Kopi diciptakan oleh sejarah, nikmatnya oleh filsafat. Ah ketika sebagian besar penduduk bumi didera kemiskinan, dan mungkin di belahan dunia sana sedang terjadi konflik berdarah, kenapa saya bisa-bisanya duduk santai sambil menyesap secangkir kafein? Kenapa belajar soal humaniora; sastra, psikologi, sosiologi, seni budaya, filsafat, padahal banyak tersebar manusia yang sedang terdzolimi?
Dan pertanyaan-pertanyaan ini sedikit terpecahkan dan tercerahkan lewat satu saluran Youtube dari The School of Life, yang dengan baik hatinya mengajak kita piknik.
The School of Life adalah sebuah organisasi yang didirikan pada 2008 dan cabangnya berbasis di Melbourne, Paris, Amsterdam, Belgrade, Antwerpen, Istanbul dan London. Menawarkan berbagai program dan layanan terkait tentang cara menjalani hidup dengan bijaksana dan baik: menemukan pekerjaan, menguasai hubungan, mencapai ketenangan, dan memahami dan mengubah dunia. The School juga menawarkan layanan psikoterapi dan bibliotherapy, ibaratnya ini sebagai ‘apotek untuk pikiran’.
Kita sebagai siswa diarahkan ke berbagai ide, dari filsafat ke sastra, dari psikologi terus ke seni visual, sehingga ini bakal menggelitik, memanaskan dan memperluas pikiran kita. The School of Life nggak berafiliasi ke salah satu institusi agama, pendidikan, yayasan atau organisasi lainnya, dan menyatakan diri sebagai area ‘bebas dari dogma’. Karena inilah saya bilang kuliah sekuler.
Alain de Botton is a philosopher who likes the best of religion, but doesn’t believe in God. So he’s created “The School of Life,” a secular community in London.
Ya, pendiri dari The School of Life adalah orang yang menerbitkan buku berjudul “Religion for Atheists: a Non-believer’s Guide to the Uses of Religion”. Dan bisa dibilang The School of Life ini adalah agamanya buat para atheis. Jadi saya kasih wejangan harus waspada kalau belajar di sini, khususnya buat yang beragama tapi imannya lemah.
Iya kamu yang imannya lemah dan takut goyah, mending nggak usah ikutan.
Kalau imanmu tebal, atau mungkin kamu orangnya nggak terlalu mikirin soal imanmu, baru boleh belajar dari saluran Youtube ini. Nah bagi yang beriman namun mau bermain, mari piknik di sini, mari ingat sejarah. Bukankah filsafat dari Yunani kuno bisa kita pelajari sekarang berkat digali oleh peradaban Islam? Sekali-kalinya dalam sejarah Islam bisa lebih maju dari peradaban Barat adalah di masa dinasti Abbasiyah Baghdad abad ke-9. Zaman itu umat Islam sangat terbuka, belajar darimana saja, mereka mendatangkan ahli matematika dan kedokteran dari Hindu India dan dikembangkan di Baghdad, mereka belajar filsafat Yunani dari Plato, Aristoteles, Socrates, sampai matematika Archimedes.
Era keemasan Islam di Baghdad ditandai dengan berkembangnya ilmu agama, filsafat dan ilmu pengetahuan. Khalifah mendorong para ulama dan sarjana untuk berlomba-lomba mengkaji ilmu.
Pada akhirnya, perjalanan manusia mencari dan menemukan makna eksistensi itu akan berakhir dengan keberadaannya di tepi jurang. Artinya, perjalanan itu pun tidak membawa manusia pada ditemukannya makna hidup. Kendati begitu, manusia tetap harus menjalani eksistensinya. Soren Kierkegaard dan Nicholas Berdyaev sampai pada kesimpulan bahwa tanpa kehadiran Tuhan sebagai mitra dialogis, manusia niscaya akan menghayati eksistensi yang hampa makna serta menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan belaka.
Oh ya kalau boleh jujur, saya adalah orang yang nggak percaya dengan Tuhan. Nggak ada Tuhan! Karena nggak ada Tuhan selain Allah.
Kalau saya lebih memilih “Talk Islam” yg sama-sama dari Australia. Iman saya belum kuat, nonton video-video di channel tsb.
Sebenernya yg bahaya itu institusi di dunia nyatanya, buat videonya ambil sisi pengetahuannya.
Kata guru saya, kalau mempelajari ideologi lain di luar Islam dengan niat untuk mencari kelemahannya, memang tidak masalah, asal orang tersebut sudah memiliki dasar yang kuat tentang agamanya.
Gak perlu belajar di school life, tiap permasalah yg menghampiri kita adalah school life 🙂
Iya, nggak perlu belajar.
Wow… iya kalau membuka sesuatu yang bersinggungan dengn atheis mah kudu iman yang kuat, soalnya buat menjelaskan logika mereka yang kadang-kadang agak maksa tapi logis :haha. Bagus sebagai bahan referensi dan tambahan ilmu semata sih kanal ini kalau menurut saya Mas, tapi untuk pertimbangan keyakinan, saya rasa nanti dulu :)).
Penasaran baru buffer video yang atas, introduction. Mesti hati-hati kalau nonton ini. Memang kelihatannya tidak ada niat apa-apa dari pembuat video. Mereka cuma menyampaikan pendapat. Dan pendapat mereka ini mesti hati-hati kita dalam mencernanya. 🙂
Baca artikel ini gue kayak belajar sejarah. Menambah ilmu buat gue.
Ntar ditonton deh. Lagi bad mood juga. Thanks buat infonya yah, hehehe
Jadi kebayang, betapa luar biasanya pada masa kejayaan Islam itu..
wahh.. Iman saya terlalu lemah kalo harus nimbrung di School of Life ini mah, Rip.
Yang sangat percaya tiada tara hanya Allah sebagai Tuhan satu-satunya, para nabi sebagai utusannya dan Al-Hazen sebagai penemu Fotografi, tidak peduli sama yang lainnya. Halah. x))
Baru tau soal Al-Hazen, penemu pinhole ternyata ya.
Saya sih nonton aja, gak ngaruh. Gimana mau ngaruh gak ngerti bahasa inggris ,hehe…
Cieee.. Kata-kata terakhirnya.. Mau dapet pahala lebih yaaaa? 😛