Lirik lagunya ditulis dalam enam bait dengan tujuh baris masing-masing. Beberapa kritikus menggambarkan lagu tersebut mendapat pengaruh dari puisi simbolis Arthur Rimbaud. Tiap bait berbagi satu baris refrain: “An’ we gazed upon the chimes of freedom flashing“. Ada pula ulangan penggunaan dua metafora soal kebebasan yang diwakili oleh lonceng atau bel berdentang, serta pencerahan yang digambarkan lewat guntur dan kilat. Liriknya, secara simbolis, berlatar dalam kegelapan setelah matahari terbenam sampai tengah malam berdentang lonceng. Syair-syair awal dari lagu ini menggambarkan badai yang ganas dan tak kenal ampun, yang kemudian di akhir lagu disebutkan sebagian kabut telah terangkat. Sang penulis lagu sekaligus penyanyi mengekspresikan solidaritasnya kepada yang tertindas. Secara umum, dia menggunakan narasi tentang mereka yang terjebak dalam badai sebagai metafora untuk gagasan bahwa konsep kebebasan bergema dengan kuat di seluruh dunia. Lagu ini ditulis pada 1960an, tepat ketika merebaknya gerakan hak-hak sipil, dia sendiri adalah Noam Chomsky-nya rock n roll. Sekaligus, lagu ini merupakan transisi dari Dylan sang penyanyi folk lagu-lagu protes penuh kemarahan menjadi Dylan si penyair pasifis batiniah. Ini adalah lagu berjudul Chimes of Freedom, ditulis Bob Dylan.
Lagu itu terus saya putar ulang di malam saat saya menginjak usia 25. Kamar gelap, menatap langit-langit, dan dengingan di telinga kiri saya. Bukan dari Dylan, tapi versi The Beatles-nya Amerika yang lebih ngepop. The Byrds merilis Chimes of Freedom, beserta cover lagu Dylan lainnya, dalam album debut mereka di 1965 berjudul Mr. Tambourine Man. Harmonisasi vokal dan kocokan gitar Rickenbacker bikin lagu tadi lebih ngepas bagi bocah kiwari macam saya.
Even though a cloud’s white curtain in a far-off corner flashed
An’ the hypnotic splattered mist was slowly lifting
Electric light still struck like arrows, fired but for the ones
Condemned to drift or else be kept from drifting
Tolling for the searching ones, on their speechless, seeking trail
For the lonesome-hearted lovers with too personal a tale
An’ for each unharmful, gentle soul misplaced inside a jail
An’ we gazed upon the chimes of freedom flashingStarry-eyed an’ laughing as I recall when we were caught
Trapped by no track of hours for they hanged suspended
As we listened one last time an’ we watched with one last look
Spellbound an’ swallowed ’til the tolling ended
Tolling for the aching ones whose wounds cannot be nursed
For the countless confused, accused, misused, strung-out ones an’ worse
An’ for every hung-up person in the whole wide universe
An’ we gazed upon the chimes of freedom flashing
Ini dua bait terakhir yang begitu saya sukai. Bagi mereka yang masih bertanya-tanya mengapa Dylan memenangkan Hadiah Nobel, dia menulis karya ini ketika dia baru berusia 23 tahun. Saya pikir lagu ini ditulis dari sudut pandang seorang muda yang berada di titik puncak optimisme dan rasa cinta akan kehidupan, dan sebuah realisasi akan semua rasa sakit dan ketidakadilan yang ada di dunia.
Seperti kebanyakan lagu-lagunya, lagu ini sangat personal, lebih eksistensialis. Ini tentang kebebasan yang kita semua inginkan, tetapi tahu kita mungkin tidak akan pernah mendapatkannya. Kebebasan, yang bukan hanya dalam arti politis, tetapi dalam makna yang lebih personal. Jenis kebebasan yang mempengaruhi setiap saat setiap hari. Banyak orang tak ingin mencari kebebasan ini, atau menyerah. “Manusia modern masih cemas dan tergoda untuk menyerahkan kebebasannya kepada para diktator dari segala jenis,” tulis Erich Fromm dalam Escape from Freedom, “atau kehilangannya dengan mengubah dirinya menjadi roda kecil di dalam mesin, diberi makan secara baik, dan berpakaian bagus, namun bukan sebagai seorang manusia bebas tetapi sebuat otomat.” Lagu ini adalah penghargaan untuk kebebasan itu, dan keinginan mendalam untuk mendapatkannya. Begitu menyiksa karena kebebasan semacam ini hampir mustahil untuk diperoleh dan butuh kekuatan, kebijaksanaan, dan dorongan luar biasa untuk mencapainya. Setidaknya, inilah yang bisa saya maknai.
Chimes of Freedom versi The Byrds terus berputar, saya memandang langit-langit dan kita menatap genta kebebasan berkedip.
Kang Arif bade naros yeuh, klo film yg sudah dipake tapi belum dicuci, dijadiin klise ada masa kadaluarsanya ngga ya, punya 4 rool jaman sma tahun 80 an
Untung-untungan sih, kalau ga kena cahaya mah atau nyimpenna teu dina lembab atau panas mah mungkin masih aman. Kudu dicobaan.