Scathach, atau dikenal pula sebagai Shadow Queen, adalah salah satu dari mereka yang dihidupkan kembali melalui medium anime dan game, terutama Fate series.
Dia bukan sekadar waifu, dia adalah arketipe, sebuah kekuatan yang mengendap di alam bawah sadar, menghubungkan kita dengan bayangan yang lebih purba, penuh simbol, sensualitas, sekaligus kekerasan.
Fate dengan cerdas memanipulasi karakter-karakter historis dan mitologis menjadi ikon baru yang kontras namun saling melengkapi dalam dunia yang modern. Scathach dihadirkan bukan hanya sebagai prajurit tanpa tanding, tetapi juga sosok wanita yang berada di antara hidup dan mati, di antara kasih sayang dan rasa terasing.
Dalam mitos aslinya, Scathach adalah guru perang Cú Chulainn, seorang pahlawan Irlandia, tetapi di dunia Fate, ia lebih dari sekadar mentor. Ia adalah tantangan psikologis dan psikoseksual, mewujudkan konflik batin yang ada dalam diri banyak penggemarnya.
Persona Sang Wanita Perang
Scathach adalah perempuan yang tidak terbaca, sekaligus sangat memikat. Wajahnya dingin, seolah mampu menahan perasaan yang kita, sebagai manusia biasa, sulit untuk mengerti.
Dia adalah manifestasi dari konsep thanatos—impuls kematian—yang dibalut dengan kecantikan dan daya tarik seksual yang tidak langsung, tetapi merayap dalam alam bawah sadar.
Dengan mengenakan baju zirah yang ketat dan tombak merahnya yang ikonik, ia mengombinasikan kekuatan fisik dan daya tarik seksual dalam satu sosok. Tidak seperti karakter perempuan yang secara terang-terangan menggoda, Scathach menawarkan sesuatu yang lebih berbahaya—la belle dame sans merci, perempuan cantik tanpa belas kasih. Aura mematikan itulah yang justru menjadi daya tarik psikoseksual, seolah-olah kecantikan dan bahaya adalah sisi mata uang yang sama.
Fantasi yang Tak Terjangkau
Di balik daya tarik seksualnya, ada jarak yang tidak bisa ditembus, seolah-olah ia adalah bayangan atau mimpi yang tak pernah bisa diraih. Bahkan, dalam game Fate, hubungan kita dengan Scathach hanya sebatas Master-Servant, suatu perjanjian yang bersifat transaksional tetapi penuh dengan misteri.
Scathach memosisikan dirinya sebagai figur yang tidak bisa dijangkau sepenuhnya, mempermainkan keinginan manusia untuk menyatu dengan sesuatu yang tidak dapat mereka miliki. Ini bukan sekadar fetish; ini adalah simbol dari hasrat manusia yang tak terpuaskan, yang seolah-olah terikat pada hal yang tidak bisa dimiliki.
Dalam psikoanalisis, ini mungkin bisa disebut sebagai bentuk ideal ego, di mana Scathach menjadi pantulan dari gambaran diri yang sempurna, tak tersentuh, dan penuh keperkasaan. Penggemar memuja Scathach karena ia adalah yang tak terjangkau, namun justru dalam ketidakmampuan untuk menjangkaulah daya tariknya menjadi semakin kuat.
Perempuan yang Hidup di Ambang Batas
Tidak hanya kepribadiannya yang menjadi daya tarik, tetapi juga posisinya di dunia Fate. Scathach berada di dunia yang dikenal sebagai Land of Shadows, tempat di mana kehidupan dan kematian terhubung, membuatnya menjadi figur yang abadi.
Kehidupan kekal ini memberinya perasaan kesepian, suatu keberadaan yang merentang tanpa batas, membekukan perasaannya terhadap dunia yang fana. Di sini, ada daya tarik eksistensial yang terselubung, seolah-olah Scathach adalah simbol dari kebebasan mutlak tetapi juga keterasingan yang mutlak.
Mnusia terikat pada batas-batasnya, tetapi juga merindukan sesuatu yang melampaui batas tersebut. Scathach, sebagai figur yang berada di antara dua dunia, adalah pengingat akan batas kehidupan dan kematian, sesuatu yang sekaligus memikat dan menakutkan.
Bagi penggemar, Scathach menjadi refleksi dari sisi gelap diri mereka—hasrat untuk melampaui keterbatasan hidup, namun juga takut kehilangan diri di dalamnya.
Scathach dan Daya Tarik Kekerasan
Scathach adalah guru perang yang tak tertandingi, ahli dalam seni membunuh, dan tidak terikat pada nilai-nilai moral. Sosoknya adalah perpaduan dari kecantikan dan kehancuran, sesuatu yang membuat daya tarik psikoseksualnya semakin kuat.
Kekerasan yang ada dalam dirinya menimbulkan sensasi mendua; di satu sisi, penggemar kagum pada kekuatannya, namun di sisi lain, ada daya tarik dari fantasi subjugation, di mana kekerasan menjadi bentuk eksplorasi dari dominasi yang dilakukan oleh perempuan yang tangguh. Ini adalah dualitas yang jarang sekali bisa ditemukan dalam karakter perempuan lainnya.
Kekerasan dalam dunia manusia bukan sekadar tindakan fisik, tetapi juga cara manusia menantang batas-batas moral dan eksistensial mereka. Begitu pula dengan Scathach, kekerasannya bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga simbol dari kedalaman batin yang penuh luka dan kerinduan untuk mengatasi batas hidup dan mati.
Scathach adalah karakter yang tidak hanya sekadar fan service dalam serial Fate, tetapi sebuah simbol dari sisi gelap dan hasrat terdalam manusia. Di balik setiap gerakannya, ada simbol dari eksistensialisme dan impuls psikoseksual yang lebih dalam dari sekadar kecantikan atau kekuatan. Dia adalah bentuk ambiguitas, seperti puisi yang terbuka untuk banyak tafsir, seperti wanita yang hanya bisa kita sentuh dalam mimpi.
Scathach adalah mitos yang hidup, mengingatkan kita pada ketidaktercapaiannya, pada bayangan yang selalu ingin kita raih, tetapi mungkin hanya akan membawa kita semakin jauh ke dalam bayangannya.