Di mana lokasi Pecinan di Bandung? Mungkin banyak yang bertanya.
Kita menyoal dulu dari definisi istilahnya: Pecinan merujuk sebuah wilayah kota yang mayoritas penghuninya adalah orang Tionghoa. Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara, menjadi orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap.
Pecinan pada dasarnya terbentuk karena 2 faktor yaitu faktor politik dan faktor sosial. Faktor politik berupa peraturan pemerintah lokal yang mengharuskan masyarakat Tionghoa dikonsentrasikan di wilayah-wilayah tertentu supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Ini lumrah dijumpai di Indonesia pada zaman Hindia Belanda karena pemerintah kolonial melakukan segregasi berdasarkan latar belakang rasial. Di waktu-waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel).
Faktor sosial berupa keinginan sendiri masyarakat Tionghoa untuk hidup berkelompok karena adanya perasaan aman dan dapat saling bantu-membantu. Ini sering dikaitkan dengan sifat ekslusif orang Tionghoa, namun sebenarnya sifat ekslusif ada pada etnis dan bangsa apapun, semisal adanya kampung Madras/ India; kampung Arab atau pemukiman Yahudi.
Rute ngaleut kali ini dimulai dari Alun-alun Bandung, menuju Kawasan Pasar Baru lewat Jalan Alkateri, lalu ke Jalan Belakang Pasar, lanjut ke Cakue Osin, tembus ke Jalan Sudirman melipir ke Toko Roti Djie Seng, dan berakhir di Pendopo Bandung.