Bagai ikan salmon1, berbondong-bondong manusia dari beragam jenis melebur ke jalan, mengarungi arus pun jeram penuh resiko, kembali menuju hulu. Katakanlah ini sebuah pawai, sebuah parade bagi mereka yang rindu muaranya: kampung halaman. Dalam artian bisa kampung halaman secara harfiah, dan tak jarang mereka sampai pula ke tujuan pulang sesungguhnya, menuju haribaan-Nya.
Lebaran adalah sebuah masa untuk melebur dan meliburkan diri. Setelah sebulan nafsu seorang manusia dikekang, maka H-beberapa-hari nafsu konsumtif manusia seakan menjadi hal lumrah, bahkan halal. Terlihat peningkatan populasi di sekitar pusat perbelanjaan, padahal dalam sebuah hadist, Allah jelas-jelas menyebutkan ketidaksukaannya terhadap tempat yang bernama pasar2. Karena pasar adalah tempat yang melalaikan, tempat pamer aurat, tempat kegaduhan dan obrolan tak karuan. Begitulah pasar, sebuah wadah ikhtilath, campur baur cewek-cowok, dan kita menikmati tempat busuk ini, yang bahkan oleh Zarathustra sang penyeru kematian Tuhan pun, pasar dianggap suatu yang hina3.
Lebaran jadi sebuah perayaan asyik bagi masyarakat Indonesia, bukan hanya Muslim yang kecipratan, tapi keseluruhan rakyat Nusantara! Jika di Amerika sana ada libur musim panas yang disambut gegap gempita, salah satunya lewat perilisan beragam film Hollywood mentereng, maka di sini pun semaraknya terasa pas di saat libur Idul Fitri. Di sana anak sekolahan mendapat uang jajan tambahan untuk vakansi liburan musim panasnya, maka saat lebaran ada yang namanya tunjangan hari raya, kita pun senang bukan kepalang layaknya bocah saat mendapat ini. THR disebar, daya beli masyarakat meningkat, dan dengan piciknya para kapitalis pun mengeluarkan siasat promosi menarik, utamanya diskon, untuk menguras kantong orang-orang yang baru pegang duit tadi.
Lebaran pantas juga disebut sebagai ajang revolusi; lepas dari kekangan, menuju kebaruan. Orang-orang lebur dan libur, bergerak dalam suatu massa. Ada yang benar-benar baru secara spiritual, namun kebanyakan sebatas bajunya yang baru. Sama seperti sebuah revolusi, hanya segelintir yang memaknai, sisanya, yang jumlahnya banyak, yang justru cuma ikut-ikutan. Tapi tetap, dalam revolusi, begitu juga lebaran, sesuatu yang sah kita ikut ambil bagian dalam perayaan ini. Bergerak dalam barisan massa meraih kemenangan.
Ya, lebaran adalah pawai besar, sebuah karnaval gegap gempita. Lebaran adalah libur musim panasnya rakyat Indonesia. Lebaran pun menjadi sebuah revolusi. Maka pantaslah kita merayakannya, dengan melebur dan melibur, kecuali bagi mereka yang tetap lembur. Selamat hari raya bagi semua. Allahu akbar!
+
Post-scriptum:
- Yahoo! News: Zens RS – Mudik ke Haribaan Mata Air
- Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasar (H.R. Muslim no. 671)
- Goenawan Mohamad – Zarathustra di Tengah Pasar
Semoga kita termasuk yang benar-benar baru secara spiritual, bukan sebatas bajunya yang baru.
Selamat Lebaran
Amin. Taqaballahu minna wa minkum.
Selamat berlebaran kak. 😀
Selamat lebaran bang arip! ^^
Taqaballahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum
maaf lahir dan batin ya Rif 🙂
Taqaballahu minna wa minkum.
Semoga shaum kita diterima Allah swt. Selamat berlebaran. 😀
aamiin… 😀
Maaf lahir batin kang 🙂
Mohon maaf lahir batin saja dulu gan
Selamat Hari raya Lebaran, semoga khususnya saya tidak semakin “Lebaran ”
Demen gue baca postingan yang ada footnotenya begini, berasa balik ke zaman skripsian :p
Ayoh skripsian lagi kak, temenin aku yg males ini.
Selamat lebaran, bang arif, semoga dibersihkan semua kesalahannnya, amin. *sama-sama* 🙂
Itu judulnya gue kira lembur, taunya lebur. Hadeuh, mungkin efek lagi banyak pikiran. -_-
Btw selamat lebaran, Rip. Mohon maaf kalau ada salah kata yah. ^_^
Sae tuh Kang kalimat ini: kalo di Amerika gegap gempita di musim panas dengan perilisan film hollywood, di sini persis saat idul fitri.. hehehe 🙂 Met lebaran mohon maaf lahir dan batin.. 🙂 Dan kasihan ya yang lembur tuh saat lebaran, waduuuhhhh… 🙂
Taqaballahu minna wa minkum. Maaf lahir dan batin kang.
Taqabbalallahu minna wa minkum, Arip. Happy eid!
Lebaran tahun ini mudik kemana rip?
Habis mudik-mudikan ke jalur pantura dan nyusur perbatasan Majapahit-Sunda.
Rutenya Bandung-Majalengka-Kuningan-Cirebon-Brebes-Bumiayu-Majenang-Cilacap-Pangandaran-Tasik-Garut-Bandung selama 6 hari.
selamat lebaran kang, iya gue tau udah telat. Manusia kan emang tempatnya salah…
semoga libur lebaran kemarin engga bikin nafsu yg terkekang menjadi meledak ledak *lihat cermin*
Selamat berlebaran juga! Meskipun nggak melebur mudik di jalan dengan orang yang bermudik, tapi tetep kena macetnya karena macetnya sampe depan rumah nenek.