Hari masih siang, dan Chrisye sedang bernyanyi di Kineruku. Mungkin karena terhasut tulisan Eka Kurniawan dan Bernard Batubara, dari beragam penulis yang berserak di rak, saya memilih Milan Kundera.
Meski ada versi terjemahannya, saya nekat ambil yang versi Inggris karya penulis Ceko yang sering masuk nominasi peraih nobel sastra, The Book of Laughter and Forgetting. “Perjuangan melawan kekuasaan adalah perjuangan melawan lupa,” sebutnya. Ya, inilah novel yang melahirkan jargon terkenal menolak lupa itu.
Baca sambil leyeh-leyeh di sofa untuk memaknai waktu, sampailah Hegarmanah, Bandung Utara ini jadi sore. Maka dimulailah “Obrolan Urban” yang digelar di halaman belakang perpustakaan swasta ini, bersama Seno Gumira Ajidarma dan dipandu oleh Zen RS. Acara hasil kerjasama dengan Mizan ini sebenarnya sebagai temu sapa dalam rangka rilisnya buku terbaru sastrawan dan jurnalis kelahiran Boston itu, Tiada Ojek di Paris.
Buku ini adalah kumpulan esai-esai bernas SGA tentang masyarakat urban dan kota metropolitan. Tentang orang-orang modern yang tertipu dan terkungkung oleh “kemodernannya”. Disusun dari rangkuman sejumlah buku yang telah ditulis Seno Gumira Ajidarma yakni ‘Affair‘, ‘Kentut Kosmopolitan’, dan beberapa kolom yang belum pernah dibukukan.
Obrolan senja ini nggak hanya soal buku tadi, tapi menyenggol juga karya-karya lain dalam rentang panjang kepenulisannya, dan nggak lupa kepo soal proses kreatif seorang SGA – yang dijawab dengan nyeleneh.
“Kalau kita analitis terhadap sekitar, dunia itu meriah,” sabda Seno. Lalu beliau dengan baik hatinya membagikan tips menulis, tips yang super sederhana. Untuk bikin tulisan, utamanya esai, ada tiga langkah jitu, yaitu;
- Mulai nulis
- Rangkai
- Tutup
Sungguh simpel, terkesan klise kebangetan. Namun karena masih penasaran, saat sesi tanya jawab, ada seorang gadis menanyakan kembali perihal kiat menulis, dan kali ini sang penulis Kitab Omong Kosong malah hanya memberi satu langkah doang. “Cukup satu langkah, mulai!” ucap Seno, “Mulai nulis terus sampai tercipta seribu tulisan. Nah, dari seribu itu pastilah ada satu yang bagus.”
Ya, nggak ada cara lain untuk berlatih menulis selain dengan menulis itu sendiri. Ayo nulis, apalagi di zaman yang makin super mudah ini, nggak ada alasan buat nggak nulis. Karena menulis adalah upaya menciptakan ingatan kolektif, melawan yang namanya lupa. Eh tapi, di dunia yang riuh polusi notifikasi dan manusianya pada gampang amnesi, masihkah fungsi menulis ini masih relevan? Ah saya nggak ngerti, tapi tetap menulis. Dan budayakan membaca juga jangan lupa.
Kineruku ini emang asoy banget. Belakangan ini banyak dapet inputan dari penulis terbitan Mizan, mungkin bakal jodoh ke sini kali ya. 😎
Mantap Rip. Moga aja ketemu jodohnya
Ya, saya dan jodoh sedang saling menunggu bertemu.
emang bener sih. emang harus dimulai dulu. setelah itu semuanya ngalir sendiri. oke sip..
Bagai iler yg mengalir sampai jauh yes. 😆
oh dari sini muasal melawan lupa itu toh.. 🙂
Iya dari Milan Kundera, novel terjemahannya ‘Kitab Lupa dan Gelak Tawa’, baru dirilis ulang kalau ga salah.
Oalah. Kemaren dapet twitnya @zenrs ternyata ya dari sini to… Keren acaranya dan tipsnya simpel gak bertele-tele. Sukak deh. Nyari ah ntar bukunya beliau..
Wah ngikutin Kang Zen. Tapi kasihan kemarin pas jadi moderator, setiap pertanyaannya sama Seno dijawab seenaknya.
Menyikapi tips-tips klise yang diberikan oleh penulis dengan reputasi raksasa di Indonesia itu, menurut saya, hanya cocok untuk penulis pemula. Biasanya kendala penulis pemula itu ingin menjadi penulis tapi tidak mau menulis. Atau menunda-nunda menulis. Yang ditekankan oleh para penulis terkenal itu adalah agar terbiasa menulis. Karena setelah membiasakan menulis, pastilah terdapat kendala seperti tulisannya terkesan biasa saja, dll. Kemudian akan ada dorongan dari dalam dirinya untuk meningkatkan keterampilan menulis. Disitulah teknik menulis mulai ia cari. Itu sih menurut pengalaman pribadi saya.
Hehe, klise kebangetan, tapi emang begitu apa adanya: “mulai nulis, rangkai, tutup”. Kalau ga mulai, ya ngga akan jadi tulisan. Sebanyak apapun ide, kalo ngga ditulis ya ga akan membuat sebuah perubahan.
Yup, ga ada alesan untuk ga nulis di zaman yang sipercanggih ini, ga perlu ribet nyari kertas & pulpen/pensil. Smartphone di genggaman juga bisa jadi alat bantu untuk menulis. Bener kata lo, budayakan membaca juga, soalnya itu udah jadi satu paket komplit: membaca & menulis
hehe, bener juga sih, dari 1000 tulisan masa nggak ada yang bagus. ada temen yang suka nulis dan menggedor media sampai tulisannya puluhan. setelah hampir satu tahun baru banyak yang dimuat. mbrudul, panen deh dianya.
Saya tertarik acara beginian kang. Dapat inpoh dari mana sih??
Dari temen, dari Komunitas Aleut, dari Kang Zen sendiri.
Asik Chelsea! XD
Chelsea Islan yes!
keren, bung. remaja2 kiwari yang berbudaya memang harus rajin membaca dan menulis, biar gaul.
Ahahaha kesimpulannya kok lari ke chelsea to
Bener juga kalau kebanyakan ide, gak nulis-nulis malah kadang gue lupa.
Mari menulis..
Ah, waktu itu mau kesana,kapan lagi ketemu sama pencipta Sukab yang ngumpetin sepotong senja Buat Pacarnya. Apa daya, masih ngantor. Nuhun sudah mengulas dengan ringkas…
Salut Kanggo Kang Arip…
Hurip Hirup Sunda
Tipsnya simpel, tapi susah menjalankan secara konsisten, hehe..
Kang Arip udah memulai ninggal merangkai. 🙂
“Mulai nulis terus sampai tercipta seribu tulisan. Nah, dari seribu itu pastilah ada satu yang bagus.” tipsnya bagus ngena banget buatku, buatku yang sedang malas nulis. kalau di pikir-pikir memang benar sih, ada yang bagus ada yang jelek gitu, terus tinggal memperbaiki yang bagus.
jadi tertarik untuk baca novelnya
cukup satu langkah … “mulai beli dan baca” .. eh ini sih 2 langkah
Saya juga belum pernah baca tulisannya Seno sih.
Mulai, sesimpel itu. Emang kalo gak mau memulai dan terus2 nunda akhirnya malah gak jadi. Kayaknya perlu juga membuat deadline sendiri.
Sesimpel itu, dan manusia memperumitnya dengan konsep dan teknis semacam deadline.
Tapi kalo konsep dari Young-ha Kim saya suka, menulis ngebut seakan dikejar deadline.
Nah ini, karena kematian adalah motivasi paling nendang.
Sepertinya ada si doi hadir disana kemarin hihihi #salahfokus
Yg mana kak?
Terimakasih infonya….