Kenangan Yang Sulit Menguap dari Kereta Ambarawa

Bulan sedang pengakhiran November 1945, seorang bekas guru sekolah yang kalau boleh dibilang pengalaman militernya baru kemarin sore, memberi perintah buat Tentara Keamanan Rakyat Divisi V untuk menyerang pasukan Sekutu di Ambarawa. Adalah dia yang kemudian dikenal sejarah sebagai Jenderal Besar Raden Sudirman, yang kiprahnya melejit berkat Pertempuran Ambarawa ini.

Sosok pahlawan nasional ini yang terbersit dalam ingatan saat dibawa melaju dalam gerbong yang ditarik lokomotif uap B5112 buatan Hanomag (Hannoversche Maschinenbau AG), pabrik asal Hanover, Jerman. Deru roda terus bersahutan, cerobong sesekali berteriak, dan imaji akan heroiknya Kolonel Sudirman dan para TKR menghampiri – bahwa rakyat pun bisa melakukan perlawanan.

kereta api ambarawa tuntang

It takes only one hour but the memory of your railway mountain tour will last forever.

Sebuah tulisan yang terpatri di dinding dekat pintu gerbong, pengharapan agar kita terkenang momen indah ini. Oleh sebab itu, kereta uap ini sengaja dibuat berjalan dengan lambat dari semestinya, cuma 10 km/jam, agar kita bisa masyuk menikmati pemandangan Danau Rawa Pening, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu dan persawahan yang malang melintang, pun aktifitas keseharian masyarakat.

Dengan rute Stasiun Ambarawa-Tuntang sekitar sejauh 7 km, peminat kereta uap ini harus menyewa dengan kisaran harga 10 jt-12,5 jt untuk lokomotif diesel, dan 12,5jt-15jt untuk lokomotif uap berbahan bakar kayu jati – kereta yang saya pakai ini. Sistem carter emang terkesan mahal, oleh karena itu kereta api uap sangat cocok untuk rombongan dengam kapasitas 40-60 orang.

Dan saya beserta rombongan dari travel blogger merasa beruntung karena diajak naik ini secara gratis oleh PT KAI lewat program #TravelingByTrain ke-VI, yang bekerja sama dengan Altour Travel.

kereta api ambarawa tuntang traveling by train vi

Ambarawa awalnya merupakan sebuah kota militer pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda. Raja Willem I memerintahkan untuk membangun stasiun kereta api baru yang memungkinkan pemerintah untuk mengangkut tentaranya ke Semarang. Pada 21 Mei 1873, stasiun kereta api Ambarawa dibangun di atas tanah seluas 127.500 m². Pada awalnya dikenal sebagai Stasiun Willem I.

Nah, Stasiun Ambarawa ini sekarang dialihfungsikan menjadi sebua museum yang mengoleksi beragam lokomotif uap. Saat ini terdapat 3 lokomotif yang dapat dioperasikan. Koleksi yang lain dari museum adalah telepon antik, peralatan telegraf Morse, bel antik, dan beberapa perabotan antik.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1924

15 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *