Masih dipusingkan dengan bagaimana caranya mendapat ide menulis? Setelah menonton satu video Girl’s Generation menyanyikan lagu Bruno Mars, Eka Kurniawan jadi memikirkan ide tentang pernikahan, yang kemudian dia tulis di pos berjudul “Marry You”. Dan, dari sekian banyak tulisan yang Eka pos di blognya, ini jadi salah satu favorit saya, bukan semata karena ada embel-embel SNSD aja.
Jadi, masih bingung cara dapat ide menulis? Sungguh, selain menawarkan jutaan foto serta video wanita telanjang, kau bisa mengunduh beragam inspirasi dari internet. Sangat mudah, bung. Baiklah, inspirasi memang melimpah, sayangnya kita generasi pemalas ini terlalu malas saja untuk mengolahnya, dan lagi kita mudah terdistraksi polusi notifikasi – oh ya ini saya sendiri. Maka saya mencoba menyontek proses kreatif seorang Eka di atas, menekuri Taeyeon, Seohyun, Tiffany, Yoona, Yuri, Hyoyeon, Sooyoung, Sunny, dan Jessica (yang masih ada) dalam laman YouTube.
[tweet https://twitter.com/hetih/status/180560576961970177 align=’center’]
Sampai member SNSD sudah tinggal delapan sekarang ini, saya masih belum menemukan cerita soal seorang lelaki yang diperebutkan sembilan cewek itu. Apalagi Eka menegaskan bahwa dia enggak bakal nulis cerpen lagi di pos Mau Ke Mana Cerita Pendek Saya? Maka, saya pikir tak masalah jika saya mencoba serpihan inspirasi tadi. Berhubung, saya lebih seorang pemalas ketimbang penulis, saya cuma buat fiksimini aja. Eh, bisa dibilang fanfiksi juga ya.
Mesin Waktu dan Sembilan Perempuan yang Menantimu
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=Dhx_R3YtcuM]
Kau diberi mesin waktu. Ada sembilan perempuan sedang menunggumu: 2 di musim semi, 3 di musim panas, 2 di musim gugur, dan sisanya di musim dingin. Kau harus memilih salah satu, dan kemudian mencintainya untuk sisa hidup. Tapi, delapan perempuan yang tidak kau pilih itu akan sakit hati dan berbalik membencimu, memusuhimu, serta mengutukimu selamanya. Setelah menjelaskan ini dengan lugas dan runtut layaknya petugas pemasaran, lalu dia terdiam.
“Bolehkah aku hanya mau mesin waktunya saja?” pintaku.
“Oh boleh banget,” jawab si jin dari ujung telepon sana, “makasih ya.”
Orasi Calon Presiden BEM UI
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=pFoZcprsne8]
Sembilan mahasiswi dan seorang mahasiswa UI mencalonkan diri menjadi Presiden BEM di universitas itu. Panitia pemilu kampus menggelar kampanye terbuka di Balai Mahasiswa. Tibalah waktu orasi. Ternyata, tak hanya cantik, memang kesemua mahasiswi yang mencalonkan diri itu punya wawasan luas dan tak syak lagi para orator yang piawai. Berbanding jauh dari si mahasiswa lelaki, juga calon wakilnya, yang sama-sama loyo dan kikuk itu.
Namun, tak ada dari sembilan perempuan ini yang naik jadi Presiden BEM. Bukan! Bukan karena ada semacam kultur maskulinitas di Kampus Salemba ini, tapi lebih karena keteledoran para mahasiswi tadi yang membuat mereka didiskualifikasi panitia pemilu, karena tak memenuhi satu syarat wajib. Sebabnya, hanya si mahasiswa lelaki yang lolos. Syarat wajib itu: setiap calon Presiden BEM harus maju bersama seorang wakilnya. Rupanya para mahasiswi itu kelewat pongah dan independen.
Jaka Tarub, Kambing dan 9 Bidadari Menari
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=LmJy7G2tDkQ]
Dari atas bukit, Jaka Tarub yang terkantuk-kantuk mengawasi puluhan kambingnya yang sedang memamah biak di padang ilalang. Menghitung kambing membuatku makin mengantuk saja, keluhnya, dan menghentikan hitungannya, Kupikir kalau satu dua hilang tak terlalu masalah. Ia membuka kembali buku Serat Centhini, untuk kemudian meneruskan bacaannya lagi sambil bersandar di pohon beringin. Lewat angin sepoi-sepoi, rupanya semesta bersekutu untuk membuat Jaka Tarub jatuh tertidur.
Jaka Tarub membuka mata, melihat ke padang di bawah, dan terkejut mendapati tak ada seekor pun kambing di sana. Anjing, umpatnya, lalu berlari menuruni bukit. Masih dalam kepanikan, dia meneliti sekeliling. Dari kejauhan, di taman bunga-bunga mawar warna merah jambu yang berada di seberang Utara sana, terlihat kelopak-kelopak bunga yang berhamburan terbang tinggi. Di sana rupanya para kambing celakaku, batin Jaka Tarub.
Bukan kambing yang didapat, tapi ada sembilan bidadari cantik – kejadian ini sebelum cerita Jaka Tarub yang mengintip para bidadari yang tengah mandi itu. Tak hendak mengganggu, Jaka Tarub merasa takut untuk menampakan dirinya, maka dia merangkak-mengendap-mendekat ke balik semak belukar dan menontoni para bidadari yang tengah berdansa riang itu. Kecantikan para bidadari itu suatu hal yang baru kali ini dia lihat, dan rasakan.
“Aku sedang mimpi, ya?” Jaka Tarub berkata pada dirinya sendiri.
“Memang begitu, dungu,” timpal seekor kambing yang tiba-tiba berada di sampingnya.
Ratu Dansa
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=EXZxc8GSXnI]
Seorang perempuan memasukan koin ke dalam jukebox. Seperti film-film Bollywood, saat lagu Mercy-nya Duffy mengalun di kafe bernuansa retro di bilangan Braga itu, sontak perempuan-perempuan lainnya bangkit berdiri dan langsung berjoget girang. Dalam sekejap, kafe berubah menjadi semacam area bermain anak. Ada yang berputar-putar dengan sepatu roda, ada yang membuat gelembung sabun, ada yang naik ke atas meja lalu menari di sana.
Tiba-tiba enam belas gadis memasuki kafe. Mereka seragam mengenakan pakaian pramusaji biru muda bermotif kotak-kotak. Sekarang giliran kami, ucap seorang gadis. Dan kemudian terdengar lagu Gingham Check dari JKT48.
Baik, saya pikir saya belum jadi Syahrazad yang baik. Maafkan, kalau telah menyita waktu pembaca budiman sekalian. Kalau merasa masih senewen karena membaca fiksimini jayus bikinan saya di atas silahkan beralih ke laman Youtube, lalu tonton video kesukaanmu. Hwaiting!
Namapun fiksi mini ya Rip. Hahahaha.
banyak-banyak bikin yang kayak gini lagi rip, kocak.
Selanjutnya mah f(x) sama Red Velvet ah.
Sok bikin geura Wan, sugan weh nanti dikumpulin bisa jadi buku.
keren ^^ tp bikin baper ingat mbak jess hahah
Ah Teteh Sica selalu di hati kok. 🙁
(((( BEM UI )))) Hahahahaha…. gara2 pake jas almamater warna kuning.. nice bro! :))
hehe … gak nyangka ente alay korea *piss ah* *kabur*