Kepepetisasi

deadline

 

Berdasar pengalaman, ada dua kondisi yg bikin ide muncrat keluar, ketika santai atau kepepet.

Seperti pada komik strip Calvin and Hobbes di atas, paling setuju sama argumennya Calvin, kepepet emang momen paling sering keluarnya ide. Ya, soalnya ketika dalam situasi terdesak, otak kanan kita nampaknya akan dipaksa untuk bekerja.

Sebenarnya ini tuh terjadi karena emang hobi buruk saya untuk menunda-nunda untuk memulai. Ketika deadline semakin dekat di hadapan mata, baru deh punya kekuatan lebih buat memulai suatu kerjaan. Kadang sering juga saya baru mulainya lewat dari deadline seharusnya.

Namun kelemahannya, meski idenya hebat, tapi karena keterbatasan waktu, hasil akhir dari karya kita tidak terlalu maksimal.

Idealnya mah sebelum keterdesakan sesungguhnya datang sebaiknya kita membuat keterdesakan diri sendiri. Kepepetisasi kalau boleh diistilahkan mah. Seperti kata Mario Teguh, sesungguhnya kenikmatan dalam menunda akan dibayar dengan kegelisahan dan ketakutan karena menghadapi masalah yang lebih besar.

Tapi emang menunda udah jadi hobi buruk saya, nah kalau juragan narablog sekalian punya masalah sama juga ga? Perlu kepepet dulu baru bisa mulai?

 

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1783

13 Comments

  1. Haha. The power of kefefet ya.

    Pernsh sih spt itu. Tp ujung2nya bete krn gk maksimal. Seharusnya bisa nih lebih dari ini. Gitu terus.
    Akhirnya coba mulai atur perlahan-lahan. And hasilnya lebih puas. Lebih santai.

      • akan datang masanya…
        di mana kita merasakan bahwa apa yang kita lakukan ‘kurang’ dan kita harus berubah (turning point – bukan turning table ya).

        itu sih yang terjadi pada saya Rip. Jadi ada saatnya saya harus kembali dan memulai yang baru…

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *