J.M.S. Hills
Topeka, 1905 – New York, 1936
Satu pasukan penyerbu Quantrill melintasi negara bagian Kansas dalam 500 kavaleri; dengan bendera bertuliskan semacam tanda swastika sederhana; pemberontak yang tidak pernah menyerah; rencana untuk mencapai Great Bear Lake melalui Kansas, Nebraska, South Dakota, North Dakota, Saskatchewan, Alberta, dan Northwest Territories; seorang filsuf dari Konfederasi yang punya mimpi aneh untuk mendirikan sebuah Republik Ideal di sekitar lingkaran Arktik; sebuah ekspedisi yang semakin terungkap sepanjang perjalannya, ketika dilanda hambatan baik dari manusia dan alam; dua penunggang kuda yang sudah kepayahan akhirnya mencapai Great Bear Lake, turun dari. . . . Seperti, dalam ringkasan, adalah plot novel pertama J.M.S. Hill, diterbitkan pada tahun 1924 dalam seri Fantastic Stories.
Antara setelahnya sampai kematian mendadaknya dua belas tahun kemudian, Hill telah menerbitkan lebih dari tiga puluh novel dan lebih dari lima puluh cerita.
Karakter-karakternya biasanya berdasarkan pada tokoh asli dari Perang Saudara dan bahkan tak jarang memakai nama asli mereka (Jendral Ewell, Early, penjelajah yang hilang dalam The Early Saga, Jeb Stuart muda dalam The World of Snakes, jurnalis Lee); kisahnya berlatar masa kini yang terdistorsi, atau di masa depan yang jauh dengan banyak dipenuhi kota-kota hancur yang ditinggalkan, dan lanskap menakutkan, dalam banyak hal mirip dengan Midwest. Plotnya berlimpah antara jagoan yang ditakdirkan dan ilmuwan gila; klan dan suku-suku tersembunyi yang pada waktu yang ditahbiskan harus muncul dan melakukan pertempuran dengan suku-suku tersembunyi lainnya; organisasi rahasia para pria berpakaian hitam yang berkumpul di peternakan terpencil di padang rumput; detektif swasta yang harus mencari orang hilang di planet lain; anak yang dicuri dan dibesarkan oleh ras rendahan sehingga, sampai usia dewasa, mereka dapat mengambil kendali atas suku tadi dan meluluhlantahkannya; hewan gaib dengan nafsu yang tak pernah terpuaskan; tanaman mutan; planet tak terlihat yang tiba-tiba menjadi nampak; gadis remaja yang dijadikan pengorbanan manusia; kota es dengan hanya seorang penduduk; koboi yang dikunjungi oleh malaikat; migrasi massal yang menghancurkan segala sesuatu di jalan mereka; labirin bawah tanah penuh dengan prajurit-biarawan; plot untuk membunuh presiden Amerika Serikat; pesawat angkasa yang meluncurkan bola api sebesar bumi untuk menjajah Jupiter; sekumpulan pembunuh dengan kemampuan telepati; anak-anak tumbuh sendirian di lapangan gelap yang dingin.
Gaya penulisan Hill tidak pretensius. Tokoh-tokohnya berbicara layaknya orang berbicara di Topeka pada tahun 1918. Antusiasme yang meledak-ledak kadang membuat kecerobohan gaya sesekali.
J.M.S. Hill adalah anak bungsu dari empat anak yang lahir dari seorang pendeta Gereja Episkopal dan istrinya. Ibunya seorang yang penuh kasih, sering melamun, dan sebelum pernikahannya sempat bekerja dalam sebuah film box office di kota tempat tinggalnya. Setelah meninggalkan rumah, Hill tinggal sendirian. Dia diketahui memiliki hanya satu hubungan asmara, yang tak membahagiakan. Dia jarang membahas kehidupan pribadinya di depan umum, menegaskan bahwa ia adalah, di atas segalanya, seorang penulis profesional. Secara pribadi ia membual terlibat dalam merancang seragam dan perlengkapan Nazi, yang mana hal ini sangat tidak mungkin bahwa penemuannya dikenal begitu jauh.
Novelnya penuh dengan para jagoan dan raksasa. Dengan latar terpencil, luas dan dingin. Dia menulis novel koboy dan buku detektif, tapi dia melakukan pekerjaan terbaiknya dalam fiksi ilmiah. Sejumlah buku-bukunya menggabungkan ketiga genre tadi. Pada usia dua puluh lima, ia pindah ke sebuah apartemen kecil di New York City, di mana ia meninggal enam tahun kemudian. Di antara barang-barangnya adalah sebuah novel yang belum selesai pada subjek pseudo-historis, The Fall of Troy, yang tidak akan dipublikasikan sampai tahun 1954.
*
Zach Soldestren
Los Angeles, 1962 – Los Angeles, 2021
Seorang penulis fiksi ilmiah yang sangat sukses, Zach Sodenstern adalah pencipta saga Gunther O’Connell, dalam saga Reich Keempat, dan dari saga Gunther O’Connell dan Reich Keempat, di mana dua saga sebelumnya melebur menjadi satu (Gunther O’Connell, gangster West Coast yang berbalik jadi politisi, setelah berhasil menyusup ke dalam Reich Keempat di Midwest).
Saga pertama dan kedua terdiri lebih dari sepuluh novel, sementara saga ketiga dibagi menjadi tiga novel, salah satu diantaranya belum rampung. Beberapa cerita sangat patut dicatat. A Little House in Napa (awal saga Gunther O’Connell) berlatar dalam dunia yang penuh kekerasan ekstrem yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja, dijelaskan secara apik, tanpa kesan memunculkan pelajaran moral atau menyarankan solusi apapun untuk masalah. Novel ini tampaknya menjadi rangkaian belaka situasi tak menyenangkan dan tindakan agresi, langsung terputus pada kata TAMAT. Jika dibaca sekilas tampaknya ini bukan sebuah karya fiksi ilmiah. Hanya mimpi atau penglihatan Gunther O’Connell yang masih remaja yang memberinya semacam nuansa fantastis akan wahyu kenabian. Tidak ada petualangan ruang angkasa, robot-robot atau figur kemajuan ilmiah dalam tiap halaman-halamannya. Sebaliknya, masyarakat digambarkan telah mundur ke peradaban tingkat rendah.
Candace (1990) adalah bagian kedua dari saga Gunther O’Connell. Sang protagonis remaja telah menjadi pemuda dua puluh lima tahun yang bertekad untuk mengubah hidupnya dan hidup orang lain. Novel ini menceritakan seluk beluk pekerjaannya sebagai buruh bangunan, dan cintanya kepada seorang wanita yang sedikit lebih tua bernama Candace, yang menikah dengan seorang polisi korup. Halaman pembuka memperkenalkan pembaca pada anjing O’Connell, seekor mutan, anjing liar jenis Gembala Jerman dengan kekuatan telepati dan kecenderungan Nazi; dalam lima puluh halaman terakhir menjadi jelas bahwa gempa bumi besar telah terjadi di California dan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah digulingkan oleh kudeta.
Revolution dan The Crystal Cathedral adalah bagian ketiga dan keempat dari saga. Revolution pada dasarnya terdiri dari dialog antara O’Connell dan anjingnya Flip ditambah berbagai episode sekunder kekerasan ekstrim dengan latar Los Angeles yang porak-poranda. The Crystal Cathedral adalah cerita tentang Tuhan, pengkhotbah fundamentalis dan makna akhir dari kehidupan. Sodenstern menggambarkan O’Connell sebagai pria syahdu yang suka menyendiri, yang membawa tengkorak kekasihnya Candace (yang dibunuh oleh suaminya dalam novel kedua) dalam tas kecil yang melekat secara permanen pada ikat pinggangnya, nostalgia mengingat berbagai serial TV lawas (dengan rincian yang sangat akurat), dan tak punya teman kecuali anjingnya, yang kemudian jadi peran yang makin penting: petualangan dan penggambara Flip menjadi sub-novel dalam novel.
The Cephalopoda dan Warriors of the South dari saga O’Connell. The Cephalopoda mencatat perjalanan O’Connell ke San Francisco bersama Flip dan petualangan mereka di kota itu (di mana kaum gay dan lesbian yang jadi penguasa). Warriors of the South mengisahkan bentrokan antara korban gempa bumi di California dan jutaan orang Meksiko kelaparan yang mengungsi ke utara secara massal, menggasak segala sesuatu di jalan mereka. Situasi ini mengingatkan konflik antara orang-orang Romawi dan bangsa barbar di pinggiran Kekaisaran.
Checking the Maps membuka saga Reich Keempat. Penuh dengan lampiran, peta, indeks tak dapat dimengerti yang menyebut beberapa nama, dan interaksi yang pasti membuat pembaca tak akan tahan. Peristiwa mengambil tempat terutama di Denver dan kota Midwestern. Tidak ada karakter utama. Kumpulan cerita acak yang kemudian digabungkan. Our Friend B dan The Ruins of Pueblo meneruskan dalam nada yang sama. Karakter yang dinamai dengan huruf atau angka, dan teks-teks yang seperti permainan teka-teki. Meskipun dipersembahkan dan dijual sebagai sebuah novel, The Fourth Reich in Denver sebenarnya panduan membaca ketiga bagian sebelumnya. The Simba—bagian terakhir sebelum pertemuan saga Reich Keempat dan O’Connell—sebuah manifesto berbelit-belit yang ditujukan menyerang ras Afrika Amerika, Yahudi dan Hispanik, memunculkan interpretasi beragam dan bertentangan.
Sodenstern adalah seorang penulis cult, dan beberapa novelnya telah diadaptasi ke sinema saat ia akan menerbitkan tiga bagian terakhir, yang menceritakan perjalanan Gunther O’Connell ke wilayah tengah benua Amerika dan pertemuan berikutnya dengan pemimpin misterius Reich Keempat. Dalam The Bat-Gangsters, O’Connell dan Flip menyeberangi Pegunungan Rockies. Dalam Anita, O’Connell yang sudah tua menemukan kembali cintanya dalam replika remaja pacar lamanya Candace (plotnya transposisi sederhana dari situasi Sodenstern pada saat itu: ia tergila-gila, seperti remaja, dengan seorang mahasiswa UCLA belia). Dan di A, O’Connell akhirnya menembus ke jantung Reich Keempat, yang membuat dia terpilih jadi pemimpin.
Menurut rencana Sodenstern, saga O’Connell dan Reich Keempat hanya terdiri dari lima novel. Dua novel terakhirnya hanya garis besar rencana kasar yang terselamatkan. Bagian keempat, yang diberi judul The Arrival, akan menceritakan secara panjang: O’Connell, Flip, Anita dan anggota Reich Keempat yang menunggu kelahiran Mesias baru. Untuk penghabisan, novel yang belum dijuduli mungkin akan menjelajahi konsekuensi dari kedatangan sang Mesias. Dalam sebuah file di komputer, Sodenstern mencatat bahwa Mesias bisa jadi anak dari Flip, tapi tidak ada yang menunjukkan bahwa ini tak lebih dari racauan belaka.
*
Gustavo Borda
Guatemala, 1954 – Los Angeles, 2016
Penulis fiksi ilmiah Guatemala paling berbakat dan paling tak beruntung ini menghabiskan masa kecil dan remaja di pedesaan. Ayahnya adalah pengawas perkebunan yang disebut Los Laureles, yang pemiliknya memiliki perpustakaan, dan sejak itu Gustavo belajar membaca dan pertama kalinya merasakan penghinaan. Membaca dan menerima hinaan yang menjadi kekhasan konstan hidupnya.
Borda doyan pada perempuan berambut pirang, dan libido yang tak terpuaskannya begitu melegenda, memprovokasi beragam lelucon dan cemoohan yang tak terhitung jumlahnya. Gampang jatuh cinta dan kemudian patah hati, hidupnya adalah sebuah rangkaian panjang penghinaan, yang ia jalani dengan ketabahan layaknya seekor binatang terluka. Anekdot tentang hidupnya di California begitu berlimpah (namun ada beberapa tentang hidupnya di Guatemala, di mana ia dianggap, meskipun sebentar, sebagai penulis besar di negaranya): dikatakan bahwa ia adalah target favorit para sadis di Hollywood; bahwa ia jatuh cinta dengan setidaknya lima aktris, empat sekretaris, dan tujuh pelayan, setiap satu dari mereka menolaknya, sangat melukai harga dirinya; bahwa sudah lebih dari satu kesempatan ia secara brutal dipukuli oleh saudara, teman, atau kekasih dari wanita yang bersangkutan; bahwa teman-temannya sendiri mengambil kesenangan saat mendapatinya mabuk terkejang-kejang lalu meninggalkan dia terbaring dalam tumpukan, di mana pun itu; bahwa ia ditipu oleh agennya, tuan tanah, dan tetangganya (Penulis skenario dan fiksi ilmiah Meksiko, Alfredo de María); bahwa kehadirannya di pertemuan dan konferensi penulis fiksi ilmiah Amerika Utara adalah sumber hiburan penuh cemooh yang sarkastis (Borda, yang bertentangan dengan mayoritas rekan-rekannya, bahkan tidak punya pengetahuan dasar sains; ketidaktahuannya di bidang astronomi , teknologi astrofisika, teori kuantum dan teknologi informasi sudah jadi rahasia umum); bahwa keberadaannya, singkatnya, adalah sebuah cendala, bagi naluri paling dalam yang tersembunyi pada orang-orang yang ia temui, untuk beberapa alasan, sepanjang perjalanan hidupnya.
Bagaimanapun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu semua menghilangkan semangatnya. Dalam Diaries ia tetap menyalahkan orang-orang Yahudi dan lintah darat atas segalanya.
Gustavo Borda itu tingginya lebih dari lima kaki; ia berkulit gelap, rambut hitam tebal, dan gigi besar yang sangat putih. Tokoh-tokohnya, sebaliknya, bertubuh tinggi, berambut pirang dan bermata biru. Pesawat angkasa yang muncul dalam novel-novelnya memiliki nama-nama Jerman. Awaknya orang-orang Jerman juga. Koloni-koloni di ruang angkasa disebut New Berlin, New Hamburg, New Frankfurt, dan New Koenigsberg. Polisi kosmik berseragam dan berperilaku seperti perwira SS yang entah bagaimana berhasil bertahan ke abad dua puluh dua.
Dalam hal lain, plot Borda sepenuhnya konvensional: pemuda berangkat dalam perjalanan peresmian; anak hilang dalam luasnya semesta yang kemudian bertemu navigator tua yang bijak; cerita perjanjian a la Faust dengan setan; planet yang memiliki obat awet muda; peradaban yang hilang masih hidup secara rahasia. . . .
Dia tinggal di Guatemala City dan di Meksiko, di mana ia bekerja di segala macam pekerjaan. Buku pertamanya tak terlalu dikenal.
Setelah terjemahan novel keempatnya, Unsolved Crimes in Force-City, ke dalam bahasa Inggris, ia menjadi seorang penulis profesional, dan pindah ke Los Angeles, di mana dia menghabiskan sisa hidupnya.
Dalam menjawab pertanyaan tentang banyaknya unsur-unsur Jerman yang membingungkan pada karya seorang penulis Amerika Tengah, ia pernah berkata: “Aku telah tersiksa, diludahi, dan ditipu begitu sering—satu-satunya cara aku bisa terus hidup dan menulis itu untuk mencari perlindungan spiritual di tempat yang ideal. . . Di satu sisi, aku seperti seorang wanita yang terperangkap dalam tubuh pria. . . . “
*
Diterjemahkan dari Nazi Literature in the Americas, bagian Speculative and Science Fiction.
Borges pernah menulis ensiklopedia mengenai makhluk-makhluk imajiner, lalu Italo Calvino dengan kota-kota imajinernya, kemudian berangkat dari gagasan ini, Roberto Bolano membuat daftar penulis-penulis dan kesusastraan sayap-kanan imajiner di dataran Amerika. Tentu saja, ini bukan murni imajinasi, seperti karya lain Bolano, dia sering menggunakan tokoh dengan kisah nyatanya namun dengan nama samaran.
Senang sekali kalau membaca kisah-kisah konspirasi dan juga karangan soal tokoh-tokoh Amerika di Masa Civil War dan juga kisah Para Founding Fathers, dan Bagaimana sistem segregasi di Amerika berpengaruh bahkan hingga saat ini, Ah si akang ini hebat bacaannya saya suka.