Sejam Aja Tanpa Internet

Gara-gara internet, meski telepon genggam makin hari makin canggih, tapi makin manja juga para telepon pintar ini buat minta diisi ulang baterainya.

Internet 1×24 jam sudah jadi keniscayaan. Bangun tidur, ganti status jadi Awake di Path, ga lupa retweet kicauan motivasi dari linimasa Twitter. Intip Facebook sama cek email jadi ritual wajib, harus nengok juga info kuliah yang dijarkom lewat Line sama WhatsApp. Kampus dijadiin lokasi photoshoot buat #OOTD di Instagram. Sampai pas mau lari pagi juga, ga lupa buat set Nike+ dulu. Semua aktivitas kudu banget buat update, ya pasti lah si hape makin boros baterai.

Gara-gara internet, orang-orang bisa ketawa senyum-senyum sendiri padahal bukan penderita Skizofrenia. Gara-gara internet juga, umat manusia hari ini jadi hobi menunduk. Kalau boleh beranalogi, tanpa harus bersusah payah, setan di zaman sekarang mah ga perlu capek-capek menyesatkan manusia, kerjanya cuma santai leyeh-leyeh. Karena kombinasi internet dan telepon pintar udah mengambil alih jobdesk sang setan ini agar manusia semakin jauh dari Tuhan, dari sesama, dan dari lingkungan sekitarnya.

Nah, pernah terpikir ga gimana jadinya jika internet hilang di muka bumi ini selama satu hari? Coba bayangkan, ceritanya karena Tuhan geram sama tingkah laku manusia yang semakin menjauh dari-Nya, maka Sang Maha Berkehendak ini menimpakan azab kepada kita-kita ini dengan mencabut koneksi internet di muka bumi ini? 😯

ERROR 106: THE INTERNET CONNECTION HAS BEEN LOST FROM THIS WORLD

Kiamat! Kiamat!

Hari ini, untuk makhluk yang bernama homo sapiens, pasti azab ini tuh jadi siksaan paling menyiksa yang pernah ada dalam sejarah peradaban. Manusia, mau tua, muda, kelas sosialita, kelas ekonomi lemah, seleb, sampai saya, sudah sangat tergantung sama yang namanya internet. Hampir seluruh sisi kehidupan modern ini sudah terintegrasi dengan internet. Internet udah jadi kebutuhan dasar manusia, setingkat sama bernafas.

Jangankan sehari, karena terlalu candu sama internet, beberapa dari kita bahkan ada yang ga kuat kalau sejam aja disuruh lepas dari internet. Namun, jangan salahkan internetnya. Internet hanyalah sarana. Masalahnya manusia yang harusnya mengendalikan internet, malah berbalik diperbudak sama internet ini.

Saya jadi punya ide, kan ada tuh Earth Hour tiap tanggal 28 Maret yang kita diharuskan buat padamin listrik selama sejam, nah gimana kalau ada juga program serupa tapi yang dimatiin adalah internet. Ini juga promosi penghematan energi juga kan, berapa ribu bandwith coba yang bisa dihemat meski hanya dalam waktu sejam. Selain itu, bisa dijadikan juga sebagai refleksi kalau ada banyak hal yang lebih penting buat dilakukan ketimbang update status.

Internet cuma sarana, kalau dipakai berlebihan dan keliru dalam penggunaan tentu merupakan hal yang salah. Bicara soal sarana, internet itu bagai dua sisi mata uang aja. Internet pastinya punya sisi positif dan negatif. Yang pasti, ada banyak hal yang semakin mudah dilakukan berkat adanya internet. 😀

Saya ini emang anak desa. Lahir dan tinggal di pedesaan dengan padang sawah luas yang jauh sedikit dekat dari hiruk pikuk kota, sebut saja Bandung coret. Bandung coretnya pun yang menjorok ke pedalaman, nama kampungnya sendiri pas kayak yang di video di atas, Sukamaju. Dan berkat internet, meski orang kampung tapi wawasan saya insya Allah bisa lebih mengglobal.

Yang paling saya syukuri dari internet adalah saya bisa mengenal dunia yang bernama blogosphere ketika menginjak SMA. Dengan hanya bermodal HP low-end yang alhamdulillah ada fitur internetnya, plus paket Flash dari KartuAs, saya belajar banyak mengenai dunia blog melalui keterbatasan ini. Bukan hanya ilmu perblogan, berbagai informasi dan inspirasi bisa saya dapatkan dari internet ini.

Saya telah menerima beragam manfaat dari internet ini. Namun masih ada jutaan orang Indonesia belum mengenal dan merasakan manfaat internet. Sebut saja mereka BUNET, kaum buta internet dengan provider Telkomsel yang hanya menggunakan nomornya untuk menelepon atau SMS doang. Saya nih salah satu contoh sukses orang yang berhasil keluarga dari belenggu ke-BUNET-an. 😎

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya. Nah, kita yang udah jago soal internet ini tentunya punya kewajiban buat memberantas kaum BUNET tadi. Yang pengen jadi agen pembawa perubahan, klik aja link di bawah ini.

SAYA MAU JADI AGEN PEMBAWA PERUBAHAN, SAYA SIAP JADI AGEN INTERNET!

Sisi negatif yang paling disorot dari yang namanya internet apalagi kalau bukan soal penyebaran konten porno. Berbagai informasi tersedia di internet dari berita hingga hiburan serta konten lainnya. Namun justru konten pornografi yang mendominasi internet. Disebutkan kalau 12% dari seluruh website yang terdapat di internet adalah website pornografi, kira-kira jumlahnya mencapai 24,6 juta website!

Nah, di sinilah peran kita sebagai agen internet buat mengedukasi kaum bunet ini agar berinternet. Masih banyak masyarakat Indonesia yang memiliki anggapan internet merupakan hal yang rumit, hanya untuk kosumsi anak muda, bahkan dapat membawa pengaruh yang negatif. Telkomsel sendiri lagi butuh sekitar 1 juta agen internet. Ya siapa lagi kalau bukan kita-kita ini. 😀

Dalam pengimplementasian sila kedua, ketiga, dan keempat, semoga seluruh Indonesia bisa merasakan manfaat internet biar ga cuma saya yang notabene kampungnya emang Sukamaju bisa jadi orang yang maju. Semua insan Indonesia wajib maju dan memajukan sesamanya.

Oh ya, buat tantangan #SehariTanpaInternet-nya emang bisa saya jalani sih meski cukup berat juga. Tapi berarti mubazir dong sama paket internet Flash yang saya beli ga terpakai gitu, ya jadinya saya ga jalani misi #SehariTanpaInternet ini. 😆