Di Diver City Mall Tokyo berdiri salah satu atraksi paling spektakuler: Gundam setinggi 20 meter, seukuran aslinya. Di Jepang, robot ini adalah lambang ikon dari waralaba yang merupakan merk dagang beken.
Sejak diperkenalkan pada 1980, lebih dari 450 juta model kit Gundam telah terjual. Di seluruh dunia, ini adalah sebuah item bagi otaku yang sangat dicintai. Gundam Unicorn di Diver City, lengkap dengan perubahan bagian tubuh dan pertunjukan cahaya dua kali sehari, meringkas hubungan cinta Jepang dengan robot raksasa, yang dikenal sebagai mecha.
Mecha telah menjadi pokok hiburan Jepang yang populer selama beberapa dekade, tetapi sejarah asal usulnya dapat ditarik jauh sampai berabad-abad sebelumnya.
Jepang dan Robot
Kecintaan Jepang dengan robot dengan variasi yang jauh lebih kecil setidaknya dimulai pada 1600-an dengan karakuri, boneka mekanis kecil yang digunakan untuk hiburan. Teknologi sangat penting untuk daya tarik dan penampilan mereka, fakta yang telah mendominasi robot Jepang sejak itu.
Contoh pertama dari sebuah robot dalam fiksi Jepang populer muncul pada 1930-an tetapi konsep itu dibentuk pada 1950-an dengan dua kreasi: Mighty Atom, atau yang lebih dikenal Astro Boy, dan Tetsujin-28-Go, atau Gigantor.
Astro Boy adalah semacam futurisasi atas dongeng Pinocchio, sedangkan Tetsujin-28-Go berperan dalam membangun tradisi mecha, robot super besar yang memiliki kemampuan menakutkan, dikendalikan oleh manusia.
Manga debut Tetsujin-28-Go pada tahun 1956 kemudian diadaptasi menjadi serial anime pada tahun 1963, menjadikannya salah satu anime robot raksasa pertama di Jepang.
Mecha yang Futuristik Sekaligus Mewarisi Tradisi Jepang
Konsep mecha yang dikendalikan manusia semakin diperkuat pada tahun 1970-an dengan kedatangan Mazinger-Z, gagasan dari mangaka legendaris Go Nagai. Robot tituler ini jauh lebih besar dari pendahulunya dan, yang terpenting, dikendalikan oleh pilot manusia yang duduk di dalam interiornya.
Konsep robot sebagai semacam baju zirah mengingatkan kembali pada aspek-aspek filosofi bushido Jepang, dan Mazinger-Z sendiri adalah ciptaan Jepang yang unik, karena terbuat dari logam super yang hanya bisa didapatkan dari Gunung Fuji.
Identitas budaya Jepang dengan demikian dimasukkan ke dalam robot, yang pada gilirannya digunakan untuk memerangi kejahatan dan ketidakadilan.
Mecha juga memiliki kemampuan untuk melepaskan atau mengubah bagian-bagian itu sendiri, sesuatu yang dibuat untuk penjualan merch sekaligus akan menambah elemen lain untuk lore mecha. Konsep robot transformasi ini akan dibawa di sejumlah karya dari tahun 70-an dan seterusnya.
Kemunculan Gundam, Melejitnya Mecha
Pada akhir 1970-an, muncul sebuah waralaba yang akan memiliki dampak seismik pada budaya pop Jepang layaknya Godzilla: Mobile Suit Gundam. Opera epik luar angkasa ini terjadi di dunia masa depan ketika federasi berbasis Bumi berperang dengan faksi separatis.
Senjata utama federasi adalah Rx-78 Gundam, yang pada awal kisahnya diujicobakan oleh seorang remaja pria. Salah satu judul yang paling berpengaruh dalam sejarah anime dan manga, semesta Gundam menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk memasukkan mecha ke dunia yang lebih ekspansif, raksasa dan reflektif seperti pada Star Wars dan Star Trek.
Waralaba ini akan berkembang menjadi beberapa iterasi dan linimasa, semua didukung oleh deretan merchandise. Kit model Gundam sangat populer sehingga sekarang memiliki subkulturnya sendiri.
Beberapa judul telah mengikuti langkah Gundam yang akan membuat ceruknya sendiri; pada 1980-an kita mendapat Super Dimensional Fortress Macros, yang kemudian dicontek jadi Robotech di Amerika, juga sang pembasmi kejahatan Patlabor.
Mecha yang Terus Hidup dan Berevolusi
Pada akhir 1990-an, lanskap anime diubah selamanya oleh Neon Genesis Evangelion, sebuah judul yang menumbangkan dan mendekonstruksi etos mecha menjadi sesuatu yang lebih gelap dan lebih Freudian.
Baca juga: Urutan Menonton Neon Genesis Evangelion
Sudah lama sejak pencipta Jepang telah menghasilkan sesuatu yang orisinal atau dinamis seperti Gundam atau Mazinger-Z, sebagai gantinya bergantung pada sekuel atau varian baru pada kisah-kisah yang ada, tetapi kecintaan Jepang terhadap robot raksasa tetap kokoh.
Jika Godzilla, dengan analoginya dari bencana nuklir, mewakili ceruk yang lebih gelap dari id Jepang, mecha berdiri untuk segala yang hebat tentang ambisi teknologi Jepang. Ini adalah mesin spektakuler yang digunakan, utamanya, sebagai alat untuk membantu umat manusia.
Mereka mewakili kekuatan terbesar Jepang sebagai bangsa: kerja tim, kemampuan untuk memadukan teknologi progresif dengan nilai-nilai tradisional, pemikiran ke depan, ketabahan dan penggunaan sains sebagai sarana untuk meningkatkan indeks kebahagiaan.
[…] semua anime mecha yang ada, Neon Genesis Evangelion telah teruji oleh waktu sebagai salah satu yang terbaik. […]
[…] Baca juga: Kecintaan Jepang Pada Robot Raksasa […]
[…] Baca juga: Mecha: Kecintaan Jepang Pada Robot Raksasa […]