Jangan Ada TB di Antara Kita!

Promosi kesehatan menjadi salah satu faktor kunci dalam pemberantasan Tuberkulosis di Indonesia. Diperlukan sekali penyebaran informasi dan pengetahuan yang benar dan utuh kepada masyarakat tentang penyakit infeksius pembunuh no 1 di Indonesia tercinta ini.

Bicara soal promosi kesehatan, saat semester dua kemarin ada tugas mata kuliah untuk membuat penyuluhan kesehatan. Saya mengambil tema tentang penatalaksanaan buat penderita TB yang berfokus pada pengaturan dietnya. Salah satu media yang saya buat adalah pamflet di atas itu.

Oke, saya akan mencoba mengorek kembali pengetahuan tentang Tuberkulosis ini. Sebenarnya TB sendiri merupakan penyakit yang dapat disembuhkan. Namun karena ketidaktahuan dari masyarakat, penyakit ini bila tak ditangani dengan benar dan tuntas bisa berubah jadi mesin pembunuh yang mengerikan.

LAWAN 3B DENGAN 3A! Seperti kata om Tukul di video di atas, sangat sederhana emang pemberantasan TB ini. Peran serta keluarga dan orang terdekat sangat dibutuhkan.

Anjurkan penderita diperiksa. Jangan merasa rugi untuk memeriksakan diri ke puskesmas, Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4), rumah sakit, klinik atau dokter praktek swasta apabila mengalami batuk yang berminggu-minggu.  Di Puskesmas, penderita bisa mendapatkan pengobatan TB secara cuma-cuma alias GRATIS!

Awasi pengobatannya. Masalah paling sering terjadi di masalah dalam penuntasan penyakit TB ini adalah pengobatan yang tidak tuntas. Dalam 2-3 bulan, biasanya penderita merasa sehat dan kemudian menghentikan konsumsi obatnya. Padahal kuman TB masih berkeliaran dalam tubuh penderita. Nah, di sinilah peran keluarga untuk selalu mengingatkan dan memotivasi agar penderita patuh minum obat.

Ajarkan cara hidup sehat. Kebersihan diri dan lingkungan menjadi faktor paling utama. Stop merokok. Rajin olahraga, rajin ibadah. Daya tahan tubuh bagus, kuman TB pasti pantang buat dekati kita.

Nah, disamping itu ada satu A lagi yang terlewat, dan ini juga hal yang penting. Atur pola diet!

Yang terlintas di pikiran kita ketika mendengar kata diet adalah tentang pembatasan makanan agar punya tubuh langsing. Padahal konsep diet tuh ga sesempit itu. Diet itu tentang seni memilih makanan secara selektif. Untuk TB sendiri diet ditujukan untuk pemenuhin nutrisinya.

pamflet pengaturan diet tuberculosis back

Diet untuk penderita TB sangat penting karena kebanyakan penderita mengalami kekurangan gizi. Kekurangan protein menghambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Nah, diet Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. Selain itu juga guna menambah berat badan agar mencapai normal.

Jenis TETP yang digunakan tergantung sama tingkat penyakitnya. Yang mau lihat tabel kalori makanan, scroll aja SAP saya ini, ada di bagian paling bawah.

Selain dari asupan makanannya, jadwal makan pun harus diperhatikan. Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi seringdan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur. Selain diet yang tepat, individu juga harus mendapatkan istirahat yang cukup sehingga sistem kekebalan tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik.

Berantas TB mudah kan? TB bisa disembuhkan!

AYO INDONESIA BEBAS TB! JANGAN ADA TB DIANTARA KITA!

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1926

17 Comments

    • Tuberkulosis secara keseluruhan. Tapi emang TB Paru yang jadi sasaran khususnya, dan insiden terbanyak ya TB Paru ini. Ya karena si bakteri Mycobacterium tadi paling mudah penyebarannya lewat sistem pernapasan.
      TB di organ lain awal mulanya ya karena TB Paru yang tak tertangani dengan tuntas.

        • Bisa aja sih, misalnya langsung nyebarnya ke tulang atau limfa. Tapi karena jalur masuknya bakteri lewat pernapasan, ya kebanyakan paru-paru dulu yg kena.

          • ic ic…saya dulu pernah di vonis TB Tulang, tapi tes TB baru negatif..mantoux jg hasilnya negatif,rontgen paru jg negatif.klo TB paru seingat sy, pengobatannya lebih cepat, 6bulan, obat ga boleh putus minumnya…klo TB Tulang yang lebih lama, sekitar 1- 2 tahun..klo ga salah..

        • Pernah ada riwayat cedera tulang ga nih bang? Kalau boleh tahu diagnosa lengkapnya apa? tulang belakang/pott disease bukan?
          Ya, emang lama karena penanganan buat komplikasinya kayak radang tulang/artritis. Bahkan bisa sampai yg namanya diadakan operasi pembedahan.

          • pernah jatuh dulu…memang rata2 ku baca sih klo yang tulang itu, awalnya kebanyakan jatuh sih..tp ga tahu itu awal mulanya atau gimana.. lutut kenanya rip..

    • Ya begini resiko lahir dan tinggal di negara yang bernama Indonesia, bakteri penyebab TB dan penyakit khas negara berkembang lain masih bebas mengapung-apung di udara.
      Tetap hidup sehat, jaga kebersihan diri, kebersihan lingkungan, makan makanan sehat, olahraga, dan tidak lupa rajin ibadah, insya Allah tetap diberi nikmat sehat. 😀

  1. oohh.. pake diet TETP ya.. siipp2 tq infonya. anak gizi ato keperawatan ni, klo boleh tau? :). kebetulan saya lulusan gizi yg udah jarang updet ilmunya hehe

    • Bisa kena lagi. Ada banyak perdebatan mengenai apakah kambuhnya TBC disebabkan karena kambuh atau karena terinfeksi lagi dengan strain yang sama atau karena infeksi TBC dengan strain bakteri baru.
      Kebanyakan kasus yg kena lagi sih yg pengobatannya ga tuntas karena ngerasa udah sembuh.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *