Dalam mitos Arthurian, para Knights of the Round Table atau Kesatria Meja Bundar berdiri sebagai simbol kebajikan, kehormatan, dan persaudaraan yang abadi. Namun, di dalam semesta Fate series, narasi mereka dimaknai ulang menjadi serangkaian kontradiksi yang menggugat idealisme asli mereka.
Apakah ini penghianatan terhadap legenda atau justru penggambaran lebih manusiawi? Mungkin jawaban itu bukan untuk dicari, melainkan dirasakan.
1. Raja Arthur
Raja Arthur adalah sosok legendaris dari sejarah Inggris.
Dalam seri Fate, Altria digambarkan sebagai seorang wanita yang tetap memegang peran sebagai King of Knights.
Selalu terlihat bersama Excalibur, pedang legendaris dari Lady of the Lake, Altria dikenal berkemauan keras, pemberani, dan selalu jujur. Bagi Altria, jenis kelamin tidak mempengaruhi perannya sebagai raja dan ksatria, karena ia lebih mengutamakan konfrontasi adil berdasarkan kode-kode ksatria.
Sebagai raja, Altria mengorbankan kebutuhannya sendiri demi rakyatnya, menganggap dirinya sebagai martir bagi cita-citanya. Pendekatan pragmatis ini sering kali melibatkan pengorbanan demi keselamatan yang lebih besar.
Sayangnya, sikapnya yang terlihat dingin dan tanpa emosi menyebabkan beberapa kesatria mulai meragukannya, meninggalkannya, dan bahkan memberontak.
2. Lancelot
Lancelot, dikenal sebagai Knight of the Lake, adalah salah satu ksatria terkuat dalam legenda asli Knights of the Round Table. Ia dibesarkan oleh Lady of the Lake, Vivian, karena kehilangan orang tuanya.
Lancelot diundang ke Camelot untuk bergabung dengan Knights of the Round Table. Ia menjalin persahabatan erat dengan Guinevere, istri Raja Arthur. Keduanya saling memahami dan memiliki tujuan yang sama untuk membantu sang raja menjalankan pemerintahannya.
Namun, perasaan cinta mulai tumbuh antara Lancelot dan Guinevere, dan terjadi perselingkuhan yang berakhir jadi tragedi.
Lancelot, dalam Fate/Zero, adalah puncak dari tragedi seorang kesatria. Kegagalannya menjaga kesetiaan kepada rajanya dihantui oleh cinta terlarang dengan Guinevere. Sebagai Berserker, Lancelot adalah simbol kehilangan akal, di mana kehormatannya berubah menjadi jeritan amarah tak terungkap.
Dalam FGO Camelot, ia muncul sebagai ksatria yang, meski dikutuk oleh dosa-dosanya, tetap memperlihatkan kebanggaan seorang pelindung. Di sinilah Lancelot menjadi manusia, bukan sekadar mitos.
3. Gawain
Dalam kisah aslinya, Gawain sangat setia kepada Raja Arthur dan memiliki ambisi untuk melihat rajanya menjadi yang terbaik, meski kesetiaannya terkadang membabi buta.
Dalam Fate/Extra, Gawain adalah ksatria yang teguh, seperti matahari yang tak pernah meragukan tempatnya di langit. Namun, justru kepastian ini yang menggerogoti kompleksitasnya. Apakah keberaniannya adalah manifestasi dari keyakinan atau ketidaktahuan akan realitas?
Ia membawa pedang yang menyala seperti matahari, tetapi di dalamnya tersembunyi bayang-bayang kesombongan dan ketidakmampuan untuk mempertanyakan moralitas rajanya.
Kembali dalam FGO Camelot, ia masih seorang kesatria yang tangguh dan loyal. Saking setianya tak mempertanyakan apakah rajanya berbuat salah atau tidak.
4. Mordred
Dalam legenda Knight of the Round Table, penyihir Morgan le Fay mengekstrak sperma dari Raja Arthur, dan menciptakan homunculus tiruan darinya yang menjadi Mordred ini.
Mordred adalah wajah revolusi. Dalam Fate/Apocrypha, ia berdiri sebagai karakter yang haus akan cinta seorang ayah yang tak pernah ia miliki. Namun, pemberontakannya terhadap Raja Arthur bukan hanya sekadar pemberontakan fisik, melainkan kritik terhadap sistem yang mendewakan keadilan namun melupakan empati.
Ironi terbesar Mordred adalah ia menginginkan pengakuan dari figur yang ia coba hancurkan.
5. Tristan
Dalam FGO Camelot, Tristan digambarkan sebagai sosok melankolis yang tak pernah benar-benar pulih dari rasa bersalah.
“Harp of Healing”-nya tidak membawa kedamaian, tetapi luka yang terus terbuka. Tristan mengingatkan kita bahwa ksatria bukan hanya bertempur untuk kemenangan, tetapi juga untuk menghadapi kehilangan. Sebuah lagu tanpa akhir, begitulah dirinya.
6. Bedivere
Bedivere adalah simbol pengabdian yang melampaui hidup dan mati.
Dalam FGO Camelot, ia menjadi penjaga misi terakhir Raja Arthur, bahkan ketika tugas itu melawan kemanusiaannya sendiri.
Pengorbanan Bedivere adalah cerminan dari kesetiaan yang tak membutuhkan balasan, sebuah kebajikan yang langka di dunia di mana kepentingan pribadi sering menjadi prioritas.
7. Percival
Sebagai tambahan baru di FGO Lostbelt – Avalon le Fae, Percival membawa energi yang berbeda. Ia adalah kesatria yang tak terkorupsi oleh politik Meja Bundar.
Dalam dirinya, kita melihat kilasan dari apa yang seharusnya menjadi inti seorang ksatria: keberanian yang lahir dari kepercayaan pada kebenaran.
Dalam dunia Fate, ia berdiri sebagai harapan kecil di tengah kekacauan.
8. Gareth
Gareth adalah wajah kepolosan yang terperangkap di dalam konflik dewasa.
Dalam Avalon le Fae, ia adalah kesatria muda yang masih belajar memahami dunia di sekitarnya. Namun, keberaniannya bukanlah kurangnya rasa takut, melainkan keberanian untuk melangkah maju meskipun takut.
Gareth adalah harapan bahwa masa depan Meja Bundar tak sepenuhnya suram.
9. Galahad
Dalam diri Galahad, yang sebagian hidup melalui Mash Kyrielight, terdapat dualitas yang unik. Di satu sisi, ia adalah kesatria terideal—murni dan tak bercela. Di sisi lain, ia menyerahkan tubuhnya kepada Mash, simbol generasi baru.
Dalam FGO, Galahad adalah penerus yang memilih untuk percaya bahwa dunia bisa lebih baik, meskipun harus melepaskan ego dirinya sendiri.
10. Agravain
Agravain adalah saudara Gawain, Gareth, Gaheris, dan saudara tiri Mordred. Ia seorang assassins yang dikirim oleh Morgan le Fay untuk menyusup ke Knights of the Round Table.
Meski diperintah oleh Morgan, ia mengklaim bahwa tindakannya dilakukan karena ia percaya bahwa Raja Arthur adalah raja yang tepat untuk Inggris.
Agravain mengidolakan Raja Arthur, menempatkannya di atas semua manusia lainnya, dan memiliki kepribadian yang tenang, penuh perhitungan, dan kejam.
Perselingkuhan antara Lancelot dan Guinevere ditemukan olehnya. Sehingga ada konflik antara mereka berdua.
Agravain mengungkapkan bahwa keinginannya yang sebenarnya adalah membangun kerajaan yang sempurna untuk rajanya, meski jalan salah sekalipun. Kontras dengan Bedivere yang mengagumi dengan belas kasih.
Kesatria Meja Bundar dalam Fate Series adalah cerminan dari kompleksitas manusia: penuh dosa, namun tetap memiliki momen kebajikan.
Fate menunjukkan bahwa para ksatria adalah manusia, dengan semua cacat dan kemuliaannya. Apakah ini bentuk penghormatan? Atau pengkhianatan? Pertanyaannya, seperti para ksatria itu sendiri, tetap terbuka.
Dan seperti itu pula legenda hidup, terus berubah dan beradaptasi, menunggu kita untuk memaknainya kembali.
Agar tak ketinggalan tulisan menarik lain seputar anime dari Kearipan bisa ikuti di Google News.