Dua minggu lalu, Joy Division dan ceramah Slavoj Zizek masih bertengger di beranda Youtube saya. Semesta goyah ketika SM Entertainment melempar Red Velvet dan BoA ke panggung, di minggu yang sama.
Fans K-Pop pasti paham ritual pemutaran Youtube begini: menyetel berulang kali MV terbarunya, menonton penampilannya di acara musik (SBS Inkigayo, KBS Music Bank, MBC Music Core, Mnet M Countdown, MBC Show Champion, Arirang Simply K-Pop), kadang lewat video fancam, sesekali menonton MV Reaction yang diunggah dari pereaksi beken sampai yang fans bau kencur, dan akhirnya, memutar ulang lagu-lagu terdahulu dari idol kita itu. Berkat “Bad Boy” dan “Nega Dola”, rusak sudah playlist Youtube saya. Jadi Korea kabeh.
Comeback juga jadi tanda bahwa idol kita itu bakal jadi bintang tamu di berbagai variety show. Sehingga ada alasan untuk menonton Weekly Idol episode 340 dan Knowing Bros episode 111.
Menonton keduanya, yang membicarakan BoA, adalah kuliah singkat tentang fragmen sejarah gelombang hallyu paling penting. Tanpa BoA, mungkin SM bakal bangkrut dan enggak punya duit buat bikin grup idol selanjutnya.
BoA bisa dibilang idol Korea pertama yang saya sukai, jauh saat saya belum doyan skena K-Pop, bahkan saat K-Pop sendiri belum jadi kesadaran umum. Lagu yang berkumandang di ending Inuyasha yang menampilkan Kagome di atas sepeda sambil membonceng si manusia setengah siluman itu begitu saya sukai waktu bocah dulu, dan masih membekas sampai sekarang. Meguru meguru toki no naka de / Bokutachi wa ai o sagashiteiru / Tsuyoku tsuyoku naritai kara / Kyou mo takaisora miageteiru. Jujur, kalau terputar lagu ini saya bakal langsung melankolis, bahkan mata jadi agak berair.
Kok bisa orang Korea nyanyi Jepang? ketus saya saat dikasih tahu siapa penyanyi aslinya.
Begini sejarahnya. Pada usia sebelas tahun, seorang gadis menemani kakaknya ke audisi pencarian bakat SM Entertainment, namun dia pun malah ikut terpilih. Gadis bernama Kwon Bo-ah itu menjalani dua tahun pelatihan (pelajaran vokal, tarian, bahasa Inggris, dan bahasa Jepang), dan pada usia tiga belas tahun merilis album debutnya; Peace B di Korea Selatan pada 25 Agustus 2000.
Sementara itu, label rekaman SM membuat perjanjian dengan label Avex Trax dari Jepang untuk meluncurkan karir musiknya di negeri sakura itu. Menaklukan Jepang, yang merupakan pasar musik terbesar kedua di dunia, bukan cuma alasan bisnis, juga sangat ideologis. Dipaksa untuk berhenti sekolah untuk mempersiapkannya dan pada awal tahun 2001, BoA merilis mini album pertamanya, Don’t Start Now.
Setelah dirilis, dia mengambil hiatus dari industri musik Korea untuk fokus pada pasar Jepang dengan tetap berusaha untuk memperkuat ketrampilannya dalam bahasa Jepang. Album debutnya di Jepang, Listen to My Heart, dirilis pada tanggal 13 Maret 2002. Album ini merupakan terobosan dalam karir BoA: memulai debutnya di puncak Oricon, menjadikannya artis Korea yang pertama melakukannya. Single, “Every Heart: Minna no Kimochi”, dirilis pada hari yang sama dengan album tersebut. BoA, yang membuka jalan gelombang Hallyu, melakukannya di era tanpa media sosial, dengan bakat dan kerja keras.
BoA menyebut hip hop sebagai pengaruh musik utamanya, meskipun ia juga menikmati R&B. Musisi favoritnya adalah Whitney Houston, Michael Jackson, Justin Timberlake, dan Ne-Yo; Akibatnya, sebagian besar musik BoA adalah dance-pop atau R&B.
Karena dia juga menyanyikan balada, dia sering dibandingkan dengan penyanyi Jepang Ayumi Hamasaki dan Hikaru Utada. Soal tarian, jangan ditanya lagi. Koreografi No. 1 malah jadi tarian wajib yang harus dikuasai seorang trainee idol.
Karena komposisi dan penulisan lagu-lagu BoA banyak ditangani oleh stafnya, BoA sering dikritik sebagai “bintang pop buatan”. Sebagai tanggapan atas kritik tersebut, BoA mengatakan bahwa “jika seseorang memaksa keinginan mereka sendiri akan sesuatu, maka hal-hal yang seharusnya bisa berjalan dengan benar bisa dengan mudah jadi salah” dan bahwa dia tidak terlalu kecewa dengan sebutan bintang pop buatan itu. Karena memang, itu memang benar.
Karena SM menciptakan lingkungan dan semua kondisi di sekitarnya, dia bisa sukses dengan jalan seperti itu. Begitu juga formula K-Pop secara keseluruhan, bahwa idol bukan dilahirkan melainkan diciptakan dan dipasarkan.
Sejak 2014, BoA telah menjadi bagian dari direktur tim kreatif di SM Entertainment.
Di Knowing Bros episode 111, ketika BoA masuk, Heechul langsung menyambutnya dengan lebay, seperti seorang bawahan menghadap bosnya. Padahal secara usia, Heechul jelas lebih tua, meski debut lebih belakangan. Kang Hodong mengingatkan Heechul agar tetap memakai banmal, bahasa kasar untuk teman sebaya.
Meski Hodong pun rada waswas ketika harus pakai banmal, karena agensinya sendiri SM, dan BoA sekarang sudah duduk di dewan direksi. Salah satu obat penghibur paling manjur bagi saya belakangan ini adalah menonton potongan klip Knowing Bros, meski sudah menonton episode penuhnya.
Selain mengisi ending Inuyasha, lagu BoA lainnya juga dijadikan lagu opening Fairy Tail. Saya sendiri cuma mengikuti manganya, tapi saat mencoba mendengar lagu-lagu opening-nya, saya langsung tahu kalau yang nyanyi BoA, dan memutuskan ini jadi lagu Fairy Tail terbaik.
Seperti lagu-lagu anime lainnya, mereka selalu bikin vitalitas hidup makin meningkat dan efek samping berupa keinginan untuk menonjok monster dan mengubah dunia ke arah yang lebih baik. Harapannya sih bisa mengisi soundtrack One Piece, seperti TVXQ yang pernah juga.
Oh ya, penulisan nama BoA merupakan wejangan langsung Lee Soo-man, dengan akronim dari “Beat of Angel” dan “Best of Asia”. BoA memang diplot dengan misi menaklukkan negara mantan penjajahnya. SM menyadari betapa kecilnya pasar musik Korea, dengan penjualan hanya $ 300 juta pada tahun 2000 dibandingkan dengan penjualan di Jepang senilai $ 6,4 miliar.
Meningkatnya persaingan saham di pasar musik Korea yang relatif kecil dikombinasikan dengan prospek menembus pasar luar negeri yang lebih besar membuat SM mengubah visinya untuk mengekspor idol Korea. Kesuksesan BoA di Jepang ikut memuluskan langkah boyband TVXQ. Dan keuntungan yang didapat dari mereka, diinvestasikan untuk membangun grup idol berikutnya: Super Junior dan SNSD, dan terus berlanjut ke idol-idol terbaru.
Nostalgia terhadap sebuah jenis musik favorit saat remaja yang awet hingga dewasa atau usia lanjut adalah fenomena yang lazim dialami setiap orang. Kenyamanan atas karya dari musisi favorit saat melewati masa puber akan terus ada di bawah alam sadar. Jika kamu kebetulan memakai laptop saya dan memutar Youtube dengan autoplay, maaf-maaf saja karena bakal terputar lagu-lagu BoA.
Saya baru tau BoA itu orang Korea dan artis SM
Beberapa kali nonton video Bad Boy, beranda langsung penuh serba-serbi Red Velvet