Harem, dari bahasa Arab harīm, adalah sebutan untuk bagian dari rumah yang dikhususkan untuk perempuan dalam sebuah keluarga. Kata harīmī digunakan secara kolektif untuk menyebut perempuan itu sendiri.
Melansir Britannica, meski biasanya dikaitkan dengan praktik poligami dalam sejarah dunia Muslim, harem diketahui telah ada di peradaban pra-Islam di Timur Tengah.
Di sana harem berfungsi sebagai tempat tinggal perempuan yang aman dan pribadi. Mereka ini tetap memainkan berbagai peran dalam kehidupan publik, bahkan bisa mencampuri urusan politik.
Sejarah Harem di Timur Tengah
Di Asyur, Persia, dan Mesir pra-Islam, sebagian besar istana kerajaan memiliki harem, yang terdiri dari istri dan selir penguasa, pelayan perempuan mereka, dan kasim.
Harem dalam kerajaan ini memainkan peran politik dan sosial yang penting. Penguasa sering menambahkan istri ke harem mereka sebagai sarana untuk memperkuat aliansi politik.
Ketika para istri berusaha untuk mengatur diri mereka sendiri dan putra-putra mereka ke posisi kekuasaan, harem menjadi arena ketika faksi-faksi yang bersaing memperebutkan kekuasaan di istana, yang seringnya terjadi pertumpahan darah.
Karena para perempuan ini biasanya berasal dari keluarga berpengaruh dan berkuasa, intrik harem sering kali memiliki dampak yang luas. Dalam beberapa kasus bahkan menciptakan jatuhnya suatu dinasti.
Baca juga: Tradisi Muslim dalam Fiksi Spekulatif
Harem adalah praktik umum di rumah tangga kaya di negara-negara Arab selama dekade awal abad ke-20. Di rumah-rumah orang kaya, setiap istri memiliki kamar dan pelayannya sendiri.
Di rumah tangga menengah memiliki tempat tinggal yang lebih kecil dan privasi yang lebih sedikit. Namun, bahkan rumah tangga Arab yang terbilang miskin menyediakan tempat tinggal terpisah untuk pria dan perempuan. Pada paruh kedua abad ke-20, sistem harem hanya ada di antara elemen masyarakat Arab yang lebih konservatif.
Di kekaisaran Turki, sultan memiliki harem, atau seraglio, diambil dari bahasa Italia serraglio, yang berarti “kandang”. Harem ini begitu kompleks sekaligus terorganisir, dengan petugas disipliner dan administrasi, yang diawasi oleh ibu sultan, vâlide sultan.
Setelah 1926, ketika republik Turki terbentuk, poligami dilarang, dan akhirnya harem sudah ditinggalkan.
Harem Sebagai Genre Anime
Dari istilah dan konsep yang terjadi dari fenomena sejarah dan budaya tadi, muncul sebuah genre ini dalam pop culture Jepang.
Harem, atau dalam bahasa Jepang, hāremumono, adalah genre novel ringan, manga, anime, hentai, dan video game yang berasal dari Jepang pada 1970-an tetapi meledak pada akhir 1980-an dan 1990-an dengan game dating simulator dan berfokus pada hubungan poligini atau poliandri.
Protagonis dalam harem biasanya dikelilingi oleh tiga atau lebih minat cinta atau pasangan seksual.
Karya-karya harem sering kali merupakan komedi yang mengandalkan protagonis yang memungkinkan penonton berfantasi. Protagonis harem berfungsi memproyeksikan diri para pemainnya, dengan disajikan beragam karakter pendukung yang berbeda kepribadian dan menarik.
Baca juga: 7 Protagonis Anime Harem Terbaik
Sebuah cerita yang menampilkan protagonis laki-laki hetero atau cewek lesbian yang dipasangkan dengan seri harem yang semuanya perempuan/yuri secara informal disebut sebagai harem atau seraglio.
Sedangkan protagonis perempuan hetero atau cowok gay yang dipasangkan dengan seri harem yang semuanya laki-laki atau yaoi secara informal disebut sebagai male harem, reverse harem, atau gyaku hāremu.
Istilah harem ini sekarang lebih dikenal sebagai genre anime, dan sampai sekarang masih terus hadir dan diproduksi.
Nah itu penjelasan seputar istilah harem dan sejarah perkembangannya.
Agar tak ketinggalan tulisan terbaru dari Kearipan soal info menarik lainnya bisa ikuti di Google News.