Crisis Core: Final Fantasy VII

Di kaset 3 Final Fantasy VII, setelah Cloud sembuh dari depresi, jika kamu mengunjungi kembali Nibelheim, dan masuk laboratorium bawah tanah di rumah gedong Shinra, kamu bakal dapat kilas balik panjang tentang bagaimana Cloud dan Zack melarikan diri dari laboratorium ini serta kenapa Cloud punya pedang besar dan berakhir di Midgar. Agak sulit memahami mengapa potongan plot utama ini hanya dijadikan sebagai adegan tersembunyi.

Sedikit diungkit dan hanya terlihat dalam kilas balik, sosok Zack sebagai sahabat Cloud makin kentara lewat Crisis Core. Kita bisa melihat sekilas kehidupan awal beberapa protagonis terpenting FF7, terutama Sephiroth, yang karakternya diberi dimensi yang lebih manusiawi. Dalam FF7, Aerith menyebut Zack sebagai pacar pertamanya ketika dia berbicara tentang dirinya dengan Cloud. Namun, dalam versi Jepang, Aerith hanya menyebut Zack sebagai orang pertama yang dia sukai, yang menunjukkan bahwa dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk berbagi perasaan dengannya. Ini mungkin kesalahan penerjemahan, tapi dari sini bisa diketahui ada masa lalu yang menyakitkan antara keduanya. Lewat Crisis Core ini kita diajak merasakan kisah tragis antara Zack dan Aerith.

Crisis Core adalah game untuk konsol PlayStation Portable. Saya bisa memainkannya dengan emulator PPSSPP. Karena biasanya seri Final Fantasy menggunakan sistem turn based, penggunaan keyboard sangat mumpuni. Ternyata Crisis Core memakai sistem tarung langsung, tentunya menggunakan keyboard agak menyulitkan, meski bukan berarti tak bisa. Awalnya memang agak kagok, tapi lama kelamaan akan terbiasa juga.

crisis core final fantasy 7

Kisah dalam Crisis Core terjadi tujuh tahun sebelum FF7. Crisis Core bukan tentang menyelamatkan dunia atau menghentikan kehancuran alam semesta. Sebaliknya, Crisis Core berfokus cukup intim pada Zack dan interaksinya dengan tiga karakter yang merupakan First Class: Angeal, Genesis dan Sephiroth. Juga dengan karakter lain yang sudah saya akrabi di FF7, dari Aerith, Cloud, atau Tseng — saya pikir, justru di sini porsi yang harus difokuskan.

Sejumlah lokasi di Crisis Core adalah desain ulang 3D aktual dari lingkungan asli di FF7. Setiap fans yang ingat berjalan melalui lobi Markas Pusat Shinra akan merasakan nostalgia ketika mereka melihatnya secara akurat dibuat ulang di Crisis Core.

Ceritanya mengambil beberapa belokan yang tak terduga, tetapi akhirnya berakhir pada titik di mana kilas balik terjadi di FF7. Akhir kisah tentu tidak akan mengejutkan jika kamu sudah main FF7, tetapi justru karena sudah tahu, endingnya adalah salah satu akhir yang emosional dan memuaskan yang pernah saya alami.

Sama halnya ketika pemain terharu bahkan menangis ketika Aerith meninggal di FF7, kita benar-benar akan terharu oleh berakhirnya Crisis Core. Kamu tahu bagaimana itu akan berakhir. Kamu berharap kamu bisa mengubahnya, tetapi kamu tidak bisa. Lebih menyedihkan lagi ketika kamu melihat bahwa Sephiroth juga manusia, dan punya teman. Kamu tahu Zack akan mati. Kamu tahu Sephiroth akan jadi gila. Kamu tahu bagaimana akhirnya. Namun kamu terus berpikir “Jika saya berusaha cukup keras, saya bisa mengubahnya” hanya pada akhirnya kamu sadar kamu tak bisa.

Ini yang bikin Crisis Core menarik bagi saya di semesta FF7. Sangat realistis dalam temanya. Tak peduli apa yang kamu coba, kamu tak dapat mencegah kematian, hanya menjalani hidup dengan sepenuhnya seperti Zack.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1925

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *