+ Apakah kamu anak yang suka membaca?
Ibu saya biasa memberi saya uang saku setiap kali saya menulis laporan buku. Saya membaca buku dan menulis banyak laporan buku. Ada misi-misi berhadiah uang saku yang dibikin ibu dan tugas dengan uang saku paling banyak yang bisa saya dapatkan adalah dengan menulis laporan buku. Saya pikir hadiahnya 2000 won atau 3000 won. Saya tidak bisa mendapat uang saku jika saya tidak menulis laporan dengan benar sekalipun saya selesai membaca buku.
+ Apakah kamu senang menulis laporan buku?
Saya pikir itu menyenangkan. Terlepas dari berapa banyak buku yang saya baca dalam waktu satu minggu, jika ibu saya menilai bahwa “laporan buku ini ditulis setelah membaca buku ini secara akurat” maka dia memberi saya uang saku yang sesuai dengannya sehingga menurut saya sangat menyenangkan. Dan kemudian, saya terbiasa membaca buku.
+ Apakah kamu ingat laporan buku pertama yang kamu tulis?
Jika saya ingat benar, kisah Baekgu sang anjing Jindo (tertawa). Itu adalah buku yang paling diingat. Buku yang saya baca seperti dengan teman-teman seusia saya. Saya menyukai seri Harry Potter, dan ada sebuah program televisi Exclamation Mark, ‘kan? Jargon “buku, buku, buku, mari baca buku” sangat populer (dari program itu) dan saya membaca banyak buku yang direkomendasikan oleh mereka. Saya rasa saya sudah berada di sekolah menengah. Juga, saya membaca buku yang dibaca kakak perempuan yang dua tahun lebih tua dari saya.
+ Apakah kamu menerima banyak pengaruh dari keluargamu saat membaca buku?
Ada banyak buku di rumah karena ibu dan ayah saya suka membaca. Jadi rumah saya berbau seperti buku. Ibu saya menjalankan taman kanak-kanak dan dia juga pernah bekerja di kantor kemasyarakatan sebelumnya, jadi saya pikir saya pasti mendapat pengaruh. Buku biasanya dibaca di ruang pribadi. Jadi, menurut saya buku sangat mirip keluarga; karena hanya orang-orang di dalam ruang itu yang bisa membacanya. Jadi saya pikir sulit bagi seseorang untuk mengetahui berapa banyak yang dibaca orang lain. Ada lebih banyak kasus ketika buku yang saya baca tidak tumpang tindih dengan buku yang dibaca orang lain. Terkadang ada kasus ketika seseorang menyimpulkan bahwa lawan bicara tidak banyak membaca: “Oh, orang itu tidak membaca buku yang saya baca?”
+ Anak-anak sering mengintip di sekitar rak buku orang dewasa setelah selesai membaca buku mereka sendiri. Apakah kamu juga melakukan itu?
Saya juga begitu. Saya merasakan kekasaran saat pertama kali membaca Blindness. Sungguh menakjubkan karena rasanya seperti sebuah novel fantasi ketika saya masih muda tapi tidak terasa seperti sebuah fantasi dan saya dapat memahami beberapa konteks saat membacanya setelah saya bertambah dewasa.
+ Apakah kamu membaca buku yang sama beberapa kali?
Saya membaca, membaca, membaca dan membaca lagi. Saya membaca buku-buku yang saya suka.
+ Apa buku yang paling sering kamu baca?
Metamorfosis-nya Kafka. Buku ini agak “keterlaluan”, untuk mengekspresikannya dalam istilah modern. Jadi saya menyukainya sejak masih kecil. Saya pertama kali membaca buku ini ketika saya berada di sekolah dasar atau menengah dan saya berpikir: “mereka merekomendasikan buku semacam ini untuk anak-anak?” Saya juga sangat suka cerita pendek, terutama The Black Cat-nya Edgar Allan Poe. Saya bertemu dengan orang yang saya idealkan dan dapat saya kagumi dalam Demian. Orang-orang dewasa inilah yang akhirnya memilih daftar buku yang direkomendasikan untuk para remaja. Jadi saya pikir (buku yang sering saya baca) kebanyakan buku yang bagus untuk dibaca setelah kamu dewasa ketimbang saat remaja.
+ Metamorfosis adalah buku yang dikenal memiliki kalimat pertama yang paling mengesankan, jadi apakah itu membuatmu tertarik juga?
Saya membayangkannya. Ini tentang bagaimana sang protagonis “bermetamorfosis” menjadi serangga saat ia terbangun. Saya berbagi kamar dengan kakak perempuan saya saat itu dan saya membayangkan hal-hal seperti jika saya terbangun dari tempat tidur ini dan berada di posisi protagonis novel itu, apakah jendela akan terlihat sama, bagaimana meja kerja akan menjadi atau bagaimana saya bisa membuka laci? Buku Metamorfosis pertama yang saya baca adalah sebuah buku besar dengan ilustrasi. Buku itu berisi gambar hitam dan putih yang aneh. Saya membaca banyak versi Metamorfosis yang berbeda tapi menurut saya buku dengan ukuran besar yang pertama saya miliki sangat berkesan.
+ Buku mana yang akan kamu pilih jika kamu bisa pindah ke semesta novel?
Ada bagian mengenalkan buku di radio yang saya pandu dan ini adalah pertanyaan yang saya tanyakan kepada para bintang tamu. Saya tidak memberikan jawaban karena saya adalah DJ. Saya cepat memutarkan lagu karena menurut saya pertanyaan ini akan sulit dijawab (tertawa). Saya sangat suka genre fantasi jadi saya langsung berpikir untuk masuk ke buku karya Bernard Werber. Saya harap saya adalah salah satu karakter yang tidak berguna, bukan protagonis. Misalnya, seperti anjing yang memakan otak. Ini ada dalam The Ultimate Secret-nya Bernard. Saya pikir berada di dunia itu sudah cukup meski saya bukan protagonis.
+ Apakah kamu juga antusias untuk memiliki buku-buku juga?
Tidak juga. Saya percaya bahwa ada baiknya membaca buku dengan ceroboh, saya sering kehilangan barang dengan sangat mudah.
+ Lalu, apakah kamu meninggalkan buku-buku yang kamu bawa saat penampilan di luar negeri di kamar hotelmu tanpa merasa terikat?
Jika saya sudah beres baca semuanya. Sudah saya katakan bahwa saya membaca buku yang sama beberapa kali, ‘kan? Jadi, jika saya ingin membaca buku lagi saya membeli yang baru. Dan saya kehilangannya lagi.
+ Kamu pembaca yang hebat! (tertawa) Lalu, apakah membaca buku menjadi waktu istirahat buatmu?
Istirahat adalah saat saya tidak berpikir apa-apa. Saya pikir ini lebih seperti waktu untuk menderita daripada istirahat. Saya tidak berpikir membaca buku, menonton film atau mendengarkan musik adalah istirahat dalam arti yang sempurna. Ini lebih seperti periode persiapan untuk aktivitas kreatif. Saya menerima banyak inspirasi dari karya-karya medium lain seperti sastra.
+ Kamu seorang musisi yang menulis lirik dan lagu. Beberapa penyair memuji lirik “View”.
Itu adalah topik yang sangat ingin saya tuliskan sejak lama; fenomena mendengar warna. Ini adalah fenomena dimana suara bisa dilihat seperti warna. Ini adalah lirik tentang mengumpulkan citra multisensor indera dan indra keenam yang dimiliki orang dan mewujudkannya.
+ Lirikmu menggelitik rasa ingin tahu, seperti “Orgel” atau “A Gloomy Clock”. Rasanya seperti cerita dimulai dengan petunjuk tertentu dan sebuah cerita pasti terus berjalan sampai sekarang.
Mungkin saya punya selera buruk tapi saya sudah memasukkan banyak cerita jahat ke dalam lirik yang terlihat indah di mata orang lain. Lirik “Orgel” ditulis setelah menonton House of Wax. Saya tertarik pada hal-hal seperti karakter yang telah kehilangan akal karena terobsesi dengan cinta. Saya punya banyak lirik yang ditulis setelah menonton film dan buku bergenre thriller atau horor semacam itu. Saya ingin menciptakan suasana seram dalam lirik “Orgel” dengan protagonis laki-laki sebagai narator yang terus menahan orang yang dia cintai. Saya menulis lirik “Obsession” setelah membaca cerita pendek Edgar Allan Poe dan itu juga tentang sisi gelap cinta. Saya menulis “A Gloomy Clock” saat saya sedang murung. Pada saat itu saya selalu mengatakan: “Saya murung, saya murung” untuk apapun yang saya lakukan. Saya pikir saya ingin memberikan penghiburan keji bahwa “kamu bukan satu-satunya yang murung”.
+ Apa artinya menulis lirik?
Ada banyak batasan dalam genre musik itu sendiri karena kamu harus menyampaikan sebuah cerita dengan sangat baik dalam waktu singkat. Ini menarik tapi juga sulit. Karakter orang yang bernyanyi memberi pengaruh lebih besar. Hal yang paling sulit adalah menulis lirik dengan melodi yang ditulisnya bukan oleh saya. Ada kasus ketika saya harus mengintegrasikan dan mengambil sebagian kecil untuk menulis bahkan ketika saya memiliki sejumlah besar cerita yang ingin saya sampaikan. Ini seperti ketika hanya ada sekitar dua puluh suku kata dalam sebuah melodi dan saya memiliki lebih dari 50 huruf yang ingin saya tulis. Itu berarti saya harus hanya memakai hal-hal pentingnya saja.
+ Ini mirip dengan proses merevisi?
Setelah melalui beberapa proses pemilahan, terkadang lirik itu pas. Dalam beberapa kasus, akhirnya saya tolak setelah mengulangi pekerjaan menambahkannya ke sana sini. Saya terus-menerus menulis lirik dengan konsep ini dan saya pikir ada melodi yang bisa mengekspresikan dengan baik daripada yang lain pada akhirnya. Menulis lirik adalah sebuah pekerjaan aneh seperti itu.
+ Kamu menamai buku pertamamu Sanhayeob (Skeleton Flower), dan ini juga menjadi lagumu. Apa kekuatan pendorong dalam merilis bukumu?
Saya pikir merilis buku itu semata-mata untuk keinginan pribadi saya. Saya memiliki kebiasaan untuk menyelidiki sebuah kata dan saya menyukai istilah “perasaan memiliki” pada saat itu. Sastra dan film menjelaskan pengantar, pengembangan, pembelokan dan konklusi sebuah cerita; ada sebelum dan sesudah sebuah cerita. Tapi musik tidak memilikinya. Ini sangat gratis. Jadi ketika saya sedang menulis, saya ingin imajinasi dan tulisan saya menjadi milik musik saya. Saya menulis berharap bahwa cerita tentang buku ini memengaruhi musik ini dan cerita tentang musik ini mempengaruhi buku ini … Saya dapat menulis dan melepaskan buku saya tidak hanya melalui kekuatan buku ini, tetapi juga karena musik dan lirik yang telah saya tulis. Jadi rasanya lebih suka mengumpulkan lirik daripada menulis buku.
+ Kamu menamai buku pertamamu sebagai sebuah novel koleksi, mengapa kamu memutuskan untuk memilih bentuk novel ini?
Mudah untuk mengekspresikan “rasa memiliki imajinasi” yang saya ceritakan dalam sebuah bentuk novel. Alasan mengapa karena ada banyak cara berekspresi dalam genre novel itu sendiri. Jadi ada wawancara-wawancara, cerita-cerita dan bahkan surat-surat dalam novel yang saya tulis. Saya memilih novel karena saya memiliki keinginan pribadi untuk selalu menulis semua hal ini sekaligus. Tapi saya menyesal berpikir: “ah, itu sulit”. Saya menyesal mengira saya bukan orang yang bisa menulis hal-hal semacam ini (tertawa). Hemingway pernah mengatakannya. Semua draft adalah sampah. (tertawa) Orang bilang musik adalah sesuatu yang hebat tapi saya tahu itu bukan sesuatu yang hebat seperti yang saya lakukan. Tapi seni dalam bentuk tulisan tetap menjadi obyek kekaguman dan khayalan besar bagi saya. Jadi saya berharap tulisan itu bisa menjadi musik seperti itu bagi saya juga. Fantasi-fantasi hancur saat kita menaklukkannya. Saya harap fantasi ini pecah suatu hari nanti.
+ Apakah kamu mendengarkan musik saat membaca buku?
Tidak, tak pernah. Saya harus membaca buku hanya jika saya ingin membacanya dan mendengarkan musik hanya jika saya ingin mendengarkannya.
+ Apakah ada buku yang sedang kamu kerjakan?
Saya punya tapi saya pikir ini akan memakan waktu yang sangat lama. Saya pikir sangat penting untuk melaju seiring berjalannya waktu. Jika saya memiliki semangkuk, itu berarti saya memiliki pekerjaan yang bisa saya publikasikan sampai saya menghabiskan mangkuk itu. Jika ada sesuatu yang kurang dalam hal-hal yang memenuhi mangkuk itu, maka saya yakin saya hanya bisa mempublikasikan karya dengan mangkuk yang sudah terisi sebanyak itu. Saya telah melakukan begitu banyak aktivitas sejauh saya merasa telah menghabiskan semua, bahkan luberan di luar, yang ada di mangkuk saya tahun lalu dan tahun sebelumnya. Rasanya saya bahkan telah menghabiskan aroma yang menguar dari mangkuk itu …. Saya menunggunya terisi lagi.
*
Cuman pengen co-pas bagian ini: ‘Saya harap saya adalah salah satu karakter yang tidak berguna, bukan protagonis. Misalnya, seperti anjing yang memakan otak. Ini ada dalam The Ultimate Secret-nya Bernard. Saya pikir berada di dunia itu sudah cukup meski saya bukan protagonis.’
Salah satu idol yang mulai aku lirik setelah tau kalo dia nerbitin buku dan nulis lirik. Dan berakhir kayak Hemingway, yang terlihat, entah yang dirasa.
Udah musisi, ganteng, suka baca lagi, keren banget–sayang, akhirnya bunuh diri juga.