Tumbak adalah satuan pengukuran luas dalam masyarakat tradisional Sunda, khususnya di daerah Priangan.
Sampai sekarang sistem pengukuran ini masih sering digunakan dalam komunikasi menyangkut jual beli tanah, debat warisan, pengelolaan lahan dan banyak digunakan soal persawahan.
Satuan Pengukuran Tumbak dalam Budaya Sunda
Jika dikonversi ke ukuran internasional, tumbak panjangnya sekitar 3,75 meter x 3,75 meter. Oleh sebab itu, satu tumbak biasanya digenapkan seluas 14 meter persegi.
Untuk contoh kasusnya, jika ingin membuat rumah tipe 36 dibutuhkan setidaknya 2 tumbak.
Jika menelisik catatan sejarah, penggunaan istilah tumbak ini bisa ditelusuri dalam Prasasti Tugu, peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanagara.
Seperti dilansir dari Historia, dalam prasasti tersebut, ketika terjadi banjir di masa Kerajaan Tarumanagara, disebutkan kalau Raja Purnawarman memerintahkan untuk membuat saluran galian sepanjang 6.122 tumbak.
Hari ini, jika menelusuri iklan tanah di internet yang berada di kawasan Bandung, ukuran tumbak ini masih digunakan.
Jadi, berapa ukuran tumbak ini jika dikonversi ke ukuran internasional yang lebih umum, yaitu meter?
Tumbak juga sering disamakan dengan istilah bata atau ubin dalam Bahasa Jawa, yang ukuran panjangnya sekitar 3,75 meter x 3,75 meter. Oleh sebab itu, satu tumbak biasanya digenapkan seluas 14 meter persegi.
Jadi jika menemukan iklan tanah di internet yang masih menggunakan ukuran tumbak sudah tidak perlu bingung lagi, utamanya milenial yang ingin mencari alternatif rumah impian, jadilah warga Kabupaten Bandung seperti saya.
Agar tak ketinggalan tulisan menarik lain, jangan lupa ikuti blog ini di Google News, ya!
sebagai orang sunda kenal betul dengan istilah tumbak. walnya emang bingung sih, apalagi pas awal-awal kerja di proyek yang kebanyakan klien bilangnya sekian tumbah, hehehehe.
[…] – untuk tanah sebenarnya sudah tersedia, sebuah iming-iming lahan keluarga seluas 70 tumbak jika saya memutuskan untuk […]