The Casual Vacancy

the casual vacancy

Siapa sih yg ga kenal Joanne Kathleen Rowling? Dia loh, seorang ibu-ibu yg membuat kisah fenomenal Harry Potter. Nah, pada tau pasti kalau akhir tahun lalu beliau rilis novel baru. Novel dewasa. Yups, The Casual Vacancy!

Ceritanya mau review novel yg saya khatamkan minggu kemarin ini. Oke deh, langsung aja, emang cocok banget novel ini dikasih rating dewasa. Banyak kata-kata makian bertebaran dan beragam adegan ranjang, yg bahkan ada yg ga dilakuin di ranjang. Jadi sangat tidak dianjurkan dibacakan untuk bayi dan balita.

Dari segi penampilan fisik, novel ini masuk dalam kategori obesitas dengan tebal 512 halaman. Ga muat dimasukin ke saku celana. Nah, untuk covernya sendiri, dengan didominasi warna merah menyala, kelihatan simpel tapi nendang. Dengan jarak pandang 1,5 meter, pasti pada langsung hapal sama novel ini.

Uang memang masalah yg sensitif, tapi saya bakal bahas harganya. Dengan ketebalan setebal itu, kita butuh mengikhlaskan rupiah di atas nominal seratus ribu. Tapi alhamdulillah saya bisa dapat novel ini dengan harga lumayan bersahabat pas Bandung Islamic Fair 2013. So, buat yg mau dapat The Casual Vacancy dengan harga terjangkau, silahkan nantikan midnight sale di toko buku terdekat juragan. Kalau ada.

Untuk ceritanya sendiri, jangan samakan The Casual Vacancy dengan Harry Potter. Jelas beda. Tanpa basa basi, Rowling langsung mematikan karakter utamanya, Barry Fairbother, seorang anggota dewan kota Pagford yg masuk golongan pro-Field.

Nah, Pagford adalah kota kecil yang indah, bersih, penuh dengan moralitas yang tinggi, kota dengan masyarakat berpendidikan. Sedangkan Field merupakan kebalikannya, kawasan kumuh habitatnya para pecandu dan berandalan. Dari luar, Pagford terlihat seperti kota kecil yang damai khas Inggris, dengan alun-alun, jalanan berbatu, dan biara kuno. Namun di balik wajah nan indah itu, tersembunyi perang yang berkecamuk. Si kaya melawan si miskin, remaja melawan orangtua, istri melawan suami, guru melawan murid. Semua itu tak seindah yang terlihat dari luar.

Awalnya, saya sempet bingung tentang tokoh-tokoh yg berperan, saking banyaknya yg dimainkan, ada sekitar 20 tokoh dan mereka semua saling berkaitan. Ga ada jagoan super baik atau pun penjahat super kejam, semua tokoh diceritakan begitu realistis, punya sisi baik dan sisi buruk, begitu humanis.

Tante Rowling membawakan cerita dengan sungguh kelam, diawali dengan kematian, diakhiri pula dengan kematian. Sungguh ga happy ending. Bahkan kelanjutan beberapa tokoh dibikin ngegantung. Mungkin sengaja bakal membuat novel ini berlanjut layaknya Harry Potter.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1786

23 Comments

  1. Wew, akhir2 ini gua lagi kehilangan mood baca novel, apalagi novel yg berat2. Tunggu difilmkan aja deh, kalo novelnya bagus kan biasanya dijadiin film tuh wkwkwk

  2. Seserem itu kah ceritanya? Seserem itukah tulisan seorang janda? #eh?…. aku gak bacain buat balita mas, tapi balita yang bacain buat aku

  3. Haaa…. karakternya banyak dan saling berkaitan…. Penulisnya keren banget, bisa bikin novel kayak gitu.
    J.K. Rowling emang jempolan!

  4. pas ke gramed, buku ini memang mencolok banget dah.. cuman pas liat harganya udah bikin keder..
    Nice review gan, masih mw tamatin novel Musashi dulu.. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *