Kenapa Kartun Jepang Disebut Anime?

Ketika mendengar istilah “anime”, kartun Jepang dengan mata besar dan rambut berwarna-warni yang bakal muncul di pikiran kita. Istilah anime sering diartikan sebagai “animasi dari Jepang”.

Sekarang istilah “Anime” menjadi branding yang brilian, karena ini sebuah cara untuk memisahkan kartun Jepang dari kartun lain yang diproduksi di seluruh dunia.

Istilah “Anime” dari Singkatan Penyebutan Animation

Dalam bahasa Jepang, anime ditulis sebagai “アニメ” (secara harfiah, “anime”) dan merupakan kependekan dari kata animasi (アニメーション atau animeeshon).

Menyingkat kata adalah hal biasa dalam bahasa Jepang. Jadi, misalnya, remote control (リモートコントロール atau rimooto kontorooru) menjadi rimokon (リモコン), atau nama produk panjang seperti Family Computer (ファミリーコンピュータ atau “Famirii Konpyuuta”) menjadi Famicom (ファミコン).

Bahasa dan penuturnya sering kali tampak terobsesi untuk membuat istilah yang lebih pendek dan lebih ringkas dalam percakapan sehari-hari.

Contoh-contoh itu adalah kata-kata pinjaman asing, tetapi kata-kata Jepang juga dikontrak dan disingkat dengan cara yang sama. Kata-kata pinjaman disebut gairaigo dalam bahasa Jepang, tetapi meskipun dipinjam, kata-kata tersebut diserap lebih dari sekadar leksikon.

Istilah “anime” memang awalnya adalah singkatan Jepang untuk animation, tapi kemudian menjadi istilah dalam industri hiburan global.

Sejak Kapan Istilah Anime Mulai Dipakai untuk Kartun Jepang?

Awalnya, hanya orang-orang di bisnis animasi yang menggunakan kata “animation” di Jepang. Masyarakat umum menggunakan kata-kata yang berbeda untuk kartun Jepang yang muncul di bioskop dan di televisi.

Seperti yang dijelaskan oleh situs web Gogen, ada beberapa istilah untuk menyebut kartun Jepang ini.

Ada manga eiga (漫画映画) atau “film manga” atau manga terebi (テレビ漫画) atau “TV manga”, yang berarti kartun hasil adaptasi dari manga atau komik Jepang.

Lalu ada douga (動画), yang secara harfiah berarti “gambar bergerak” dan secara luas digunakan untuk merujuk pada klip dan yang lainnya.

Namun, sebelumnya, semua kata ini merujuk pada apa yang sekarang kita sebut anime. Baru pada tahun 1970-an kata “anime” mulai populer di Jepang. Sekitar waktu itulah fandom otaku seperti yang kita kenal sekarang benar-benar mulai muncul dengan sendirinya.

Ini bukan kebetulan, sebab pada 1980-an, “anime” digunakan secara luas di Jepang untuk merujuk pada anime. Namun, kata tersebut juga digunakan untuk merujuk pada karya yang dibuat dan disiarkan sebelum istilah tersebut digunakan secara populer.

Misalnya Astro Boy, karakter dan penampilannya, dengan mata raksasa itu, kemudian digunakan untuk membantu mendefinisikan istilah anime, lama setelah ditayangkan pada awal 1960-an.

Bukan kebetulan bahwa pencipta Astro Boy, Osamu Tezuka, orang di balik banyak karya yang sangat berpengaruh dan perintis, dikenal sebagai “The Godfather of Anime.”

Karyanya dengan cemerlang menggabungkan animasi Amerika yang dia lihat dan jatuh cinta pada masa kecilnya, terutama animasi Walt Disney dan Max Fleischer.

Baca juga: Sisi Gelap Industri Anime

“Anime” menjadi branding yang brilian—sebuah cara untuk memisahkan kartun Jepang dari kartun di seluruh dunia.

Dipastikan atau tidak, “anime” menjadi cara untuk membuat kartun negara itu tampil berbeda. Ketika saya menggunakan kata “anime”, kita akan langsung tahu bahwa yang saya maksud adalah animasi Jepang.

Apakah Kartun Barat Disebut Anime di Jepang?

Namun, di Jepang, perbedaan itu tidak selalu dibuat. Misalnya, tidak jarang melihat animasi asing juga dicap sebagai “anime”.

NHK mengacu pada animasi asing seperti Curious George dan Boss Baby sebagai “anime,” bersama dengan pertunjukan lokal. Di Jepang, Cartoon Network menyebut kartun Amerika sebagai “anime luar negeri.”

Bahkan Disney tidak kebal terhadap kata itu. Disney biasanya menyebut filmnya sebagai “Dizunii sakuhin” (ディズニー作品) yang berarti karya Disney, tetapi banyak juga penggemar menyebut film Disney sebagai “Disney anime” (ディズニーアニメ).

Demikian juga, perusahaan animasi Jepang juga mengacu pada kreasi mereka sendiri dengan cara yang sama. Studio Ghibli lebih suka istilah “sakuhin” (作品) yang berarti karya, menghindari istilah “anime” atau “animasi”, meskipun penggemar tidak.

Ini juga mungkin alasan mengapa kartun dari Studio Ghibli malah sering disebut sebagai “film Ghibli” atau “animasi Ghibli” bukan anime.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1880

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *