Dunia Telah Berubah dan Meninggalkan Saya di Sini

cartil irfan noormansyah

Apa yang kau rasakan saat menonton kota tempat tinggalmu dibom hidrogen?

Pukul tujuh malam lewat lima belas, saat bom itu dijatuhkan, saya sedang makan mie kuah di warung pinggir jalan di Caringin Tilu. Berdua bersama pacar saya. Gerimis masih turun. Susah harus milih lihat Kota Bandung atau kamu, gombal saya, sama-sama cantik, sih. Dia tersenyum. Senyum meledek. Untuk kemudian menggetok kepala saya dengan botol air mineral yang berisi setengah. Eh, si anjing teh, umpat saya. Dia terkekeh. Saya makan lebih cepat darinya. Sambil menunggunya, saya membual soal novel yang akan saya rampungkan. Entah kapan. Bakal ada namamu di lembar depan, janji saya. Sebuah novel dengan latar tempat Bandung, ceritanya sendiri entah bagaimana, tapi satu yang pasti, bakal diakhiri dengan kehancuran kota ini. Sebuah ledakan besar, ungkap saya. Semacam Bandung Lautan Api? tanyanya. Hmm, inspirasinya emang itu, timpal saya. Dia melirik ke arah Kota Bandung di bawah sana. Membetulkan posisi kacamatanya. Dengan tangan kiri, dia menyibak helain rambut sebahunya ke belakang telinga kiri. Seakan-akan itu dilakukan dalam tempo lambat, dan saya merasa kagum atas tiap gerakan yang dia buat. Saat cuping telinganya tersingkap, saya merasa kecantikannya makin bertambah-tambah. Dari bagian tubuh yang lain, saya baru sadar telinganya adalah yang paling indah dan memikat. Dia kembali mengarahkan pandangan pada saya. Pura-pura tak melihatnya, saya menyulut rokok yang sudah ada di mulut. Kayak ending di novel Ryu Murakami gitu, sebut saya sambil menghembuskan asap rokok. Duarrr!

Apa yang kau rasakan saat menonton kota tempat tinggalmu dibom hidrogen?

Terasa begitu cepat. Diawali dengan bulatan terang di tengah kota sana. Kilatan cahaya yang begitu silau menyapu daratan. Malam jadi terang. Terlalu terang. Terang yang membutakan. Tanah bergetar hebat. Angin menghembus kuat. Saya cepat-cepat menariknya dan mendekapnya ke lantai. Tak terpikirkan sebelumnya saya bisa beraksi seheroik ini. Dia balik memeluk. Begitu erat.

*

Foto: Irfan Noormansyah

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1790

3 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *