Bucin: Kebodohan yang Diprogram Secara Biologis

Jantungmu berdetak sedikit lebih cepat. Kelenjar-kelenjar terbuka mengeluarkan tetes peluh penuh rahasia. Tubuhmu mulai memproduksi hormon-hormon, yang membuatmu merasa sedikit pusing tapi hangat di dalam, dan perasaan berbunga-bunga.

Kondisi ini, sialnya, jadi salah satu alasan writer’s block paling konyol yang sering saya alami. Sebut saja bucin, atau kasmaran, atau jatuh cinta. Pernah karena tengah dimabuk asmara, kerjaan saya enggak beres-beres. Karena hampir deadline, teman sampai mengultimatum gebetan saya agar jangan membalas chat saya sebelum tugas tulisan berhasil saya rampungkan.

Sebelum-sebelumnya, saya sering sinis dan mengolok orang-orang yang lagi bucin ini, sampai saya mengalami sendiri. Maklum, saya termasuk golongan late bloomer dan pengalaman asmara yang payah. Kondisi aneh itu bikin saya bertanya-tanya, dan kegemaran saya adalah mencari jawabannya dari penjelasan ilmiah.

Kasmaran dan Banjir Hormon

Ketika kita “jatuh cinta” secara garis besar ada tiga hormon yang membanjiri otak kita. Dr Helen Fisher, seorang antropolog biologi di Kinsey Institute, New York menyebutkan kalau masing-masing terikat pada aspek yang berbeda dalam prosesnya:

  1. Testosteron dalam dorongan seksual,
  2. Dopamin dalam cinta romantis,
  3. Oksitosin dilepas saat kita membentuk keterikatan yang lebih dalam.

Ketiganya tidak menghantam kita secara berurutan. Namun untuk keterikatan, apakah ia datang sebelum atau sesudah kita tertarik pada seseorang, membutuhkan waktu.

Hormon-hormon ini memang memiliki peran pada otak yang sedang kasmaran, sekaligus mendatangkan malapetaka. Sebagian besar kegamangan berbunga-bunga dari orang-orang yang sedang kasmaran dapat ditelusuri ke efek dopamin yang membanjiri otak. Inilah yang menyebabkan seseorang terobsesi tentang minat cinta baru mereka.

Fisher menyebutkan bahwa seseorang dapat menghabiskan hingga 85% waktunya untuk memikirkan si dia.

“Lalu ada keinginan untuk penyatuan emosional,” kata Fisher, yang juga menulis Anatomy of Love. “Ya, kamu memang ingin tidur dengannya, tetapi yang kamu inginkan adalah agar mereka menelepon, mengajakmu keluar, untuk memberi tahumu bahwa mereka mencintaimu.”

500 days of summer
(500) Days of Summer (2009)

“Kamu sangat termotivasi untuk memenangkan orang ini. Area ventral tegmental, bagian otak yang mengendalikan ini, tepat di dekat area otak yang mengatur haus dan lapar,” lanjut Fisher. “Ini adalah dorongan dasar manusia.”

Dopamin juga menyebabkan seseorang melihat kekasihnya benar-benar unik dan luar biasa. “Musik yang mereka suka menjadi luar biasa,” sebut Fisher. Hormon ini juga menyebabkan emosi yang kuat, baik positif maupun negatif, serta hasrat seksual, kecemasan akan adanya perpisahan dan tingkat energi yang tinggi.

Selanjutnya, dalam sebuah temuan yang mungkin tak bakal mengejutan siapa pun, keadaan jatuh cinta menghambat kemampuan seseorang untuk membuat keputusan rasional.

“Korteks prefrontal medral ventral, wilayah otak yang berfokus pada yang negatif, menjadi kurang aktif ketika mereka jatuh cinta,” kata Fisher. “Jadi mereka berfokus pada hal positif dan mengabaikan yang negatif.”

Adakah Cara Untuk Menyetop Bucin?

fallen angels
Fallen Angels (1995)

Saat kasmaran, bagian otak yang terkait dengan pengambilan keputusan menunjukkan sedikit aktivitas. Hal ini terjadi karena individu diprogram sedang melakukan sesuatu yang lebih penting.

Fisher menjelaskan bahwa kita tengah mencoba memenangkan hadiah terbesar dalam hidup: seorang pasangan kawin. Karenanya, seluruh mekanisme otak dirancang agar kita bisa mendapatkannya.

Tentu, kasmaran bakal menenang, sedikit demi sedikit, seiring berjalannya waktu.

Fisher bersama timnya membandingkan aktivitas otak orang-orang yang baru saja jatuh cinta dengan orang-orang yang telah bersama pasangannya selama rata-rata 21 tahun, dan yang menggambarkan dirinya masih “jatuh cinta”. Mereka menemukan aktivitas yang sangat mirip di area tegmental ventral otak pada kedua kelompok, dengan satu perbedaan yang signifikan.

“Di antara mereka yang baru saja jatuh cinta, kami menemukan aktivitas di wilayah terkait, saya tidak akan mengatakan ansietas, tetapi intensitas,” sebut Fisher.

“Namun di antara mereka yang telah jatuh cinta dalam jangka panjang, ada aktivitas otak yang harus dilakukan dengan ketenangan,” jelas Fisher. “Anda masih ingin bercinta dengan orang tersebut, bersenang-senang dengan orang tersebut, ingin menikah lagi dengan orang tersebut, tetapi Anda tidak gelisah tentang orang itu.”

Jatuh cinta bisa sekelebat, tapi cinta bisa memanjang. “Love is not time’s fool,” tulis Shakespeare dalam sonet 116: “Love alters not with his brief hours and weeks / But bears it out even to the edge of doom.

Sebenarnya, Apa Itu Jatuh Cinta?

parasite kiss
Parasite (2019)

Psikologi hanya dapat mengungkapkan sedikit tentang mengapa kita menemukan orang-orang tertentu yang menarik. Misalnya, kita lebih cenderung jatuh cinta pada seseorang yang mirip: dari kelompok sosial ekonomi, tingkat ketertarikan, pendidikan, dan latar belakang agama yang sama.

“Saya akan memberi tahu Anda sesuatu yang Anda tidak ingin tahu: secara statistik Anda lebih mungkin untuk menikah dengan seseorang yang secara fisik tampak seperti orang tua lawan jenis Anda,” sebut Madeleine Fugère, profesor psikologi di Eastern Connecticut State University.

Pemicu lain yang menarik adalah warna merah, yang ketika dikenakan oleh orang-orang yang lebih muda meningkatkan daya tarik mereka kepada pasangan. Ada juga akibat siklus menstruasi perempuan, yang memengaruhi tipe pria yang akan menarik minatnya. Selama ovulasi, perempuan tertarik pada pria dengan perawakan yang lebih maskulin, tapi ketika tidak sedang berovulasi, perempuan cenderung memilih pria yang terlihat tak terlalu maskulin.

Namun gagasan bahwa ada cara ilmiah untuk memahami secara tepat apa yang membuat beberapa orang menarik bagi kita dan orang lain tidak, atau gagasan bahwa kita dapat jatuh cinta dengan siapa pun yang punya cukup keintiman dengannya, menurut Fugère, adalah sesuatu yang menggelikan.

Terlepas dari semua yang kita ketahui tentang psikologi tarik-menarik, masih ada banyak misteri dalam pertanyaan tentang siapa yang kita cintai, sebut Fugère. “Ada hal-hal tak sadar lain yang mendorong ketertarikan kita pada orang lain dan kita tidak tahu apa itu.”

Mengambil Risiko Untuk Jatuh Cinta

science of sleep
The Science of Sleep (2006)

Diperkirakan satu dari empat hubungan hari ini tercipta dari dunia online. Kita belajar banyak tentang seseorang sebelum bertemu mereka, dan perkembangan tradisional dari ketertarikan menuju hubungan telah bergeser bagi banyak orang.

“Kencan online adalah semua tentang kata-kata dan foto,” sebut Kate Taylor, seorang pakar hubungan di Match. “Jadi ini memungkinkan Anda mengembangkan sebuah hubungan dan ketertarikan berdasarkan faktor-faktor seperti minat bersama, selera humor yang nyambung dan kecerdasan. Ketika kita jatuh cinta secara offline, banyak faktor yang lebih kompleks ikut bermain: aroma, feromon, hormon dan itu jauh lebih merupakan sebuah proses yang primal dan misterius.”

Karena cinta begitu misteri, Fugère mengatakan bertemu dengan banyak orang sangat penting. Dia juga memiliki semacam tip licik: orang lebih cenderung jatuh cinta jika jantung mereka berpacu dan suhunya naik.

“Kita sudah tahu jika Anda pergi berkencan menaiki roller coaster dengan seseorang yang sudah menaruh hati pada Anda, mereka akan lebih mungkin jatuh cinta pada Anda,” katanya. “Ini bekerja dengan apa pun yang menggairahkan – bungee jumping, pendakian, segala yang benar-benar membuat jantung Anda berdetak.”

Nasihat Fisher hampir serupa: “Jika Anda benar-benar ingin jatuh cinta dengan seseorang, lakukan hal-hal baru bersama-sama.” Fisher menyebutkan untuk melakukan pendakian, naiki sepeda untuk makan malam ketimbang naik mobil, pergi ke opera, bermain ski, melakukan perjalanan ke Paris saat akhir pekan, berhubungan seks di ruangan yang berbeda. Kebaruan, kebaruan, kebaruan. Ini mendorong dopamin di otak dan dapat mendorong Anda melewati ambang pintu ke dalam cinta.

Pada akhirnya, cinta adalah satu bagian kemanusiaan kita yang begitu luas sehingga seni dan budaya dipenuhi dengan beragam referensi pada hal ini. Jatuh cinta adalah jalan masuknya. Kita berhutang banyak pada kesuksesan kita sebagai spesies manusia berkat hal mungil yang gila yang disebut cinta ini.

*

Referensi:

  • Fisher, Helen. (2016). Anatomy of Love: A Natural History of Mating, Marriage, and Why We Stray
  • Lyons, Kate & Peter Kimpton. (12 Februari 2016). How do I…fall in love. The Guardian.
Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1926

13 Comments

  1. Awalnya saya pikir ini review tentang drama korea, karena ada Lee Seung Gi-nya. Judge book by it's cover, aren't we? Hehe.

    Sebagai seorang yg belum pernah jatuh cinta ke lawan jenis, saya juga rada sinis sama buciners di sekitar saya. Dulu saya suka kesel kalau di jadiin tempat curhat sambil nangis2 sama teman2 perempuan. Ya, logika saya kalau si doi sering bikin sedih, sering bikin kesel, makan hati, ya tinggalin aja, kenapa musti ribet sih. Duluuu saya gitu.

    Agaknya saya lupa sama lagunya Agnes Monica yg sekarang udah jadi Agnes Mo, bahwa cinta kadang2 tak ada logika.

    Terkahir teman saya ada yg sampai self-harm gara2 cinta ini, karena penasaran saya juga sempat cari tahu kenapa seseorang bisa jatuh cinta, dan kenapa bisa segitunya sama cinta.

    Sekarang pun kalau dicurhatin masalah pacar, saya nggak ngerti harus kasih respon kayak gimana, katanya respon saya masih ngeselin, emang gimana sih respon yang ggak ngeselin?

    • Saya emang suka pake screenshot scene serial atau film buat dijadiin ilustrasi. Gemes banget itu Lee Seung Gi sama Suzy haha.

      Berarti harus nyobain sendiri dulu ini mah. Asli saya juga ga nyangka, padahal bisa dibilang saya itu rada fatalis, tapi bisa-bisanya kena sindrom yg namanya bucin sialan ini.

      Bahaya banget itu yg sampe self-harm, cinta emang segitunya, tapi bisa juga sebaliknya. Haha sok ahli saya.

      Tapi kayaknya udah bener disinisan sih, selain buat nyadarin realitas, bisa juga buat nguji cinta dia sampe mana sih, apa cuma meletup2 pas bucin doang atau bakal manjang.

  2. Untuk sementara saya berusaha menempatkan cinta pada tempat yang semestinya. Huahaha. Capek euy cinta-cintaan ala remaja (gaya banget, padahal saya baru 20 tahun)~

  3. Iya sih, benar juga. Satu waktu teman saya nanya,"tipe perempuan yang kamu suka apa?"

    Tanpa banyak berpikir, saya jawab yang referensi filmnya bagus. Setidaknya, kita bisa ngobrolin film bareng. Ngga tau juga sih, apakah ini cara yang baik untuk memulai sebuah hubungan. Yang saya tahu, syarat dua manusia untuk maju ke jenjang lebih dari teman yah nyambung dulu.

    • Bukan cuma di asmara, tiap hubungan juga penting banget soal komunikasi yg nyambung. Apalagi dalam hubungan romantis, inginnya tentu sama seseorang yg nyetel juga sama kita.

  4. Bucin cocoknya buat yang masih usia kinyis-kinyis, kalo yang udah 25 tahunan kayaknya mulai nyarinya yang adem ayem hubungannya.
    Tapi ada juga sih orang tertentu yang sukanya jalani cinta penuh drama 🙂

    • Iya saya udah di atas 25 dan masih sering bucin, maklum late bloomer. Usia emang pengaruh banget, makin tua makin realis. Tapi banyak juga fenomena orang yg keliatan mapan secara usia dan pengalaman hidup, ternyata masih ngerasa yg namanya bucin kayak masih remaja.

  5. Menarik artikel psikologi sekaligus biologi (ada hormon segala dijelaskan). Memang kalau sudah bucin urusan lainnya menjadi tidak penting hehe…

  6. saya kira tadi saya lagi baca Tirto…

    saya pernah jadi bucin, masih mungkin, tapi kalo ditanya kenapa bisa cinta atau kebablasan bucin, nggak pernah bisa saya jelaskan. senada dengan kalimatnya Fugere tadi. meski dipaksa dgn todongan "nggak mungkin bisa cinta tanpa alasan", tetap saja nggak nemu. menyebutkan cantik, keadaan badan tertentu, atau penampilan, malah jadi menunjukkan kalo bukan itu alasannya. misal saya sebut karena waktu senyum dia terlihat begini dan begini. eh, waktu gak senyum juga tetep dibucinin. menggelikan memang kalo harus menemukan alasan tertentu.

  7. Bucin explained. Ternyata ada penjelasan ilmiah di balik bucin yang memang kalau dilihat-lihat terkadang tidak memakai logika. Lain cerita memang kalau itu semua reaksi hormonal yang terjadi di dalam tubuh.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *