Artsy, coolness, community and nostalgia. Alasan kenapa kamera lomo yang aneh, unik, dan nyeleneh, yang menggunakan klise film seluloid ini, masih tetap eksis bahkan populer di era serba digital hari ini.
Lewat filosofi “don’t think just shot”, lomografi berkembang menjadi teknik fotografi yang mengabaikan aturan.
Di saat fotografi konvensional menuntut kesempurnaan teknik baik itu fokus, ketajaman gambar, pencahayaan, lomografi justru menawarkan sebuah kecacatan.
Lomografi lebih menekankan untuk menghasilkan foto-foto unik yang seringnya bersifat subyektif. Meski begini, karena menggunakan film tentunya setiap jepretnya sangat berharga sehingga pengguna dituntut untuk lebih kreatif dalam segala keterbatasannya ini.
Lomografi yang berawal dari gerakan seni yang kemudian bermetamorfosis menjadi sebuah perusahaan komersil telah melahirkan beragam kamera aneh.
Nah, berikut ini “The Top Tens Camera on Lomography.com”, 10 kamera Lomo yang paling ngehits.
1. Sprocket Rocket
Jaw-dropping panoramic pictures with classic sprocket
Selalu muncul kesan lebih epik dan sinematik ketika sebuah obyek dipotret secara panorama. Dan Sprocket Rocket ini menawarkan hasil yang unik dengan lensa super wide angle.
Menggunakan film 35mm yang dalam satu roll-nya bakal menghasilkan 18 foto panorama.
Dengan knob pemutar film yang ada dua, memudahkan kita buat bikin foto multi-exposure. Alasan penamaan kamera ini adalah karena foto yang dihasilkan mengekpos juga lubang-lubang klisenya yang disebut lubang sprocket.
2. Lomo LC-A+
The classic compact camera that started the Lomography movement with its trademark vignettes, burst of colors, and amazing saturation.
Dengan nama lengkapnya The Lomo Kompakt Automat, kamera ini adalah pencetus meledaknya Lomography.
Dirilis pada tahun 80an awal, namun baru melejit ketika kamera plagiatnya Cosina CX-2 ini ‘ditemukan’ oleh para siswa Austria di Praha, Czechoslovakia.
Kamera sejuta umat! Baik pendatang baru di kamera analog maupun Lomographer yang udah sepuh wajib punya yang satu ini, sebuah kamera klasik yang menghasilkan foto dengan warna cerah, kontras nendang, dan vignette ciamik.
3. Spinner 360°
Spins 360° in its own axis to give you a superwide coverage of everything around you!
Kamera lomo yang menghasilkan potret panorama, dan bisa muter!
4. Diana F+
Dreamy squares that offer multitudes of creative options when paired with lenses and accessories – lots of clones to choose from, too!
Awalnya Diana ini adalah kamera plastik buatan Hongkong yang dirilis awal 1960an. Dikenal karena menghasilkan foto yang dreamy dan mind-blowing.
Sekarang, kamera ikonik ini diproduksi Lomographische AG dalam format film 120 dengan nama Diana F+.
5. Horizon Perfekt
A premium panoramic camera that yields stunningly sharp images, thanks to its crisp glass lens.
Sama seperti Sprocket Rocket, namun ini versi premiumnya. Menghasilkan foto dengan kualitas gambar jauh lebih jernih ketimbang Sprocket Rocket.
6. Diana Mini + Flash
Don’t underestimate this tiny Diana – it can whip up spectacular 35mm squares or half-frames!
Diana versi mini yang muat buat film 35mm. Lomographische AG sendiri memang membikin Diana dalam berbagai format film.
Untuk Diana Mini ini menghasilkan foto half-frame, sehingga untuk satu roll film 35mm bakal tercipta 72 foto.
7. Fisheye No 2
This fantastic fisheye also knows how to do multiple-exposures and a wacky 170 degree perspective.
Fisheye! Dengan cakupan pandang 170 derajat, hasil foto berbentuk bulat seperti mata ikan.
Kamera Lomo Fisheye ada 2 jenis. Beda dari dua tipe ini adalah, untuk tipe kedua, Fisheye No 2 ini mempunyai viewfinder yang cembung, jadi kita dapat tahu bagaimana hasil gambarnya. Dan juga sudah dibekali dengan mode Bulb dan Multiple Exposure.
8. Lubitel 166+
Go for an old-school vibe with this classic twin-lens reflex camera, now equipped with new features to work with your creative ideas.
Berkat DigitalRev, saya langsung jatuh cinta pada kamera TLR ini. Sebuah kamera medium format, namun bisa juga diisikan film 35mm lewat aksesoris tambahan.
9. Fuji Instax 7s Pink
Works with Fuji Instax Mini film to give you fun, credit card sized prints in an instant!
Jangan salah, kamera instan dari Fujifilm ini juga masih masuk jajarannya Lomo. Karena emang Lomografi merangkul beragam kamera analog film.
Fujifilm Instax ini sering disebut Polaroid-nya Jepang. Sebenarnya baru-baru ini dari Lomographische AG sendiri merilis sebuah kamera instan juga, namun nampaknya Fuji Instax ini tetap jadi flagship.
10. Supersampler
A Lomography classic – multilensed 35mm camera that captures your moves and frames it in four sequential panoramic panels!
Hasil paling alay karena lensanya ada 4 sehingga menghasilkan satu foto dengan 4 frame sekaligus.
Sumber gambar dari
Jadi sekarang tau kan gimana asal muasalnya beragam efek dan filter yang sering kita lihat di Instagram.
Bedanya foto-foto yang dihasilkan di atas dihasilkan dengan proses yang perlu proses, gak instan, pengecualin buat Fuji Instax pastinya.
ane punya lomo oktomat. sempat ngehits pas SMA, sampe ikut komunitas dan hunting kemana-mana sama komunitas itu. tapi sekarang udah gak ngehits lagi dan pada sibuk sama prioritas masing-masing. jeung poho deuih kamera lomo urang kamana! 🙁
hai arip, long time no-ngol!
Baru jatuh cinta kamera analog justru pas harga film udah melangit. Jeung komunitasna geus sarepi emang.
Kalau kamera mah belum punya yg dari Lomo, cuma ada toycam Fujica M1 dan beberapa besi tua.
Ynag gw perna liat dan pake cuman fuji instax aja, dan itupun punya temen hehehe
Sama bang, pernah disuruh motret temen pake kamera ini.
bagus bagus kamera nya sob, ane mau nabung dulu ah buat beli kamera diatas, cz kalau traveling bisa dibawa yak 🙂
Bakal ada kesan tersendiri kalau mengabadikan momen, apalagi pas pelesiran, pakai kamera analog utamanya lomo ini.
keren-keren gtu gan hasil jepretannya pasti menuaskan baget ni kamera
Tergantung selera juga sih.
dasarnya manusia lebih suka yg klasik.. lebih puas mungkin, ketimbang pake yg instan.
Kereennnnnn :'(((
Mau beli tapi gada duitnya
Yasud download app yg efeknya lomo lomo aja deh
hikss
#nasib
Jangan lupa download juga beragam jurnal buat skripsian.
Antik-antik ya, Mas. Saya termasuk orang yang suka model klasik 🙂
Yg klasik emang selalu menarik. 😀
Temen ku punya Fuji Instax itu.. Harganya masih terjangkau lah.. Bentuknya jugak lucuuuu 😀
Tapi beli filmnya itu yg lumayan menguras dompet. 😀
Baru tau ada kamera khusus lomo. Kirain hasil filter doang, ternyata..
Aku masih awam, belum gitu paham sih beda hasil antara lomo, DSLR, poket, digital, hingga kamera hape. Tapi hasil-hasil jepret di atas, sumpah keren-keren. Gila, kapan yang aku bisa nyetak foto-foto sekeren itu? -_-
dari dulu suka banget sama supersampler 😀 tapi ga pernah kesampean eyy
kalo Instax masih sering pakee :3
Emang unik hasilnya yg supersampler.