Di saat belum ada semacam truk yang mampu untuk mengangkut barang hingga puluhan ton bahkan di jalanan datar, dan pesawat terbang pun kesusahan untuk melewati barisan pegunungan yang mengelilingi Bandung, maka pilihan transportasi yang paling masuk akal adalah kereta api.
Untuk mendukung semua itu, Stasiun Kiaracondong pun dikembangkan sedemikian rupa sehingga selain mampu melayani perjalanan KA penumpang, ia juga memiliki Marshalling Yard. Fungsinya adalah untuk menyortir gerbong-gerbong barang sesuai dengan tujuan, baik berdasarkan stasiun maupun arah.
Gerbong–gerbong ini disortir dengan cara dilangsir hingga gerbong-gerbong yang memiliki tujuan yang sama tergabung dalam satu rangkaian.
Selain itu, Stasiun Kiaracondong juga menjadi titik awal dari beberapa jalur cabang. Ke arah barat menuju Stasiun Karees dan pergudangan di sekitarnya.
Ngaleut kali ini akan menyusuri jalur rel kereta api Karees yang sudah mati namun punya fakta sejarah menarik.