Lakukan perjalanan gila dan spontan, tuliskan, tambahkan humor, romansa dan sedikit melankolia, dan akhiri dengan permenungan, saya kira itu formula asyik membikin catatan perjalanan. Personalitas saya kira harus selalu ditonjolkan. Untuk gaya dan teknik menulis, enggak ada batasannya, kalau perlu bereksperimen, dan lakukan seanarkis mungkin. Sejauh ini, The Motorcycle Diaries: Notes on a Latin American Journey-nya Ernesto Guevara de la Serna alias Che Guevara adalah yang paling jawara bagi saya. Penuh gairah dan romantika masa muda, ditambah sentuhan kekiri-kirian. Inilah travelogue terbaik yang pernah saya baca. Disusul On the Road-nya Jack Kerouac. Meski ini disajikan dalam bentuk novel, dan seorang kritikus sastra menyebutnya bukan tulisan melainkan cuma ketikan. Yang pasti, satu kutipan yang paling terngiang dari novel itu adalah, “Guru terbaik adalah pengalaman langsung dan tidak melalui pandangan seseorang yang telah terdistorsi.”