Dari Romantisisme, Terbit Mooi Indie dan Gambar Dua Gunung Satu Matahari

Lebih dari seabad sejak romantisisme pertama kali dicetuskan di barat, namun pengaruhnya masih dapat dirasakan dalam dunia kesenian sampai sekarang. Pada faktanya, bentuk seni modern pun banyak yang masih bersifat romantik.

Walaupun sudah muncul banyak konsep lain seperti realisme , simbolisme, surealisme, dan lain-lain, adanya kebutuhan untuk mengekspresikan diri secara subjektif, terlepas dari hukum sains dan logika, yang seringkali menjadi vital dalam penciptaan karya seni, merupakan warisan dari romantisisme.

Sejarah Romantisisme

Romantisisme adalah sebuah gerakan artistik dan intelektual yang berawal dari akhir abad 18 di Eropa Barat.

Seni ini menitikberatkan pada emosi, imajinasi, kembali pada keniscayaan sejarah dan alam, juga sebagai bentuk perlawanan pada seni neoklasik yang terikat pada norma, selalu seimbang, bersih, dan statis.

Gerakan ini menekankan emosi yang kuat sebagai sumber dari pengalaman estetika, memberikan tekanan baru terhadap emosi-emosi seperti rasa takut, ngeri, dan takjub yang dialami ketika seseorang menghadapi yang sublim dari alam.

Prinsip romantisisme adalah: kembali kepada alam, contohnya emphasis terhadap nilai-nilai kebajikan umat manusia, keadilan bagi seluruh umat, menggunakan perasaan daripada logika dan intelekual. Seni romantik berfokus pada emosi, perasaan, dan berbagai macam mood seperti spiritualitas, imajinasi, misteri, dan semangat perjuangan.

Seniman romantik mengekspresikan emosi personal melalui karyanya, kontras dengan pengekangan dan nilai-nilai universal yang ada pada seni neoklasik. Subyek bervariasi, contohnya lanskap, religi, revolusi, dan keindahan yang damai.

Baca juga: Aneka Reka Kabayan: Tokoh Lucu Sunda dalam Lintasan Sejarah

Masuknya Romantisisme ke Nusantara

Romantisme masuk ke Hindia Belanda lewat seorang pelukis dan pembuat litografi, bernama Antoine Auguste Joseph Payen. Dia merupakan lulusan arsitek B. Renard di Doomik Belgia.

Datang ke Hindia Belanda pada tahun 1817, dan tinggal di Bogor. Ditunjuk sebagai pelukis untuk Natural Sciences Commission dibawah Prof. Caspar Reinwardt.

Kedekatannya dengan Reinwardt membuat minat Payen terhadap alam tetap terjaga. Reinwardt, yang kelak menjadi guru besar di Leiden, adalah orang yang menjadi inisiator Kebun Raya Bogor sekaligus direktur yang pertama.

Di setiap kawasan yang dikunjunginya, Payen selalu menghasilkan lukisan yang mengabadikan tempat-tempat atau peristiwa yang dianggapnya indah dan menarik. Payen memegang peran penting dalam kelahiran Mooi Indie: lukisan alam bersuasana teduh, tenang, indah dan jauh dari gejolak. Hindia yang molek.

Pelukis yang beraliran Mooi Indie dapat terbagi menjadi empat kelompok besar, yakni:

  1. Orang asing yang datang dari luar negeri yang jatuh cinta pada keindahan Hindia Belanda dan menemukan objek-objek yang menarik di tanah Hindia. Misalnya F. J. du Chattel, Manus Bauer, Nieuwkamp, Isaac Israel, PAJ Moojen, Carel Dake, Romualdo Locatelli;
  2. Orang Belanda kelahiran Hindia Belanda, misalnya Henry van Velthuijzen, Charles Sayers, Ernest Dezentje, Leonard Eland, Jan Frank;
  3. Orang pribumi yang berbakat melukis dan mendapat keterampilan dari dua kelompok di atas, misalnya Raden Saleh, R. Abdullah Suryosubroto, Basoeki Abdullah, Wakidi, Mas Pirngadi;
  4. Orang Tionghoa yang mulai muncul pada dasawarsa ketiga abad 20, khususnya Lee Man Fong, Oei Tiang Oen dan Biau Tik Kwie.

Mempersoalkan Mooi Indie

Pada mulanya istilah Mooi Indie pernah dipakai untuk memberi judul reproduksi sebelas lukisan pemandangan cat air Du Chattel yang diterbitkan dalam bentuk portfolio di Amsterdam tahun 1930.

Namun istilah itu menjadi popular di Hindia Belanda semenjak S. Sudjojono memakainya untuk mengejek pelukis-pelukis pemandangan dalam tulisannya pada tahun 1939.

Sudjojono mengkritisi soal lukisan-lukisan pemandangan yang serba bagus, serba enak, romantis bagai di surga, tenang dan damai, padahal itu tak menggambarkan realitas sebenarnya.

Benar mooi indie bagi si asing, yang tak pernah melihat pohon kelapa dan sawah, benar mooi indie bagi si turis yang telah jemu melihat skyscapers mereka dan mencari hawa dan pemandangan baru, makan angin katanya, untuk menghembuskan isi pikiran mereka yang hanya bergambar mata uang sahaja.

(Sudjojono dalam tulisannya di Majalah Keboedajaan dan Masjarakat, Oktober 1939.)

Lukisan-Iukisan Mooi Indie dapat dikenali dari penampilan fisiknya. Bentuk atau subyeknya adalah pemandangan alam yang dihiasi gunung, sawah, pohon penuh bunga, pantai atau telaga. Selain itu kecantikan dan eksotisme wanita-wanita pribumi, baik dalam pose keseharian, sebagai penari, atau pun dalam keadaan setengah busana.

Laki-Iaki pribumi juga sering muncul sebagai obyek lukisan, biasanya sebagai orang desa, penari atau bangsawan yang direkam dalam setting suasana Hindia Belanda.

gambar gunung anak sd tino sidin romantisisme mooi indie

Intinya, Mooi Indie adalah penggayaan yang menggambarkan nuansa romantisisme Eropa yang dituangkan versi keindahan Indonesia, di mana alam mendominasi.

Salah satu pengaruh penting Mooi Indie adalah gambar pasaran yang kita bikin saat sekolah dasar dulu: dua gunung, matahari terbit, dan jalan yang menerabas persawahan – meski ini perlu dialamatkan juga pada jasa Tino Sidin. Juga, foto-foto Mooi Indie-esque tak pernah luput dari linimasa Instagram kita.


Referensi:

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1916

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *