Penulis fenomenal! Sebutan paling pas buat Teh Dewi Lestari. Ya, penulis dengan nama pena Dee, yang awalnya dikenal sebagai musisi ini emang rajin bikin buku-buku laris. Karya-karyanya bikin pembacanya berdecak kagum. Saya salah satunya.
Nah, sukses jadi penulis dimulai ketika pada 2001, yang saat itu saya masih bocah SD, diterbitkan novel perdananya, Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Setelah kemunculan novel tadi, karya-karya tulis fenomenal lainnya pun lahir tanpa bisa dibendung. Jadilah Teh Dee makin dikenal luas sebagai novelis. Pasti ga asing lah sama Perahu Kertas, Madre, Rectoverso, Filosopi Kopi, dan yang pasti serial Supernova.
Okeh, saya bakal buat laporan lapangan setelah berhasil mengkhatamkan 4 seri Supernova di bulan Ramadhan ini. Ya, intinya mah resensi. Langsung empat-empatnya. Mangga!
Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Baca keping pertama bakal langsung ngasih kode ke kita bahwa ini novel berat. Sebenarnya kalau baca ulasan kutipan di halaman awal, yang kebanyakan datang dari para sastrawan senior, kita bakal tau kalau ini bukan karya sastra sembarangan.
Oh ya, untuk bab di novel Supernova disebut keping. Nah, setiap keping tuh punya satu tokoh utama yg bercerita. Dan uniknya gaya bahasanya pun sesuai dengan karakter si tokoh utama. Beda keping, beda tokoh utama pencerita.
Dikisahkan dua pasangan pejantan-pejantan, Dimas dan Reuben bikin sebuah proyek gabungan. Sebuah roman percintaan. Tapi bukan karya biasa, karena roman ini hasil perkawinan antara sastra dan ilmiah. Roman yang terinspirasi dari kisah Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.
Di lain pihak, di paralel yang sama, ternyata kisah di roman bikinan dua pasangan gay tadi sama persis dengan kehidupan Ferre ‘si Kesatria’ dan Rana ‘si Putri’. Ferre dan Rana dihadap kegalauan karena harus menjalani hubungan cinta yang tak normal. Perselingkuhan. Dan diceritakan pula Diva ‘sang Bintang Jatuh’. Seorang model papan atas merangkap PSK, yang memiliki intelegensi tinggi dan wawasan luas.
Hadir pula sosok misterius: Supernova.
Jujur, saya sulit mencerna beberapa bagian, khususnya keping pas Dimas dan Reuben yang jadi tokoh utama. Meski disediakan catatan kaki buat istilah-istilah ilmiah, tetap aja pening kepala saya ini. Dari bahasanya sendiri, buat orang awam seperti saya, ini tuh sastra kelas atas banget lah.
Supernova: Akar
Nah, untuk seri kedua ini ga seberat yang pertama tadi. Ga banyak menyajikan aspek filsafat post-modern, fisika kuantum, atau tinjauan ilmiah apa lah.
Akar menceritakan perjalanan pencarian jati diri seorang pria berkepala plontos, Bodhi Liong. Seorang bayi yang tergeletak di pintu Vihara Pit Yong Kiong, yang kemudian dipungut, diasuh, dan dididik oleh seorang pendeta bernama Guru Liong.
Karena diduga karma yang berat di masa lalu, Bodhi menjalani masa kecilnya di vihara dengan beragam keganjilan yg terus menerus menghantui. Hingga ketika berusia 18 tahun, Bodhi mohon pamit. Untuk melakukan perjalanan mencari kesejatian.
Takdir kemudian membawa hidup Bodhi menjadi seorang backpacker lintas Asia Tenggara. Thailand, Laos, dan Kamboja menjadi negara yang disambangi. Beragam pengalaman dan ilmu diperoleh. Salah satunya adalah ilmu mentato.
Perjalanan terhenti. Bodhi akhirnya mendapat sesuatu di Bandung. Kepincut sama Punk.
Cerita disampaikan dengan pencampuran alur maju mundur.
Yup, untuk seri kedua ini memang lebih renyah dan ringan untuk dibaca. Dengan bahasa yg lebih dimengerti masyarakat umum. Diselipkan juga penggunaan dialog dengan bahasa asing, yang membuat novel ini makin menarik.
Supernova: Petir
Sangat berbeda dengan dua seri sebelumnya. Seri paling santai dan paling nyeleneh. Petir lebih dekat dengan keseharian kita.
Kali ini, kisah secara garis besar berlokasi di Bandung, menceritakan tentang seorang gadis sebatang kara bernama Elektra. Setelah ditinggal mati ayahnya dan kepergian kakak perempuannya, Elektra harus berusaha menyambung hidup.
Berawal dari perkenalannya dengan seorang yogini bernama Ibu Sati dan seorang entrepreneur muda urakan bernama Toni alias Mpret, hidup Elektra mulai terakselerasi. Rumah Elektra yang dulu merupakan tempat servis elektronik disulap menjadi pusat kongkow anak muda. Ada warnet, distro, home theater, dan “Klinik Elektrik”. ๐ฏ
Ceritanya datar namun penuh kedalaman karena sebetulnya menggambarkan realita anak-anak muda Bandung 2000-an awal, sehingga menjadikan sekuel Supernova ketiga ini yang paling membumi.
Paling konyol lah baca seri yang ini mah. Ga perlu lah pake Parasetamol lagi.
Supernova:ย Partikel
Kita kembali diajak serius di seri Supernova ini.
Di pinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama Batu Luhur, seorang anak bernama Zarah dibesarkan secara nyeleneh oleh ayahnya, dosen IPB sekaligus ahli mikologi bernama Firas.
Cara Firas mendidik mengundang pertentangan dari keluarganya sendiri. Di balik semua itu, masih tersimpan berlapis misteri. Antara lain, hubungan khusus Firas dan sebuah tempat angker, Bukit Jambul. Tragedi demi tragedi menimpa keluarganya, Firas meninggalkan rumah. Hilang. Yang akhirnya menuntut Zarah ke sebuah pelarian sekaligus pencarian panjang.
Dari konservasi orangutan Tanjung Puting, secara ga langsung Zarah dibawa lebih jauh lagi menuju London. Cinta, persahabatan, dan pengkhianatan dialami Zarah.
Partikel tampaknya memadukan isu-isu aktual tentang UFO seperti penemuan Crop Circle hingga situs purbakala Stonehenge yang dipercaya sebagai portal antar dimensi, digabungkan dengan spiritual shamanisme. Cerita soal fungi yang berkali-kali di tekan di awal cerita juga diungkit berkali-kali kembali dalam petualangan Zarah di Inggris.
Partikel mengajarkan kita jangan songong jadi homo sapiens tuh.
xxxxxxxxxxxxxxx
Supernova menyajikan beragam hal tabu yang manis dieksploitasi. Konsisten dengan nafas posmodernisme dan juga scientific. Sampai seri keempat, masih banyak misteri yang belum tersibak, tapi sedikit demi sedikit mulai terlihat lah titik terangnya.
Serial ini nantinya akan dilanjut dengan episode Gelombang dan Intelegensi Embun Pagi. Ga sabar nunggunya lah. Enjoy reading!
dan saya tidak baca satu pun. ๐ Supernova baca bab awal aja.
Keping bagian si Reuben emang isinya kuliah fisika. Pas awal baca langsung disambut ginian lah. Syok saya juga.
hahahaha… ๐
syok yo… ๐
Kaget. Bahasanya itu loh bikin pening kepala. ๐ฏ
Ini buku seri yang keren banget memang ^^b
Setuju berat teh. ๐
luarbiasa bisa mengkhatam 4 set buku supernova di bulan Ramadhan, tapi saya jaid bertanya bukannya sebaiknya mengkhatam al quran di bulan Ramadhan ya…salam ๐
Alhamdulillah, Al Quran juga baru khatam kemarin2.
hampir semua bukunya Dee saya punya, dan serial Supernova lengkap tinggal nunggu lanjutannya aja hehe. bacanya juga dari pertama, dan cover2 asli terbitan pertamanya..
pokoknya bakal ditungguin lanjutannya ๐
Baru punya hobi bacanya sekarang-sekarang. Telat satu dekade lebih jadinya buat bisa ketemu sama novel ini.
Wah, supernova legenda nih. Ini emang ada lanjutannya ya? Walaupun belum pernah baca satupun, tapi jadi tertarik nih. :))
Nunggu dua buku terakhir lagi.
Saya kadang heran gimana cara Dee bikin novel-novel keren kayak gitu.
Saya punya Perahu Kertas. Itu salah satu novel favorit saya. Kalo serial Supernova, saya belum baca sama sekali, hehe….
Perahu Kertas belum punya saya. Baru Filosofi Kopi sama Supernova ini koleksi Teh Dee yg saya punya.
Ijin menyimak saja… ๐
Ijin diterima. Selamat menyimak bang.
jujur belum baca satupun. hehe
Suka baca apa nih bang?
menarik juga nih bacanya..paling demen kalo baca menyangkut misteri
Wih suka misteri.
Saya juga suka, lagu Maroon 5 itu kan? *apasih*
belum baca satupun. tertarik baca yang partikel. soalnya ada ufo2nya. hehe
Emang nambah wawasan banget yg partikel ini, sekaligus ngajarin kita juga agar jangan sombong jadi homo sapiens tuh.
Keren banget si Dee ini.
Saya hanya baca ‘Akar’ sudah lama sekali.
Mahal sih…
Kalau di toko buku emang mahal, apalagi ini masuk kategori best-seller.
Untung di sini ada pasar buku Palasari.
Setuju banget kalau yang paling nyantai itu yang Petir.
Saya belum bisa baca yang Partikel, entah kenapa langsung capek baca setelah tamat baca seri Petir. ๐
Yg Partikel lumayan ringan juga lah. Baca yg ini bonusnya kuliah gratis ttg berbagai pengetahuan umum.
Bakal dapet juga titik terang cerita Supernova ini bakal ngarah kemana.
punya semua seri Supernova.. punyanya mbak dee, tapi satupun ga ada yang mudeng.. hehehe tapi anehnya aku menikmati yang seri 1… kestria,putri dan bintang jatuh… sohib2 pasti juga setuju kan? 2 cerpen dee juga saya koleksi.. fil.kopi dan apa tuh.. lupa susah bacanya.. wkwkw
Rectoverso maksudnya ya.
[…] Postingan terkait: Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh, Akar, Petir, danย Partikel […]
saya uda baca perahu kertas, partikel, petir… karyanya buat pikiran jalan dehh..
bingung gimana teh dee bisa buat novel sebagus itu.
pengen juga saya sebagai pemula bisa hebat kek teh dee
Risetnya hebat.
pernah baca yg keping 1&3 jaman 10 tahun lalu (pas smp), dan sy sdh lupa semua, hehe. tapi, postinganya bikin sy inget lagi dan PENGEN BANGET baca lagi., hehe
Nice post ^^
Gelombang sudah keluaaaaarrr… yihaaa.. ๐
Iya belum beli nih.
yihaaaa… gelombang udah keluar.. ๐
[…] Lihat: Supernova: Ksatria, Putri, Bintang Jatuh, Akar, Petir, dan Partikel […]
Kalo di simak serial supernova dari awal (KPBJ) sampai yg terbaru sekarang (Gelombang), sepertinya ada suatu misi rahasia diantara 6 tokoh dlm Supernova, 1. Diva (yg menurut saya adalah Bintang Jatuh), 2. Bodhi Liong, 3. Elektra, 4. Zara, 5. Alfa, 6. Belum terungkap alias masih rahasia (menurut saya dia adalah Gio) Mereka akan “sengaja” dipertemukan pada suatu tempat (sekali lg menurut saya tempat itu adalah Bandung). Misi rahasia apa yg sebenarnya akan mereka emban? Dan yg membuat saya bertanya-tanya lagi, apakah mereka semua makluk luar angkasa (alien) atau makhluk reinkarnasi?
Bisa jadi kumpul di Bandung, karena Elektra sama Bodhi udah ketemu di sini.
Kalau nyimak Gelombang, saya lebih condong ke spekulasi tentang reinkarnasi itu. Dan tugas mereka tentu saja sebagai “peretas”, tapi entah apa dan gimana.
kl saya sih baca ebooknya doang, malah mulai di edisi AKAR haha jatuh cinta bgtlah sm Bodhi, dan skrg malah susah nyari ebook edisi pertama sama Partikel , apalagi Gelombang.. mana ada. haha (si Kere pengagum buku)
salam
Suka ga kuat kalau baca ebook tuh apalagi format novel. Kudu dicetak dulu kalau saya.
Tapi ga tau kalau udah punya tab.
gan perbedaan harga novel di palasari sama di toko” beda nya jauh engga ?
Biasanya lebih murah sepuluh ribu lah. Dan buat buku dari penerbit-penerbit gede kaya Bentang Pustaka ini jatuhnya bisa lebih murah. Tapi hati-hati jangan ketipu sama buku bajakan.
Saya biasanya beli di BBC, toko di jajaran paling belakang yg harus titip tas dulu. Harga murah, bukunya asli, dan dikasih gratis sampul plastiknya. ๐
ikut nimbrung ya aa, gw punya dr seri ksatria-gelombang…cerita tingkat dewa banget, bacanya harus pelan2, kayanya intinya ttg reinkarnasi alien yg bertransformasi dlm wujud manusia tp entah apa misi jelasnya….ayo dong teh Dee…kapan terbitnya si intelegensi dan buku terakhirnya…