Dia berumur dua puluh satu tahun, dengan kulit kuning langsat yang mulus. Bahkan tanpa rias muka, wajahnya bersinar, selalu bersih dan berseri. Inilah mengapa klinik dokter kulit mempekerjakannya sebagai resepsionis. Pekerjaannya sederhana. Yang harus dia lakukan hanya menulis nama pasien, mengarahkan mereka dengan suara ramah, “silahkan duduk sampai kami memanggil nama Anda,” mencari bagan mereka, dan menyerahkan ke perawat. Kulitnya yang bercahaya dan kinclong menciptakan harapan tinggi, mendorong pasien agar percaya pada klinik ini, yang ditandai dengan peningkatan jumlah pasien yang tiba-tiba.
Tapi suatu hari, wajahnya kehilangan kerupawanannya. Masalahnya dimulai dengan munculnya jerawat kecil, semakin memburuk dan memburuk sampai menyebar ke seluruh wajahnya. Tidak ada yang tahu. Awalnya, si dokter muda itu, yang baru bisa memulai bisnis dengan bantuan pinjaman bank, memperlakukannya dengan biasa saja, tapi kemudian memusatkan perhatian padanya dengan penuh keputusasaan. Dan semakin si dokter memusatkan perhatian padanya, semakin kondisi si resepsionis memburuk. Bintik-bintik merah menutupi wajahnya, membuatnya seperti pizza yang lumer kalau dilihat dari jauh. Dokter yang putus asa itu menjambak rambut si resepsionis dan perawat membencinya. Suatu hari di musim semi, dia meninggalkan sebuah catatan – “Saya minta maaf kepada semua orang, saya minta maaf” – lalu bunuh diri. Klinik tadi menyewa seorang resepsionis baru. Kulitnya yang sangat bercahaya sampai-sampai bikin mata semua orang langsung tertutup.
*
Diterjemahkan dari Honor Killing. Fiksimini dari Kim Young-ha yang dimuat di Esquire ini bercerita seperti judulnya, yang kalau diterjemahkan tepatnya berarti pembunuhan demi menjaga kehormatan. Juga mengkritisi budaya kontemporer Korea Selatan yang mengkultuskan visual seseorang.
Jadi bagi KorSel penampilan fisik lebih utama daripada hal lainnya…
Iya soal maraknya operasi plastik juga emang beneran. Pernah ada cerita dari temen yg orang Indonesia kerja di perusahaan Korea, atasannya sampe nyuruh dia buat ngilangin tahi lalat yg ada di wajahnya
Kasian bagi yg nggak berduit dong, nggak bisa ikutan operasi, kalau di sana kayaknya hal semacam itu dilegalkan ya,,,, Enakan jadi orang Indonesia juga ya, jado bersyukur sebagai orang Indonesia…
Bunuh diri yang masuk akal dan terlihat ‘wajar’. Hah.. malah saya yang terdengar ga ‘wajar’ yah komennya hhee
Entah kenapa, dalam beberapa minggu ini pemberitaan media dipenuhi dengan kabar bunuh diri, dari publik figur loka, manca, hingga orang biasa..