Ketika Raja Syahrial Lebih Memilih Nonton ‘One of These Night’

Kalian bertanya, apa sih manfaat membaca karya fiksi? Adalah seorang putri bernama Syahrazad yang menyerahkan dirinya untuk diperistri Raja Syahrial yang lalim. Sang putri melakukan itu untuk menghindari kurban lebih banyak, sebab sang raja selalu membunuh pengantinnya selepas melewati malam pertama. Dengan memberikan cerita asyik memikat, namun menggantung tiap malamnya, membuat sang raja tak berniat untuk membunuh Syahrazad agar tetap bisa menikmati kelanjutannya cerita. Keesokan malamnya, Syahrazad bercerita lagi, dan besoknya, dan besoknya, terus-menerus sampai kita tahu beragam dongengnya itu dalam Kisah Seribu Satu Malam.

Dari dongeng tentang mendongeng tersebut, dapat dipetik sebuah pelajaran: Kisah dapat menundukan sang penguasa lalim. Oleh karena itu, dengan membaca karya fiksi, siapa tahu bakal melembutkan kebebalan kita sebagai manusia.

Namun saya jadi bertanya-tanya, apa yang terjadi pada malam keseribu dua? Apakah Syahrazad bakal kehabisan cerita? Inilah yang muncul dalam pikiran saya: Alkisah, untuk menyelematkan Syahrazad, dan meredam kelaliman Raja Syahrial, datang utusan dari negeri jauh, lima gadis cantik; Irene, Wendy, Seulgi, Joy, dan Yeri. Mereka bernyanyi dan menari, membawakan lagu ‘Happiness’, ‘Be Natural’, ‘Automatic’, ‘Ice Cream Cake’–awalnya memang sang raja terbengong-bengong menyaksikan atraksi mereka karena bahasa yang sungguh-sungguh asing, namun kemudian, sang raja mulai bisa menikmati penampilan mereka, sampai dibuat mati terpesona saat penghujung lagu ‘One of These Night’.

Seperti Raja Sharial, bukan soal hobinya yang doyan memenggal istrinya sendiri, saya pun awalnya enggak terlalu ngefans sama girlband bernama Red Velvet ini. Bahkan sedikit kesal, karena kalau mereka debut, pasti bakal menganggu popularitas ‘kakaknya’ f(x) yang notabene kesukaan saya. Dan benar saja, justru sekarang saya malah terpikat sama mereka, dan menobatkan Red Velvet ini jadi grup idola favorit setelah Girls’ Generation.

Dan untuk album terbaru mereka yang dirilis bersamaan dengan video musik ‘One of These Night’, mula-mula saya pun sedikit kecewa. Kenapa mereka merilis lagu ballad? Saya sendiri sebenarnya suka banget lagu ballad, apalagi Korea, tapi kenapa harus Red Velvet? Kenapa enggak bikin lagu yang ngebeat lagi macam ‘Dumb Dumb’? Dan, HEY! setelah nonton penampilan langsung mereka (dalam layar Youtube pastinya), impresi saya berubah.

[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=OMbzdjYhigY]

Kalau dalam ‘Be Natural’ mereka bermain-main dengan kursi, kali ini mereka dipersenjatai stand mic. Memang ‘One of These Night’ hanya lagu ballad berbalut RnB biasa, tapi baru kali ini saya menikmati penampilan panggung yang asyik sebuah girlband yang membawakan lagu sedih macam begini. Ternyata lagu ballad bisa dipasangkan dengan dance juga. Beragam tarian teatrikal dipamerkan: Irene yang menari bak pengendali air layaknya Katara dalam ‘Avatar’, Seulgi dan Yeri yang berdansa berpasangan, ditambah kostum yang dikenakannya seperti mereka para seleb yang hendak ikut acara penghargaan yang ada karpet merahnya. Dan yang terbaik adalah, bukan bermaksud merendahkan member lain, tapi bisa dibilang Red Velvet kali ini adalah “Wendy’s and Her Backing Vocal”.

Maklum, member pilihan atau bias saya di Red Velvet adalah Son Seungwan alias Wendy, sang vokalis utama. Pertama kali mendengar Red Velvet saya menemukan suara Taeyeon di sana, dan dialah Wendy, yang kali ini hadir dengan rambut merah menyala seperti gadis dalam logo resto cepat saji Wendy’s (bahkan saya bikin fanfic segala, lih. Bandung Lautan Api 2.0). Dan berkat rambutnya ini mengingatkan saya pada Erza Scarlet di anime Fairy Tail. Pokoknya yang rambut merah jangan sampai lolos deh.

one of these night vs thousand and one nights

Gara-gara lagu ini, saya menelantarkan pembacaan akan kitab agung penuh kisah fantastis berjudul asli Alf Layla wa-Layla ini. Mungkin terlalu nyeleneh kalau membandingkan lagu ‘One of These Night’ dengan ‘Tales from the Thousand and One Nights’, tapi sungguh, seperti dalam cerita rekaan saya di atas, ketimbang seribu satu malam penuh cerita bersama Syahrazad, saya langsung terpikat hanya dalam satu malam dengan Red Velvet ini.

Oh, dan mungkin ada yang mengajukan pertanyaan konyol: Ceritamu tadi sungguh mustahil, mana mungkin infeksi K-Pop bisa menjalar ke Jazirah Arab? Sungguh, kadang realitas lebih fantastis ketimbang karya fiksi. Lewat internet, semua mungkin, mungkin saja Raja Syahrial sedang masyuk nonton aksi panggung Red Velvet di Music Bank dalam Youtube-nya. :mrgreen:

[tweet https://twitter.com/RedVelvet_arab/status/714037270286888960 align=’center’]

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1789

3 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *