Berbagai awak media silih bergantian mewawancarai cowok berusia 80 tahunan itu. Sebagai orang Timur yang masih sangat menjunjung tinggi budaya sungkan, saya yang juga seorang pemalu ini nggak berani ikut-ikutan mewawancarai. Tapi untungnya bisa ngobrol santai dengan istrinya, dan dapat alamat rumahnya. Ya, mungkin nanti lah diskusi personal dengan Om Paul, sekalian silaturahmi karena ternyata tempat tinggalnya sekampung halaman di wilayah Bandung jauh.
Tag: paul tedjasurja

Senin, 18 April 1955. Bandung hari ini terasa begitu meriah bergairah. Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia mengirimkan wakilnya ke kota ini. Berkumpul ngariung di Gedung Merdeka merundingkan perlawanan terhadap neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Tentunya momen prestisius dan bersejarah ini wajib untuk diabadikan. Dari dalam dry box, saya keluarkan kamera DSLR, cek baterai serta memory card-nya, dan amunisi tempur memotret pun siap. Langsung meluncur lah saya menuju gedung yang dulu dipakai Societat Concordia itu.