Saya enggak pernah ikutan kursus, hanya belajar otodidak lewat baca manga dan nonton video (biasanya varshow Korea) dengan subtittle Bahasa Inggris. Lebih jauh, sejak mengenal komputer dan video game saat masih bocah dulu, saya berpikir kalau belajar Bahasa Inggris itu suatu keniscayaan. Untungnya iya. Jujur, saya pun sebenarnya enggak jago-jago amat, tapi kalau boleh songong, TOEFL bisalah di atas 500.
Dimulai dengan Metamorphosis-nya Franz Kafka dan The Book of Laughter and Forgetting-nya Milan Kundera, novela serta kumpulan cerpen hasil pinjaman dari Kineruku, dan keduanya hanya selesai kebaca setengah jalan.
Sejak setahun lalu, saya sudah membabat beragam buku berbahasa Inggris. Kebanyakan novel, kumcer, dan kumpulan esai. Baru berhasil mengkhatamkan Dubliners-nya James Joyce, itupun dengan terseok-seok, dan banyak enggak ngertinya karena bahasa Inggris-nya British banget (atau Irlandia?).
Akhirnya mulai menikmati pas nyelesain novel Hard-Boiled Wonderland and the End of the World-nya Haruki Murakami. Untuk tips, membaca novel Inggris terjemahan dari bahasa lain, seperti Jepang, lebih mudah dipahami ketimbang novel yang langsung ditulis oleh pengarang berbahasa Inggris.
Saat membaca, jika menemukan kata yang enggak tahu artinya, saya enggak bakal langsung buka kamus atau Google Translate. Saya hanya akan terus paksa lanjut baca, dan menerka-nerka apa arti dari kata tadi. Novel dan cerpen sih enggak masalah, tapi pas baca tulisan nonfiksi agak ribet jadinya bacanya lebih lelet.
Nah, untuk menambah perbendaharaan kata, saya banyak dapatkan dari proses iseng penerjemahan cerpen dan esai yang saya baca tadi, yang saya anggap menarik. Ini sangat membantu.
Berkat Eka Kurniawan dan blognya, ditambah kedunguan saya yang pengen jadi seorang novelis yang bisa bikin novel hebat, saya menyadari kalau diri saya termasuk pembaca yang telat tumbuh. Membaca beragam ulasan di blog tersebut makin bikin saya haus akan beragam buku-buku di luaran sana.

Enggak seperti Jepang yang katanya jika ada buku terbit di luar negeri, pasti bakal ada terjemahannya dalam bahasa Jepang. Tentu, ada banyak buku-buku bagus yang belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, dan memang sangat banyak.
Kalau bisa, saya ingin mengakuisisi Pustaka Jaya dan menerjemahkan beragam buku-buku bagus tadi, kalau perlu saya ganti nama sekalian jadi Ajip. Ya, alasan membaca buku dalam bahasa Inggris karena beragam dan banyak itu, bukan karena songong semata (tapi emang saya rada riya juga sih), jika ada terjemahannya tentu saya akan lebih memilih yang ini.
Ketika membaca saya enggak terganggu sama suara ribut macam apapun, kecuali kalau ada yang ngajak ngobrol, dan biasanya saya membaca diiringi musik. Tapi untuk membaca buku-buku berbahasa Inggris, meski sebenarnya enggak terlalu bermasalah, saya biasanya menghindari lagu-lagu bahasa Inggris, sehingga seringnya yang disetel K-pop.
Oh ya, saya enggak beli buku-buku itu, saya biasanya pinjam atau baca ebook. Ya, alasan paling utama kenapa baca buku bahasa Inggris adalah karena cara mendapatkannya gampang. Apa sih yang enggak bisa didapat dari internet?
agar terbiasa
Aaaak Riiip, tadi mau nanya boleh bagi koleksinya gaaak. Eh udah dikasih linknya. Makasih yaaaaa!
Hahaha tos, Bro ✋ saya juga baca buku bahasa inggris, bukan alasan macam macam si cuma butuh penyegaran eh malah ketagihan, dan mulai dah dari textbook sampai novel nyari yang versi asli alias bahasa Inggris. Tapi soal TOEFL angkat tangan, grammar dan struktur nya itu gak enak di lidah. Kalau di Indonesia istilahnya bahasa gak gaul wkwkwk
mas, akun goodreadsnya apa?
Wah baru kali ditanyain akun goodreads, baiklah kamerad https://www.goodreads.com/arifabdurahman
heheheh. terimakasih.
Aak thankyou kak sudah d share koleksinya! 🙂
Gak buka kamus dan tetep maksa baca sambil nebak itu aku banget. Tapi penyebabnya karena males. Hihihi
Kenapa? Biar makin lancar bahasa Inggrisnya 😀 btw udah baca 80 buku di 2016 ini? Ketje kak!
Nah, ini baru kebaikan yg harus diapresiasi….
Bener tuh, ga tau kenapa buku-buku terjemahan bahasa Inggris dari bahasa lain emang lebih gampang dibaca. Aneh.
The translation strategies that have long prevailed in the Anglophone world (as elsewhere) work to efface the translator’s intervention by striving for the utmost readability. The more familiar the language, the more invisible the translator.
(ngutip dari sini: http://www.asymptotejournal.com/criticism/pere-calderss-subtle-invasion/)
Kecee, makasih linknya mas
Baca terus lanjut terus meski ga tahu artinya. Yang saya baca habis terakhir buku nonfiksi tentang bali. It nice to try.
Thanks for the google drive link, btw ada Leaves of Grass nya Walt Whitman, itu jadi influence nya “Paper Town” John Green, iya bahasa nya susah. Emang lebih susah bahasa native daripada terjemahan apalagi british -__-
Klo saya nggak suka baca novel inggris. Banyak kosakata yang todak dimengerti. Tapi klo buku bahasa inggris tentang blogging bisa lancar jaya dan sudah banyak hafal kosakatanya.
Sama sih sebenernya. Awalnya Pas nemu kosakata asing saya langsung buka google translete. Seksrang udah biasa deh.
Gw juga udah usaha kemarin namatin first sight nya nicholas sparks tapi terhenti di tengah jalan wkk, ga tahan banting nih
Riiip, ijin reblog yaaa di blognya Blog English Club.. 😀
Reblogged this on Blog English Club and commented:
Buat teman-teman yang masih berpikiran: “Belajar Bahasa Inggris yang bener dulu deh baru ntar baca buku Bahasa Inggrisnya.”
Salah satu metode paling ampuh buat belajar Bahasa Inggris adalah dengan MEMBACA buku-buku berbahasa Inggris. Dengan membaca kita akan langsung berhadapan dengan pengaplikasian grammar, pemilihan kata dan bagaimana maksud sebuah cerita disampaikan.
Jadi masih mau nunda baca buku berbahasa Inggris?
Selain mwmbaca juga meati sering mendengarkan
Ijin download bukunya ya rif
saya sih udah lumayan sering baca buku berbahasa inggris, khususnya fiksi
bahkan yg terjemahan dari Indonesia ke Inggris pun saya baca juga 🙂
Kalo aku suka baca buku dlm Bahasa Inggris, novel khususnya, karena berasa lebih dpt feel-nya ketimbang baca terjemahannya. And agreed, ada banyak buku-buku bagus yang belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Aku lebih ke romance spt buku-buku Jane Austen, tapi suka jg baca genre lain.
Cari Clarice Lispector di Google Drive-nya Arip, enggak ada eung. Udah nyari belum? Asa disebut2 juga di jurnal Mang Eka #berasakenal
Ada sih masih di laptop, tapi sedikit, dan ga ada judul The Hour of the Star. Belum sempet kurasi perpus itu lagi.
Nemu cerpen Clarice Lispector, “The Body”, di One World of Literature. Emang humoris, jadi penasaran sama yang lain2. Yang mana aja oke lah (malah lupa sama judul yang disebut di jurnal Om Eka). Coba googling, pada pake bahasa Portugis.
Nuhun ….
Halo Kang,.. Kang boleh saya tahu itu yang di googledrive daapat dari mana ya? ada link tertentu gak? Penulis Jepang yang selain 3 penulis di googledrive itu ada lagi ga yang lainnya?
Kalau yg koleksi lengkap itu saya dapat dari kickass torrents (film dan musik bajakan pun saya dapatnya di sini), tapi sekarang rada masalah situsnya, gonta-ganti url mulu. Atau kalau nyari ebook satu-satu, saya nyari di bookfi.net
Oh trimakasih. Ngomong-ngomong boleh saya tahu Akang kuliah di mana? di Unpad kah? Punya kenalan mahasiswa yang sedang kuliah di jurusan sastra jepang tidak?
Iya, di Keperawatan Unpad. Kalau yg masih mahasiswa ga ada, palingan yg alumni, soalnya saya mahasiswa telat lulus.
hahaha sama aja mahasiswa telat lulus juga *upss* Sy lagi cari “rivers” by Miyamoto Tera berharap ada pdf-nya tapi gak nemu-nemu :3
[…] suatu hari, saya menemukan tulisan ini di laman WordPress reader saya. Setelah membacanya, saya tersadar bahwa membaca karya berbahasa […]
Alejandro Zambra-nya ada yang Multiple Choice?
Belum nemu yg itu dan pengen baca juga. Penulis Amerika Latin emang pada gelo
pernah nemu ebook Albert Cossery?
di bookfi.net ada yg the joker aja
oh di bookfi.net. terima kasih ya.