Secara matematis, bermain rolet Rusia relatif aman ketimbang main layangan. Lima dari enam orang bakal selamat, atau ada 83,33% peluang untuk hidup jika memainkannya dengan revolver silinder putar Smith & Wesson, dan peluang bakal meningkat sedikit bila memakai beceng sejenis bermerk Nagant. Rolet Rusia sendiri sejenis permainan adu nasib yang bisa membawa maut, kamu isi sebutir peluru di dalam sepucuk revolver, putar silindernya, arahkan moncong revolver sejajar kepala dan akhiri dengan menarik pelatuknya. Sudah bisa dipastikan, dalam rolet Rusia, kamu hanya akan mati jika ada bunyi dor, bandingkan dengan main layangan, sebab-sebab kematiannya bisa karena jatuh ke jurang atau tertabrak mobil saat berburu layangan putus, atau tersambar gledek, atau leher tersayat benang gelasan. Lewat rolet Rusia kamu bakal tau hasil akhirnya, antara mati dan enggak mati, sementara main layangan kau tetap enggak bisa meramal kapan akan mati.
Semua berkat Red Velvet yang ngerilis mini album juga trek lagu berjudul ‘Russian Roulette’, saya jadi penasaran buat nyari referensi soal permainan maut ini. Banyak fakta seru yang saya temukan. Tapi sebelumnya, sebagai fanboy grup cewek ini, saya berkewajiban untuk sedikit membahas soal video musik mereka. Lagunya sendiri bernuansa retro pop 80an dengan nuansa musik latar game video jadul, yang bakal pas dijadikan lagu soundtrack opening anime. Jujur, saya kurang suka lagunya, tapi bukan berarti buruk, hanya enggak sesuai ekspektasi. Yang paling menarik adalah dari konsep videonya. Secara estetik enggak usah diperdebatkan lagi, mereka selalu berhasil menghadirkan kesintingan, yang kali ini mengawinkan keimutan dan kematian. Saya merasa sedang menonton Happy Tree Friend versi lembut. Dari khazanah internet, saya menemukan sebuah analisis fan yang begitu bombastis: dikatakan bahwa konsepnya mengusung semangat feminisme, serpihan tayangan animasi dari Itchy & Scratchy (parodi Tom & Jerry di The Simpsons) sebagai propaganda anti-kekerasan. Saya menyangsikan kalau $M bisa sebijak ini. Kalau boleh berteori, dan ini didasarkan dari ujaran mereka di siaran langsung V Line App, alurnya sendiri sederhana; soal ‘saling membunuh’ satu sama lain agar kesempatan ditembak kecengan lebih besar.
Kita simpan dulu Russian Roulette-nya Red Velvet, dan kembali bahas rolet Rusia sungguhan. Jauh sebelum istilahnya ada, permainan maut ini sudah ditemukan dalam novel The Fatalist-nya Mikhail Lermontov yang terbit 1840. Seorang karakter minor diceritakan menempatkan senjata yang enggak diketahui berisi berapa peluru ke kepalanya, menarik pelatuknya dan selamat. Istilah rolet Rusia pertama kali digunakan dalam sebuah cerita pendek tahun 1937 oleh Georges Surdez. Namun, cerita menggambarkan pistol yang dipakai hanya menyisakan satu ruang kosong peluru, bukan sebaliknya:
‘Pernahkah kamu mendengar rolet Rusia?’ … Tentara Rusia di Rumania, sekitar tahun 1917 … beberapa petugas akan mengeluarkan pistol, meletakan di mana saja, di atas meja, mengeluarkan satu kartrid dari silinder, memutar silinder, memasangkan kembali seperti semula, mengarahkan ke kepalanya dan menarik pelatuk. Ada peluang lima berbanding satu untuk memicu kartrid berisi dan meledakkan otaknya agar muncrat mengotori ruangan.
Terjemahan cuplikan Russian Roulette karya Georges Surdez
Berkat cerpen ini, Surdez yang orang Amerika dinobatkan sebagai penemu rolet Rusia. Meski ada perdebatan soal penggunaan istilah ini, utamanya dari pengamat sejarah militer Rusia yang mempertanyakan keabsahan ritual itu diamalkan oleh orang Rusia. Sebutan yang cocok harusnya ‘rolet Amerika’, sebab sampai sekarang sudah ada sekitar lebih 50 kasus kematian akibat permainan ini di Amerika Serikat ketimbang di Rusia.
Di video musik Russian Roulette, ditampilkan sebuah pistol seperti di atas. Kalau kamu pintar, jangan pakai yang begini. Karena sudah bisa dipastikan bakal meletus, syukur-syukur kalau mesiunya basah. Jangan pula pakai senapan angin, apalagi bedil semi-otomatis. Tapi terserah sih. Jika kesulitan buat dapetin revolver silinder putar, cara rolet Rusia ini bisa dikreasikan sesuai seleramu, misalnya dengan beli kue bolu red velvet, potong jadi lima potongan sama besar, suntikan campuran obat nyamuk dan racun tikus, putar alasnya, tutup mata, dan ambil salah satu. Ini untuk jaga-jaga saja, siapa tahu nanti menemui kejumudan hidup, dan ingin mencoba cara bunuh diri yang jatmika. Saya sih ogah. Lebih baik mati bahagia karena komplikasi kehabisan napas akibat fanchant dan serangan jantung berkat diberi senyuman maut dari Wendy kalau sekiranya bisa nonton konser Red Velvet.
pernah nonton filmnya kalau gk salah arip, ada kan ya
Emang sering ada di film sih, ada yg film jadul tahun 70an judulnya “Russian Roulette”, atau yg paling baru rilis tahun 2010 judulnya “13”.
Siap buat cover dance? Kalo siap hayu
Males ah, ini lagi sibuk nonton berbagai mv reaction seantero dunia, comeback stage sama weekly idol sampe mabok
Serem ih mainnya
penuh resiko sih ._.
suka banget sama mv-nya. menawarkan konsep yang agak lain dari girlband kebanyakan. sepertinya ku mulai tertarik sama red velvet ini, huhu