Para Penulis Scorpio

Kalajengking adalah dia yang menyimpan racun dalam tubuhnya. Termasuk kalajengking tadi, saya lahir di tanggal antara tanggal kelahiran Pablo Picasso dan Sylvia Plath. Sebagai scorpio, saya enggak percaya ramalan bintang, dan scorpio yang percaya zodiak pasti dia scorpio bajakan. Kami, para scorpio, menolak untuk percaya omong kosong ini. Masalahnya, para scorpio adalah mereka yang penuh omong kosong. Astrologi itu fana, scorpio yang benar-benar abadi. Entah kenapa saya bisa bersimpati pada mereka yang berzodiak scorpio, yang seringnya melahirkan karya-karya depresif. Meski enggak ngerti soal lukisan, saya bisa merasakan kegetiran dalam lukisan Guernica-nya Picasso, yang pernah saya jadikan header blog ini, juga, meski enggak ngerti-ngerti amat puisi, saya terenyuh pas baca sajak-sajak Plath, yang notabene penulis favorit saya.

Bagi saya, novel yang bagus adalah yang membuatmu merasa memahami tokoh-tokoh di dalamnya, dan novel hebat adalah yang membuatmu memahami dirimu sendiri. ‘The Bell Jar’, satu-satunya novel karya Sylvia Plath, menjadi novel coming-of-age pertama yang sukses menyuarakan gundah gulana masa remaja saya, bahkan sampai sekarang. “Saya merasa sangat sunyi dan hampa, seperti yang terjadi pada mata tornado, hanya bergerak kuyu di tengah kebisingan sekitarnya,” tulisnya. Kisah klasik tentang kegalauan dan pencarian jati diri. Sehingga enggak bisa enggak, saya terpaksa menjadikan penulis yang bunuh diri membenamkan kepalanya dalam oven ini sebagai penulis kesukaan saya.

Dostoyevsky ternyata scorpio, pantesan tokoh-tokoh novelnya dramatis semua, komentar Bernard Batubara di tanggal 11 November. Sebelumnya, saya pun merekomendasikan Sylvia Plath ketika penulis Metafora Padma itu nyari-nyari siapa penulis wanita yang zodiaknya scorpio. Ternyata, di tanggal yang sama, 11 November, selain kelahiran Fyodor Dostoyevsky sang penulis besar Rusia itu, juga ulang tahun dari Carlos Fuentes dan Kurt Vonnegut. Penulis-penulis kece yang berbagi zodiak yang sama dengan saya. Saya jadi penasaran untuk mencari penulis-penulis berzodiak scorpio, dan hasilnya membuat saya besar kepala. Para penulis scorpio itu diantaranya Erasmus yang namanya diabadikan jadi universitas ternama di Belanda, Voltaire sang filsuf besar dari era Pencerahan Prancis, John Keats sang penyair Romantik Inggris, Bram Stoker yang memperkenalkan dracula, Ezra Pound penyair dan kritikus penting dalam gerakan modernis awal, Albert Camus si filsuf ganteng, Michael Crichton yang nulis Jurasic Park dan banyak lainnya, saya tulis aja biar panjang: Robert Louis Stevenson, Chinua Achebe, Karen Armstrong, Margaret Atwood, J.G. Ballard, Anne Sexton, Michael Cunningham, Don DeLillo, Neil Gaiman, Kazuo Ishiguro, Alan Moore, Zadie Smith, Arif Abdurahman, dan lainnya. Untuk penulis Indonesia, saya cuma tahunya Okky Madasari sama Ayu Utami yang bahkan mengurasi buku ‘Kisah Orang-orang Scorpio’. Dari sekian nama penulis yang disebut tadi, memang banyak yang belum saya baca karyanya, satu yang pasti, saya selalu terkesan ketika membaca karya-karya dari penulis scorpio itu. Selain dramatis bin depresif, scorpio suka akan tema seputar seks dan kematian, dan memang begitu yang saya rasakan.

Katanya dibalik sifat scorpio yang cuek dan dingin, ada sifat romantis yang bisa membuatmu hangat, bahkan gombalannya bisa sangat menyengat. “Bintang scorpio,” lantun Heidy Diana dalam lagu lawas ‘Bintangku Bintangmu’, “diam-diam menghanyutkan.” Scorpio juga katanya zodiak yang paling perasa, mereka penuh gairah dan setia. Dalam hal artistik, scorpio jawaranya. Sebagai scorpio, saya masih enggak percaya zodiak-zodiakan, kecuali yang baik-baiknya tadi, hehe. Astrologi memang omong kosong, tapi soal kepenulisan, jika ada yang namanya gerombolan penulis bernama Transendentalisme, Lost Generation, Pujangga Baru, Frankfurt School, Beat Generation, atau Visceral Realist, maka harus ada kumpulan ‘Para Penulis Scorpio’. Meski berbeda zaman, mereka selalu memiliki keterkaitan.

Sebuah kesalahan memang menjadi Scorpio. Harusnya ini masuk kejahatan perang. Mereka tahu bahwa mereka adalah monster mengerikan dan mereka pikir itu lucu. Beruntungnya, karena hidup yang kita jalani harus melewati yang namanya kehampaan dan keterasingan, racun dalam diri scorpio adalah obat paling mujarab bagi yang lain. Para penulis scorpio itu lihai mentransformasikan kegundahannya menjadi deretan kata-kata, yang selanjutnya akan jadi katarsis bagi kegundahan orang lain. “Untuk semua yang hatinya patah dan siapa pun yang merasa sedih, semoga hatimu sembuh dan semoga kalian berbahagia,” sebuah nasihat dari Krystal Jung, member girlband f(x) paling melek fesyen, dan seorang scorpio. “Mengepaklah seperti kupu-kupu.”

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1789

9 Comments

  1. Gara-gara postingan ini, saya jadi mencoba mencari penulis berzodiak Libra. Beberapa di antaranya adalah Oscar Wilde, F. Scott Fitzgerald, William Faulkner, dan ternyata saya berbagi tanggal lahir dengan T.S Eliot 😀

    • Wah The Waste Land itu salah satu buku puisi favorit saya, dan penulis Lost Generation adalah kesukaan saya.

  2. Sialnya, bertepatan juga dengan terpilihnya Trump yg punya impian membangun tembok ‘Berlin’ lainnya, yg lebih besar, di perbatasan Meksiko, hehe. Ga tau, saya juga galau kenapa harus dilahirin jadi scorpio segala.

  3. Melihat ini, orang-orang yang kuingat ulangtahunnya di sekitarku adalah mantannya mantan dan ibunya sahabat dekat. Napa hidup w sempit-sempit amat yak
    btw baru tau Krystal fx scorpio juga ahahaah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *