Mengenal Psikolinguistik, Perkawinan Ilmu Jiwa dan Bahasa

Pada tahun 1952, Social Science Research Council di Amerika Serikat mengundang serta mempertemukan tiga orang linguis dan tiga orang psikolog untuk mengadakan suatu konferensi interdisipliner, dengan maksud agar mereka mendiskusikan secara langsung kemunculan suatu bidang ilmu pengetahuan yang baru yaitu psikolinguistik.

Kalau interaksi dua jenis spesialis menghasilkan kreasi baru, maka biasanya bidang baru tersebut harus menggabungkan dua spesialisasi itu dengna suatu cara tertentu. Lalu, bagaimana caranya?

Psikolinguistik Mengawinkan Psikolog dan Linguis

Satu hal yang sejak semula sangat menarik hati ialah bahwa psikolinguistik berarti importasi ilmu linguistik ke dalam psikologi, dan bukan sebaliknya. Kenapa terjadi sesuatu yang asimetris? Psikologi mengambil atau menerima dari linguistik karena linguistik merupakan bidang yang lebih “maju”, dalam arti “lebih dekat kepada kebenaran pokok persoalannya”.

Linguistik seakan-akan harus lebih dekat kebenarannya daripada psikologi, karena para linguis sebagai suatu kelompok membuat suatu impresi atau kesan atau pengaruh monolitis yang lebih kompak, lebih rapi. Linguistik lebih dekat daripada psikologi kepada persesuaian mengenai masalah, metode, serta percakapan masalah.

Linguis profesional di Amerika Serikat merupakan kelompok yang lebih kecil daripada psikolog profesional, dan dengan demikian para linguis dapat maju lebih kompak dan lebih dekat pada jaringan kerja tempat informasi serta sikap mereka tersebar.

Para psikolog, yang jumlahnya kira-kira enam kali lipat dari jumlah linguis itu, di samping jumlahnya banyak, juga beraneka ragam. Perkumpulan profesional psikolog memiliki 26 cabang, dan dengan demikian sebenarnya terbagi paling sedikit ke dalam 26 cara dalam hal isi, metode, serta aktivitas-aktivitas profesional.

Dengan demikian dapat kita mengerti bahwa perbandingan luas serta keanekaragaman minat itu saja pun jelas menunjukan bahwa linguistik merupakan suatu bidang yang lebih kompak daripada psikologi, dan oleh karena itu lebih mudah pula diimpor.

Sejarah dan Perkembangan Psikolinguistik

Psikolinguistik, sebagai suatu istilah ilmiah, lahir sejak tahun 1954, tahun penerbitan karya bersama Charles E. Osgood dan Thomas A. Sebeok, yang berjudul Psycholinguistics, A Survey of Theory and Research Problems di Bloomingtoon.

Sejak itu istilah psikolinguistik semakin sering dan banyak dipakai, suatu indikasi baik bahwa perhatian sudah bertambah banyak kepada cabang ilmu ini.

Kemajuan sudah jelas terlihat, sebab tujuh tahun kemudian muncul pada tahun 1961 karya Sol Saporta berjudul Psycholinguistic, A Book of Reading, sebagai hasil kerjasama dengan Komite Linguistik dan Psikologi, di Social Science Research Council.

Dalam buku tersebut dua jenis pendekatan yang berdiri sendiri telah muncul, yang satu melalui linguistik struktural, dan yang satu lagi melalui psikologi behavioral.

Sang linguis yang berbicara mengenai bahasa dalam istilah-istilah yang agak deterministik atau terarah ingin mengetahui “Dapatkah seorang pembicara mengatakan ini?” Sedangkan sang psikolog yang melihat bahasa sebagai salah satu dari sekian banyak pola tingkah laku atau behavior yang dapat dipelajari, lebih banyak mengajukan kemungkinan, dan bertanya, “Faktor-faktor apakah yang beroperasi yang menyebabkan pembicara mengatakan ini pada saat ini?”

Buku tersebut bermaksud untuk memudahkan serta menjelmakan suatu komunikasi interdisipliner, antar disiplin, dengan menyajikan kepada para peminat, peneliti, serta mahasiswa bahasa, bahan-bahan yang menyangkut aneka ragam masalah, suatu wadah tempat bekerja sama para psikolog dan para linguis agar dapat membuahkan hasil yang bermanfaat.

Definisi Psikolinguistik Menurut Para Ahli

Robert Lado, seorang ahli dalam bidang pengajaran bahsa mengatakan bahwa “psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang ada kaitannya dengan itu yang tidak begitu mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri.” (Lado, 1976:220).

Emmon Bach dengan tegas dan singkat mengutarakan bahwa “psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana sebenarnya apra pembicara/pemakai sesuatu bahasa membentuk/membangun atau mengerti kalimat-kalimat bahasa tersebut.” (Bach, 1964:64).

Menurut Ronald W. Langacker “psikolinguistik adalah studi atau telaah mengenai behavior atau perilaku linguistik yaitu performansi atau perbuatan dan perlengkapan atau aparat psikologis yang bertanggung jawab atasnya.” (Langacker, 1968:6).

*

Referensi:

  • Tarigan, Henry Guntur. 1984. Psikolinguistik. Bandung: Penerbit Angkasa.
Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1767

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *