Kepepetisasi

deadline

 

Berdasar pengalaman, ada dua kondisi yg bikin ide muncrat keluar, ketika santai atau kepepet.

Seperti pada komik strip Calvin and Hobbes di atas, paling setuju sama argumennya Calvin, kepepet emang momen paling sering keluarnya ide. Ya, soalnya ketika dalam situasi terdesak, otak kanan kita nampaknya akan dipaksa untuk bekerja.

Sebenarnya ini tuh terjadi karena emang hobi buruk saya untuk menunda-nunda untuk memulai. Ketika deadline semakin dekat di hadapan mata, baru deh punya kekuatan lebih buat memulai suatu kerjaan. Kadang sering juga saya baru mulainya lewat dari deadline seharusnya.

Namun kelemahannya, meski idenya hebat, tapi karena keterbatasan waktu, hasil akhir dari karya kita tidak terlalu maksimal.

Idealnya mah sebelum keterdesakan sesungguhnya datang sebaiknya kita membuat keterdesakan diri sendiri. Kepepetisasi kalau boleh diistilahkan mah. Seperti kata Mario Teguh, sesungguhnya kenikmatan dalam menunda akan dibayar dengan kegelisahan dan ketakutan karena menghadapi masalah yang lebih besar.

Tapi emang menunda udah jadi hobi buruk saya, nah kalau juragan narablog sekalian punya masalah sama juga ga? Perlu kepepet dulu baru bisa mulai?

 

12 pemikiran pada “Kepepetisasi”

  1. Haha. The power of kefefet ya.

    Pernsh sih spt itu. Tp ujung2nya bete krn gk maksimal. Seharusnya bisa nih lebih dari ini. Gitu terus.
    Akhirnya coba mulai atur perlahan-lahan. And hasilnya lebih puas. Lebih santai.

    Balas

Tinggalkan komentar