Sumpahnya, Alhamdulillah banget, setelah 5 bulan ga ada kerjaan gara-gara TelkomCity aman tenteram, akhirnya muncul bencana juga. Tepatnya Selasa kemarin, ada mention masuk ke akun resminya Superspeedy, tuh saya sempet screenshot. Dan emang di linimasa twitter banyak kicauan sejenis tentang invasi alien. Okay, spontan saja saya langsung teriak, “I must go, TelkomCity need me”.
Berhubung urusannya sama alien, tanpa pikir panjang saya langsung kontak relasi yang dari dinas Men In Black. Sayangnya dia minta maaf bahwa MIB ga bisa datang ke TelkomCity tepat waktu, gara-gara long weekend, jadi macet parah katanya.
Dia ngasih info bahwa alien-alien tersebut datang dari Planet Gargarin, yang dikabarkan telah hancur karena Global Warming. Datang ke bumi bertujuan buat menguasai dan mengekploitasi sumber daya energi berlimpah yang dimiliki TelkomCity, dan membangun peradaban baru di sini. Mereka pernah berkunjung ke bumi sebelumnya, mereka itu yang membuat kalender Suku Maya, dan rencanya mereka emang bakal menginvasi bumi tanggal 21 Desember 2012. Cuma ngaret beberapa hari nampaknya.
Tanpa banyak tingkah, dengan dramatisasi gerakan lebay nan sok keren, saya buka lemari baju yang nembus ke sebuah ruangan rahasia. Setelah masuk, secara otomatis prototype baju zirah buatan Stark Industries lansung menyelimuti tubuh saya.
FYI aja, seragam Iron Man edisi Mark 3 ini telah disisipi fitur komputer supercanggih dengan akses layanan internet yang terintegrasi dengan koneksi supercepat wifi.id yang tersebar di TelkomCity. Dilengkapi dengan ponsel dual sim card menggunakan jaringan GSM Telkomsel dan jaringan CDMA dari Telkom Flexi. Selain itu dapat dengan leluasa mengakses Speedy Monitoring yang memantau setiap sudut kota.
Saat itu, ada panggilan langsung dari Walikota yang mengabarkan bahwa Balai Kota dikepung oleh 5 UFO tadi. Walikota mengatakan bahwa para alien mengultimatum akan membumihanguskan TelkomCity jika dalam 12 jam tidak memberitahukan lokasi pusat sumber energi TelkomCity, mereka juga memaksa untuk mengakuisisi PT Telkom. Sementara itu di balai kota sedang diadakan rapat pleno untuk memutuskan apa akan menyerah atau menyerang mati-matian layaknya Sparta.
Lokasi tujuan sudah sangat jelas. Tapi seperti biasa, gara-gara belum install roket, terpaksa ga bisa terbang, biasanya sih kalau ga naek ojek ya harus jalan kaki. Untungnya, keingit kalau kemarin Bang Bruce Wayne ngasih motor gede buat hadiah ultah, ngasih Batpod dia.
Ada yang kurang kalau naek moge tanpa pake jaket kulit hitam plus kacamata hitam, ya udah saya minjem dulu ke tetangga.
***
Seluruh mata warga TelkomCity tertuju ke arah saya sepanjang perjalanan menuju pusat kota, dengan belagu saya balik membalas mereka dengan lambaian tangan. Semua warga terpesona.
Nah, agar saya tambah semangat, ga lupa saya sambil dengerin beragam lagu pilihan yang udah diunduh dari MelOn Indonesia. Sialnya, saking ga fokusnya bawa motor, ga nyangka bisa-bisanya nyenggol angkot yang lagi ngetem, Batpod oleng, dan akhirnya jatuh mengenaskan, tubuh terpental jauh dari Batpod. Nahas, akibat kecelakaan memalukan tadi jaket sobek, kacamata pun pecah. Apesnya lagi, ketika hendak menyalakan kembali Batpod, 2 piring terbang tepat berada di depan. Tanpa peringatan apa pun, puluhan rudal keluar dari masing-masing piring terbang dan mengarah langsung ke posisi saya. Saya terpelanting, Batpod hancur berkeping-keping.
***
Antara sadar dan tidak, tampak orang-orang bergemul mengitari saya yang tengah berbaring lemah tak berdaya. Saya sadar pelindung wajah pecah, mereka tahu siapa saya sebenarnya, warga TelkomCity tahu identitas asli Superspeedy, terbongkar sudah bahwa pahlawan super mereka hanya seorang mahasiswa cupu ber-IPK jauh dari kata cumlaude. Oh tragis!
Flashback dulu, seketika itu saya jadi teringat saat masa ospek fakultas dulu, Kang Peter Parker saat ngasih materi pernah bilang, “Great power comes great responsibility”. Layaknya Batman yang mendedikasikan diri untuk melindungi kota Gotham karena punya kekuatan finansial, saya yang masih muda dan memiliki energi berlebih pastinya punya tanggung jawab untuk ngasih kontribusi bagi lingkungan sekitar, ya TelkomCity.
Alhamdulillah saya diamanahi sebagai Superspeedy setelah berhasil lolos menjalani tes untuk mendapatkan program beasiswa berupa kuliah gratis sampai pasca-sarjana, koneksi Speedy gratis seumur hidup, dan kesempatan menjadi pahlawan kota, Superspeedy. Saya harus bersaing dengan ratusan mahasiswa lain untuk ngedapetin beasiswa yang didanai oleh dari PT Telkom yang bekerja sama dengan Stark Industries dan Wayne Enterprise. Saya ingat betul ketika walikota mendaulat saya jadi Superspeedy, beliau berkata, “Be a Superspeedy, the world in your hand”. Terekam jelas dalam memori saya.
Dan hari ini, ketika TelkomCity butuh bantuan, saya hanya terbaring lemah, merasakan pahitnya kegagalan.
***
Setelah 6 jam tak sadarkan diri, saya terbangun di suatu kamar rumah sakit, terlihat dua bapak-bapak berpakaian rapi sambil membawa senjata aneh yang kelihatannya sih canggih. Dengan ga tau malunya, mereka berpose dan minta difotoin pake kamera tablet. Buat diupload ke Instagram katanya mah. Tuh hasilnya.
Nah, mereka itu tuh yang dari dinas MIB. Setelah puas dijepret, mereka ngejelasin cara mengatasi para alien tadi. Kemudian, mereka ngasih smartphone keluaran terbaru. Tanpa pikir panjang, saya pake buat update status.
Saya kaget bukan main, ratusan mention berupa dukungan dari para warga TelkomCity masuk tanpa henti. Ternyata sosok Superspeedy masih dibutuhkan. Semangat saya kembali. Langsung saja saya teriak, “I must go, TelkomCity need me”.
Rencananya kami kudu pergi ke Masjid Raya TelkomCity terlebih dahulu. Untungnya mereka bawa kendaraan, ya meskipun mobilnya jauh dari ekpektasi saya. Udah AC-nya ga nyala, bau pesing lagi. Nah, dari smartphone tadi, dengan panduan Google Map dan Speedy Monitoring, kami menghindar dari jangkauan 2 piring terbang yang ditugaskan khusus buat patroli keliling TelkomCity, 2 piring terbang sialan yang nembak tadi.
Untuk menggolkan rencana, sebelumnya kami harus ngurus perizinan ke DKM Masjid Raya TelkomCity untuk menggunakan speaker masjid. Berkat paket Woow KartuAs, saya bisa nelpon dan melakukan negosiasi super alot dengan Ketua DKM tanpa perlu khawatir pulsa jebol.
Tak disangka, secara mengejutkan 2 piring terbang telah berada tepat di belakang mobil. Untuk mengecoh, saya dipercaya kudu ke masjid seorang diri, sementara mobil akan terus melaju buat jadi umpan. Sama persis kayak di film laga, saat di tikungan, mobil nge-drift dan berhenti sejenak, saya dengan cekatan keluar sambil koprol, lalu lari sekuat tenaga.
Saya harus lari sejauh 3 blok gedung untuk bisa sampe ke masjid. Agar lebih dramatis dan tampak heroik, saya pasang earphone dari smartphone tadi, saya lari sambil ditemani lagu The Final Countdown-nya band gaek Europe yang baru saya unduh dari MelOn.
Yes, saya berhasil sampai di masjid. Dengan bantuan para anggota DKM, smartphone saya dihubungkan dengan speaker masjid. Saya putar lagu bergenre Rock yang sebelumnya saya dapatkan dari MelOn. Berkat speaker masjid yang suaranya super kencang, raungan musik Rock membahana di segala penjuru TelkomCity. Seketika itu, 5 piring terbang langsung meledak hancur lebur. Ya, kelemahan mereka adalah musik Rock.
TelkomCity terselamatkan. Pusat sumber energi TelkomCity berupa modem yang memasok koneksi internet super cepat Speedy tidak jatuh ke tangan musuh. Semua warga bersuka cita.
Untuk merayakan kemenangan, walikota mengadakan nonton bareng di alun-alun kota. Berhubung malam itu ada big match antara Manchester United vs Manchester City. Dipasang layar superbesar yang terhubung dengan Kanal Bola.
Sebelum kick off, walikota mempersilahkan saya untuk ngasih sambutan untuk seluruh warga TelkomCity. Sambutan ini disiarkan langsung oleh Telkomvision dan juga Usee TV. Dengan rasa tegang ngasih sambutan, tak henti-hentinya para gadis histeris meneriaki saya. Untuk mengakhiri sambutan, saya ngeluarin alat penghilang ingatan pinjaman dari agen MIB tadi. Kerahasiaan identitas saya harus terjaga, kode etik bagi seorang pahlawan super. Saya tidak butuh dipuji dan disanjung. 😎
Sebagai Superspeedy, masih banyak kriminalitas di TelkomCity yang harus saya berantas. Dari pengedar CD porno, para hacker yang suka jail pake akun sosial media orang tanpa izin, penyelundup provider internet asing dan yang paling susah apalagi kalau bukan para koruptor di tubuh pemerintahan TelkomCity. Meski sulit tapi inilah konsekuensi sebagai Superspeedy, TelkomCity berada di pundak saya.
***
Huh, cape juga ngetik pengalaman epik yang menurut saya nyata ini. Terima kasih buat Speedy, berkat koneksi internetnya, saya bisa ngerilis postingan ini.
Oh ya, baru inget, saya lupa ga pake kacamata hitam pas pencet alat penghilang ingatan itu.
=
Postingan ini dibuat untuk diikutsertakan dalam kompetisi blog ini
siiip, sukses bro..
Serunya….
hahahaha,,, ada libur panjang juga ternyata 🙂
Keren-keren…
Seru banget critanya. .
kuereeenn… kirain beneran ada ufo. superspeedy..tolong aku…tolong turunkan kucingku dari atas poon. 😀
Segera meluncur, tapi Superspeedy nyari tangga dulu bentar ya.
Ceritanya imaginatif! keren banget!