakukan update artikel terutama untuk artikel listicle rekomendasi film. Apabila ada film baru yang pas dengan tema artikel-nya biasanya saya tambahkan.

    Entah apakah ini masuk repurposing atau tidak, tapi sejauh ini artikel listicle memang paling banyak menyumbang view yang konsisten dan tak lekang oleh waktu.

  12. Jadi kepikiran mau repurposing konten lama yang infonya udah nggak valid lagi tapi masih suka muncul di google. Makasih infonya ya.

  13. Betul banget apa yang disampaikan oleh Mas Arif. Tapi kudu semangat ya, untuk mendaur ulang konten lama agar menemukan pembaca barunya. Kudu teliti lagi, wkwkwkwwk, pusing kalau konten dah ratusan lebih.

  14. Wah ini ada teorinya ya ternyata. Saya juga terpikirkan untuk update dan edit tulisan-tulisan yang lama sih. Tapi, baru terpikirkan aja, actionnya belum. *emang dasar hahahahahha …

    Terima kasih untuk pencerahannya, Mas. Saya izin bookmark ya. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *