Aura Oneesan dan Teleiophilia: Daya Tarik Karakter Cewek Dewasa di Anime

“Oneesan” di anime, atau karakter wanita dewasa berusia 20-an ini menghadirkan daya tarik, kecerdasan, dan pesona tersendiri.

Anime sebagai cerminan fantasi dan realitas tak pernah kekurangan dalam menghadirkan karakter yang kompleks dan penuh pesona.

Di antara sekian banyak karakter wanita, ada satu kategori yang memikat hati saya secara khusus: karakter wanita dewasa dalam usia 20-an, seperti Misato dari Neon Genesis Evangelion, Faye Valentine dari Cowboy Bebop, Nico Robin dari One Piece, Revy dari Black Lagoon, Yuuko dari xxxHolic, hingga Esdeath dari Akame ga Kill.

Ada daya tarik yang sulit dijelaskan namun sangat terasa ketika kita menonton mereka beraksi, sebuah perpaduan antara kemandirian, kekuatan, serta kerentanan yang membangkitkan sesuatu dalam diri kita.

Namun, apa sebenarnya yang membuat mereka begitu memikat, dan adakah hubungannya dengan teleiophilia, sebuah ketertarikan psikologis pada individu yang lebih dewasa? Mari kita telusuri lebih dalam dalam analisis ini.

Paduan Kekuatan dan Kerentanan: Daya Tarik yang Kontras

yuuko xxxholic oneesan waifu

Kombinasi kekuatan dan kerentanan adalah salah satu aspek yang membuat karakter wanita dewasa begitu memikat.

Misato, dengan kepribadiannya yang enerjik dan penuh semangat, menyembunyikan trauma masa lalu yang tak mudah ia bagi.

Faye Valentine mungkin terlihat tangguh dan tak tersentuh, tapi di balik semua itu ia adalah sosok yang merindukan masa lalu yang hilang.

Revy, seolah tidak memerlukan orang lain, berhadapan dengan kehampaan dan kemarahan yang selalu membayanginya.

Saya merasa bahwa kontras ini adalah salah satu elemen yang memperkaya karakter-karakter tersebut. Mereka adalah perempuan yang tampaknya tahu apa yang mereka mau dan berani mengambil tindakan, tetapi di saat yang sama memiliki sisi yang rapuh, seperti manusia pada umumnya.

Inilah salah satu alasan kita terpesona: karakter-karakter ini menjadi representasi yang lebih nyata, tidak sekadar angan-angan belaka. Mereka hadir dalam ambiguitas yang memanusiakan mereka dan membuat kita penasaran.

Teleiophilia: Psikologi di Balik Ketertarikan pada Sosok Dewasa

revy black lagoon waifu oneesan

Di sinilah istilah teleiophilia masuk ke dalam pembahasan. Dalam psikologi, teleiophilia merujuk pada ketertarikan seseorang pada individu yang lebih tua atau dewasa.

Hal ini bisa saja terkait dengan pencarian sosok yang dianggap lebih stabil atau bijaksana. Namun, dalam konteks anime, teleiophilia bukan sekadar soal usia atau kematangan; ia juga berhubungan dengan ketertarikan pada kualitas tertentu—kemandirian, ketegasan, dan rasa misteri—yang biasanya dimiliki karakter wanita dewasa.

Bagi saya, daya tarik karakter seperti Yuuko dan Esdeath justru semakin kuat karena sifat teleiophilia ini: mereka adalah sosok yang memiliki aura dan otoritas tersendiri, yang sering kali tidak dimiliki karakter yang lebih muda.
Yuuko dengan aura mistis dan pengetahuannya tentang dunia lain memberikan sensasi ketenangan dan kepercayaan yang menenangkan, sementara Esdeath menghadirkan kekuatan fisik dan psikologis yang berwibawa.

Karakter-karakter ini menjadi representasi dari “dunia yang lebih besar” dan terkadang “dunia yang tidak terjangkau,” yang mengundang rasa kagum sekaligus rasa ingin tahu.

Trope “Oneesan” dan Sejarahnya dalam Anime

akari kawamoto oneesan waifu

Dalam sejarah anime, trope “oneesan” atau “kakak perempuan dewasa” sering kali menggambarkan karakter wanita dengan sosok yang matang, baik secara fisik maupun emosional.

Istilah ini tidak hanya menggambarkan usia, tetapi juga pengalaman hidup dan rasa tanggung jawab yang melekat pada sosok mereka.

Misato dan Faye, misalnya, adalah karakter yang memerankan peran “kakak” bagi protagonis yang lebih muda, memberikan bimbingan, tetapi juga kebingungan tersendiri karena perjalanan hidup mereka yang tidak mudah.

Fenomena ini tidak hanya merujuk pada nostalgia atau kebutuhan akan pengayoman semata, tetapi juga ketertarikan pada sosok yang lebih dewasa dan kompleks.

Melalui trope oneesan ini, anime memberikan ruang bagi kita untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk hubungan yang lebih mendalam, di mana kedewasaan justru menjadi daya tarik utama.

Hal ini membawa kita pada refleksi tentang hubungan kita sendiri dengan figur dewasa dan bagaimana sosok seperti Misato dan Revy bisa mengingatkan kita akan peran orang dewasa dalam hidup kita—sebagai pendamping, pembimbing, namun tetap sebagai manusia yang memiliki kekurangan.

Pada akhirnya, daya tarik karakter wanita dewasa dalam anime lebih dari sekadar fantasi belaka; ia adalah cerminan kebutuhan kita untuk terkoneksi dengan sosok yang dapat dipandang dengan rasa hormat dan kekaguman.

Di balik setiap karakter seperti Misato, Faye, Revy, Yuuko, dan Esdeath, ada narasi tentang manusia yang berusaha berdamai dengan masa lalu dan menjalani hidup dengan penuh warna dan kompleksitas.

Itulah pesona sejati mereka—sosok dewasa yang membawa kita pada refleksi tentang apa artinya menjadi dewasa, dan bagaimana perjalanan itu penuh dengan kekuatan, kerentanan, dan keindahan yang tak pernah usang.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1825

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *