5 Toko Kopi Legendaris di Bandung

Bandung adalah kota yang merayakan kopi, dari kedai hipster hingga warung sederhana. Namun, di antara tren yang datang dan pergi, ada toko kopi legendaris di Bandung yang tetap berdiri tegak, berpegang pada waktu yang berjalan lebih lambat dari mesin espresso.

Nah, lima toko kopi ini bukan sekadar tempat membeli biji atau bubuk, tapi bagian dari sejarah dan budaya kota. Mereka adalah kisah yang terselip dalam wangi arabika dan robusta, dalam kepulan asap yang menguar dari sangrai tua.

1. Kopi Javaco

Kopi Javaco berdiri pada tahun 1928, berada di Jalan Kebonjanti. Di sudut-sudut tertentu Bandung, aroma kopi yang disangrai masih bisa menembus kenangan. Javaco, dengan sejarahnya yang panjang sejak era kolonial, menjadi penjaga tradisi.

Toko kopi legendaris di Bandung ini memiliki empat jenis kopi yang dijual, yaitu Arabika, Robusta, Melange, dan Tip-Top. Melange merupakan Robusta grade 1 dengan sedikit rasa dan aroma kayu manis, sedangkan Tip-Top adalah Robusta grade 2.

Di sini, kopi bukan sekadar minuman, tetapi saksi dari perjalanan waktu. Mesin-mesin tua masih bekerja dengan ritme yang tak tergesa, seolah menolak tunduk pada kecepatan zaman. Kopi dari sini adalah rasa yang mengandung kesabaran, dengan biji yang disangrai perlahan, memberikan karakter kuat yang tak lekang oleh zaman.

2. Kopi Aroma

Terletak di Jalan Banceuy, Kopi Aroma didirikan oleh Tan Houw Sian pada tahun 1930. Jika kopi adalah soal waktu, maka Kopi Aroma adalah buktinya.

Berdiri sejak 1930, toko kopi legendaris di Bandung ini tidak terpengaruh oleh tren yang bergerak cepat. Biji kopi mereka disimpan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya disangrai menggunakan kayu selama dua jam, menciptakan karakter rasa yang matang dan lembut.

Terdapat dua pilihan produk dari Kopi Aroma, yaitu Mokka Arabika dan Robusta. Mokka Arabika memiliki aroma yang harum dan rendah kafein, mengandung 100% arabika dari berbagai daerah seperti Priangan, Jawa, Aceh, Medan, Flores, dan Timur. Sementara Robusta memiliki keunggulan di rasa yang pahit dan tinggi kafein dengan 100% kopi robusta dari Jawa dan Sumatera.

Menyeduh kopi dari sini seperti membaca surat cinta dari masa lalu—ada ketenangan yang tak bisa didapat dari cangkir-cangkir yang terburu-buru. Orang datang ke Kopi Aroma bukan sekadar membeli kopi, tetapi menyerap keteduhan yang melekat dalam setiap butirnya.

3. Kopi Malabar

Berdiri sejak tahun 1920-an, Kopi Malabar tetap mempertahankan tradisi dalam penyajian kopinya. Gunung Malabar bukan sekadar bentangan alam, tetapi rahim yang melahirkan salah satu kopi terbaik di Bandung.

Toko Kopi Malabar mengusung semangat itu, menyajikan kopi yang lahir dari ketinggian dengan keasaman yang lembut dan aroma yang segar. Kopi bubuk di sini hanya akan digiling ketika akan dibeli, menjaga kesegaran dan cita rasanya.

Keunikan lain dari toko kopi legendaris di Bandung ini adalah sistem buka-tutupnya yang tidak biasa. Jika pintu toko terbuka sedikit, artinya toko sedang buka. Jika tertutup rapat, berarti toko tutup. Namun, pelanggan tetap bisa membeli kopi dengan mengetuk pintu agak keras, lalu pemilik toko akan melayani langsung.

Kopi ini adalah sepotong pegunungan yang bisa dibawa pulang, membiarkan setiap seruputnya membawa jejak embun pagi dan desir angin yang turun dari bukit.

4. Kopi Kapal Selam

Didirikan sejak tahun 1930 dan berada di Jalan Pasar Barat, Kopi Kapal Selam memiliki nama yang unik, tempat yang tersembunyi, dan rasa yang kuat. Toko ini lebih seperti mitos bagi para pencinta kopi, sebuah rahasia yang hanya dibisikkan dari satu pelanggan ke pelanggan lain.

Varian kopi yang ditawarkan terdiri dari Arabika, Robusta, dan campuran yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Dieng, Lembang, Toraja, dan Gayo. Dikemas menggunakan plastik bening tebal berlogo Kopi Kapal Selam, kopi di sini pekat, berani, dan tak banyak kompromi.

Ini adalah kopi yang tidak meminta persetujuan dari lidah modern, tetapi berdiri teguh dengan identitasnya sendiri. Di sinilah kopi masih terasa seperti kopi, tanpa distraksi dari busa susu atau gula yang berlebihan.

5. Kopi Tjia Lie Hong

Berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kopi Tjia Lie Hong adalah jejak dari pecinan di Bandung yang membawa kecintaan terhadap kopi. Dengan teknik tradisional dan pilihan biji yang selektif, mereka meracik kopi yang mengandung sejarah dan kebanggaan.

Terdapat tiga varian menu yang ditawarkan, yaitu kopi Arabika, Robusta, dan Campuran. Pelanggan bisa membeli biji kopi utuh atau yang sudah digiling.

Setiap cangkir dari toko kopi legendaris di Bandung ini adalah penghormatan pada generasi yang datang sebelum kita, mereka yang mengolah kopi dengan tangan dan hati, bukan sekadar angka dan mesin.


Toko-toko kopi ini bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga lembaran dari kisah panjang Bandung. Setiap seruput kopi dari mereka adalah perjalanan melintasi waktu, melewati tangan-tangan yang bekerja dengan ketekunan, menyusuri lorong-lorong yang diselimuti aroma nostalgia.

Di tengah perubahan yang tiada henti, mereka bertahan sebagai penjaga rasa dan kenangan. Sebab, kopi yang baik bukan hanya soal rasa, tetapi tentang cerita yang ingin disampaikan di setiap tegukannya.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1925

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *