Sekarang mah zamannya “Yang kreatif yang bertahan”. Kreativitas udah jadi semacam kemampuan yg wajib dimiliki semua orang, ga hanya terbatas pada seniman aja.
Satu frase paling populer sekaligus klise soal kreativitas adalah “Thinking out of the box”. Berpikir beda sama orang kebanyakan. Kudu anti-mainstream. Nah, timbul satu pertanyaan, masalahnya orang yg anti-mainstream itu udah kebanyakan sekarang. Berarti anti-mainstream itu udah mainstream. Berarti biar kalau mau anti-mainstream kita harus jadi mainstream. Tapi kan yg mainstream itu berarti… ah syudahlah.
Pada akhirnya yg anti-mainstream suatu saat pun pasti akan jadi sesuatu yg mainstream, dan berlaku sebaliknya. Setiap menit, bahkan detik, dunia berubah. Semuanya serba relatif.
Okeh. Jadi kesimpulannya seorang Arif Abdurahman yg sok arif ini mengkritisi frase “Thinking out of the box” ya? Hmmm. Gimana ya, nggak juga sih sebenernya. Saya cuma pengen “thinking out the box” dengan menganut frase bikinan saya sendiri, “Thinking without the box”. Ngapain juga cape-cape mikirin boks.
“Thinking without the box” udah lama jadi judul tumblr saya. Makna dari frase ini menurut saya berpikir lah sebebasnya-bebasnya, ga usah mikirin itu pasaran atau sesuatu yg baru.
Selain itu, dengan konsep “thinking without the box”, kita ga perlu alergi sama yg namanya mainstream. Ga semua yg beda itu baik. Ga ada salahnya jadi mainstream. Dan ga haram juga jadi anti-mainstream. Pokoknya mah ga usah mikir ke-mainstream-annya, yg paling penting karya kita bermanfaat atau engga.
Who cares about the box. Nothing else but Spongebob who need that stuff to have an imagination.
Arif Abdurahman
Yah. Saya juga sebenernya ga terlalu paham juga sama makna “Thinking out of the box”. Apakah emang konsep “Thinking without the box” saya ini sebenernya “Thinking out of the box” juga? Ah syudahlah.
Yg mau saya tekanin, kreativitas itu titipan Allah maka gunakanlah karya yg tercipta dari hasil proses kreatif tadi untuk menebar kebaikan. π
sippp
Jebreddd!
Seorang HR juga sering disinggung ini masalah box box an.
Salam kreatif.
HR tuh Human Resource maksudnya ya bang?
Ho oh, katanya jangan terpaku UU, lihat sikon makanya harus kreatif think without the box
jadinya relatif ya…., yang gress oke dan yang jadul juga masih punya pasarnya juga hehhe..
Ya. Semuanya emang punya dua sisi mata uang kang.
Sekarang mah zamannya βYang kreatif yang bertahanβ. Kreativitas udah jadi semacam kemampuan yg wajib dimiliki semua orang, ga hanya terbatas pada seniman aja.<– gw suka kata-kata ini!!!
Keren emang yg nulisnya.
keren Bang! ane baru nyadar
Wih. Emang saya super keren emang. π
mari berpikir dengan otak, bukan dengan kotak π
Dahsyat!
berpikirlah sebebas-bebasnya i like it.. jangan berfikir dalam kotak… keren mas kunjungan perdana salam kenal
Salam kenal juga bang.
Pami aya kotakna mah sae keneh kaluar tina kotak. Tapi pami kotakna teu aya mah nya kanggo naon nguruskeun kotak….
Tah eta pisan kang.
Kotakna jangan dipikirin atuh, nanti kita gak jadi-jadi posting blog. Hehe candaa. Nice posting!
Sip. Tong cape-cape nguruskeun kotakna, nu penting karyana.
Memang berpikir kreatif mah jangan ada batasan (kecuali aturan agama) termasuk si ‘box’. Dengan berpikir dari segala arah, upstream-downstream-mainstream dan stream yang lain.
Dengan cara seperti itu tentu harapan kita tetap eksis dan mampu mengcreate produk dan karya yang bermanfaat.
Setuju. Idealnya mah karya kita itu ditujukan buat kepentingan agama.
suka sama quotation-nya π
Oh itu hasil perenungan bermenit-menit.
No box required. Bagus juga. π
Yeah. Who care about that.
udah lama gak mampir nih bro hehe
jadi gitu, aing jadi harus bagaimana? balik ke mainstream lagi? π
Ikuti hatimu masbro.
quotes-nya bagus (y) pemikiran yang naik ke lantai dua itu juga keren XD
Ah jadi tersanjung ni dipuji terus.
Jadi inget kalimat di film Tokyo Drift “I don’t just think outside the box. I tear it up”.
Mantap!
suka sm yg kreatif krn dikemas lbh menarik….. π
Bener juga ya, yang anti mainstream akan menjadi mainstream nantinya. π
Wah aku sama sekali tak memikirkan hal ini.