Polisi, Jakarta dan Kemacetan Yang Terurai

Hanya ada tiga polisi yang jujur, yakni patung polisi, polisi tidur, dan Pak Hoegeng. – Gus Dur

Saya percaya, sindiran adalah bentuk motivasi paling memotivasi. Apalagi mental orang Indonesia – salah satunya saya ini, butuh yang namanya cambukan dulu biar jadi lebih baik. Dan ya, kelakar sarkas dari Presiden Indonesia ke-4 di atas baiknya disikapi sebagai sebuah motivasi untuk kemajuan perpolisian. Khususnya bagi Polantas, masa kalah kontribusinya sama polisi tidur yang dianggap masyarakat lebih berjasa karena minimal mampu menghukum para pengebut.

Oh ya, Pak Hoegeng yang dimaksud Abdurahman Wahid itu adalah Hoegeng Imam Santoso, salah satu tokoh kepolisian Indonesia yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 yang bertugas dari tahun 1968-1971. Saat menjadi Kapolri, beliau melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut struktur organisasi, sehingga menghasilkan struktur baru yang lebih dinamis dan komunikatif. Teladan bagi perpolisian kekinian juga, lewat dua kunci utama tadi: DINAMIS dan KOMUNIKATIF.

Saking akutnya kemacetan Jakarta, penyakit ini menular ke daerah sekitarnya, utamanya metropolitan yang masuk area Jabodetabek. Malahan Bandung pun ikut ketularan karena kedekatannya dengan ibukota. Tapi kemacetan bukan hanya milik Jakarta, sebagian besar kota di dunia pun sama punya penyakit ini. Konsekuensi dari sebuah kemajuan peradaban.

Kemacetan emang pelik, masalah multi-dimensi, tentu saja nggak cukup cuma dari perspektif perpolisian aja. Tapi berhubung polisi yang jadi salah satu bagian dari jalan raya, jadi punya andil buat mengatasi kemacetan. Saya yang masyarakat awam ini, sebagai the other, sang liyan, dari tubuh perpolisian, tentu hanya memiliki hak untuk mengapresiasi dan memberi aspirasi. Dan ini sebagian masukan saya, yang mungkin agak klise sih.

#1 Kolaborasi dengan dinas/instansi lain

Seperti yang saya bilang, kemacetan itu masalah multi-dimensi, penanganannya pun kudu lintas sektoral juga. Dinas Perhubungan sebagai yang punya hajatnya pengaturan transportasi pastinya harus digaet. Kerjasama dengan dinas ini harus diperkuat. Tentunya perlu juga membangun kerjasama dan komunikasi dengan pihak lain, yang beririsan dengan masalah jalan raya dan lalu lintas.

#2 Atur dan Tindak Tegas Pelanggar

Kemacetan seringnya terjadi karena ada pengendara yang melanggar, misalnya karena ada yang parkir sembarangan atau ada yang melawan arus sehingga bikin yang lain kagok buat jalan, atau mungkin dari ini timbul kecelakaan. Yang pastinya bakal bikin macet parah.

Yang punya kebijakan merekayasa lalu lintas tentu saja dari pihak polisi, oleh sebab itu butuh perhitungan matang agar kemacetan dapat terurai.

#3 Rambah Media Massa dan Media Sosial

Kebutuhan mengenai informasi tentang lalu lintas ini sangat bermanfaat terutama bagi yang tinggal di Jakarta. Informasi dari TMC Polda Metro Jaya akan menjadi acuan primer yang pantas dipercaya.

Selain melalui akun @TMCPoldaMetro, dan lewat saluran radio, para petugas TMC Polda Metro Jaya pun sering masuk TV. Dengan paras cantik yang nggak kalah menarik dibanding dengan para pemain sinetron, nggak heran kalau acara laporan dari TMC Polda Metro Jaya ini menjadi salah satu acara favorit sebagian masyarakat. Hal ini memang nggak bisa disalahkan sebab pada dasarnya manusia menyenangkan hal-hal nan menarik dan cantik. Justru ini teknik komunikasi massa yang efektif.

#4 Perbanyak Polwan!

Ini sedikit ngaco, tapi nggak ngaco-ngaco amat sih, sangat rasional malah. Coba lihat, para pengendara kendaraan berknalpot dari kaum mana coba? Kaum adam kan? Nah, siapa lagi yang bisa menaklukan lelaki kalau bukan wanita? Bener kan, makanya agar pengendara yang didominasi pria ini bisa tertib berlalu lintas ya perlu pengawasan dari polwan. Seminimal-minimalnya beban hidup para pengendara tadi sedikit berkurang ketika melihat paras ayu para polwan, sehingga berkendara nggak grasa-grusu.

If I complain about a traffic jam, I have no one to blame but myself. – Steve Wynn

Pada akhirnya, kemacetan adalah masalah kita bersama. Masalah kita hari ini. Dan setiap masalah memang pasti ada solusinya, namun untuk kemacetan ini masih rumit untuk diuraikan. Yang pasti, polisi harus menjaga semangatnya Pak Hoegeng, agar senantiasa dinamis dan komunikatif.

Selamat ulang tahun lalu lintas yang ke-60, jaya selalu perpolisian Indonesia!

******

Sumber gambar: @TMCPoldaMetro

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1881

23 Comments

  1. Nggak tau deh kalau saya hidup di jakarta atau hidup di kota yang rawan macet paling nggak tahan sama yang namanya lama :’D

    Btw, good luck yaa 🙂

  2. Kadang kita mengumpat kemacetan yang sedang kita jalani tanpa sadar kalau kendaraan kita juga merupakan penyusun kemacetan itu ya Mas :hehe. Memang penegakan hukum mesti jadi prioritas utama, dan polisi sebagai penegak hukum juga mestinya jadi teladan yang baik supaya aturan itu ditaati dengan contoh yang benar, karena bukankah pada dasarnya kita ini orang-orang yang bisa karena mencontoh?

  3. Jangan kalah sama polisi tidur,heu
    Damai itu tidak indah ya mas rip untuk menegakan keadilan mah 😀
    sipp lah moga menag mas 🙂

  4. Setuju deh yang perbanyak polwan :P. Ide ini harus disosialisasikan secara luas biar kapolda sampai kapolri denger.
    Good luck buat kompetisinya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *