Kecintaan orang Jepang pada mie begitu kaya dan beragam, baik dalam bentuk udon, soba, yakisoba, somen, atau ramen yang paling populer itu.
Mengingat banyaknya bentuk, dalam beragam kaldu sebagai sup, dihidangkan panas atau dingin, dengan berbagai saus celup, orang Jepang membuktikan bahwa mereka dapat melakukan hampir segala hal dengan mie.
Cara penyajian mie di Jepang sebagian besar bersifat regional, tiap 50 km pasti akan terdapat kekhasan masing-masing. Namun, sebagian besarnya dapat dibedakan dalam lima jenis mie ini.
1. Ramen
Ramen bisa dibilang raja mie di Jepang, dan mungkin dunia, meski merupakan bentuk terbaru dari mie Jepang.
Mi tipis yang terbuat dari gandum ini disajikan dalam berbagai kuah, mulai dari shio (garam) dan shoyu (kecap) hingga tonkotsu (tulang babi) dan ramen gaya terbaru, miso.
Tak seperti mi Jepang lainnya, ramen hampir selalu disajikan panas, dan merupakan solusi cepat dan murah untuk mengatasi rasa lapar.
Baca juga: Cara Puitik Sinematik Menyantap Mie
Meskipun semangkuk ramen dapat berisi banyak bahan yang berbeda, bahan rahasia dari mi itu sendiri adalah suatu bentuk air alkali yang dikenal sebagai kansui, aslinya berasal dari danau di Mongolia Dalam, yang konon memberi mi tekstur yang lebih padat. Telur sering diganti dengan kansui.
Terlepas dari keberadaannya di mana-mana, dan variasi bentuknya yang luar biasa, ramen adalah tambahan yang relatif baru dalam kuliner Jepang. Ramen diperkenalkan dari Tiongkok hampir lebih dari 100 tahun yang lalu.
Mie ini dikenal sebagai shina soba atau soba Cina sampai tahun 1950-an, kemudian mendapat nama saat ini, pengucapan bahasa Jepang dari kata lamian Cina, yang secara harfiah berarti “mie tarik”, mengacu pada proses pembuatannya.
Namun kreasi tahun 1958 dari ramen instan oleh penemu Momofuko Ando yang membuat ramen menjadi favorit nasional, dan kemudian internasional.
Ramen instan sangat disukai oleh orang Jepang sehingga pernah dipilih sebagai “penemuan Jepang terbesar abad ke-20”, sampai ada museum yang didedikasikan untuk ramen ini di Yokohama.
2. Soba
Kata soba sering digunakan untuk semua jenis mie, tetapi mie soba adalah jenis tertentu. Untungnya, mie soba sangat mudah dibedakan dari warna coklat dan teksturnya yang padat.
Soba artinya sorgum atau gandum hitam, yang memberikan rasa berbeda dan lebih kuat pada mie. Aneka hidangan soba tersebut adalah zaru soba, kake soba, tempura soba, kitsune soba, dan tororo soba.
Mie soba, dalam berbagai bentuknya, mungkin merupakan pilihan paling sehat dari semua jenis mie di Jepang. Dengan kandungan gandumnya yang rendah, baik untuk mereka yang ingin menghindari gluten. Cari mie soba dengan embel-embel juwari, yang berarti 100% soba.
3. Udon
Udon adalah mie Jepang yang paling banyak, tebal dan kenyal. Terbuat dari tepung terigu, udon disajikan panas di musim dingin dan sebaliknya, dingin di musim panas.
Karena rasa netralnya, mi udon cocok dengan segala hal mulai dari kaldu kari hingga topping yang mencakup ikan goreng, berbagai sayuran, babi, dan kemungkinannya tak terbatas.
Bahkan mie udon sendiri tersedia dalam variasi yang sangat beragam, kebanyakan yang direbus, beberapa digoreng, tetapi umumnya dianggap paling baik saat makin segar, bukan yang dikeringkan.
Bentuknya termasuk datar, lebar dan tipis, dan lainnya ada yang lebih tebal dan bulat.
4. Yakisoba
Terlepas dari namanya, yakisoba bukanlah sejenis mi soba, melainkan dibuat dari tepung terigu.
Seperti ramen, yakisoba adalah kreasi yang relatif baru, pertama kali muncul di Jepang pada awal abad ke-20, yang asalnya dari Cina.
Yakisoba paling sering disajikan sebagai mie goreng, tetapi ada juga Yakisoba-pan, ketika mie diletakkan memanjang di atas roti hot dog atau wajan dan dihiasi dengan mayones dan irisan acar jahe.
5. Somen
Bentuk dasar terakhir mie Jepang lagi-lagi berbahan dasar gandum, dan rasa dan teksturnya tak jauh berbeda dari udon. Namun somen jauh lebih tipis dan sering disajikan dingin sebagai hidangan ringan, biasanya di musim panas.
Mi Somen dibuat tidak hanya dengan tepung dan air, tetapi juga dengan minyak sayur, dan diregangkan saat sedang dibentuk, yang memberikan sensani rasa yang lebih kuat, meskipun diameternya kecil.
Somen sering disajikan dingin, terutama di musim panas, dengan saus celup yang disebut tsuyu, berdasarkan serpihan bonito yang selanjutnya dapat dibumbui dengan jahe atau bawang untuk efek dingin.
Salah satu cara paling keren untuk makan somen adalah lewat nagashi somen, yang secara harfiah berarti “mi mengalir”.
Mie ditempatkan di batang bambu panjang yang terbuka ketika air segar dan dingin mengalir. Pengunjung kemudian mengambil mie dari aliran dengan sumpit dan mencelupkannya ke dalam tsuyu atau saus celup lainnya.
diantara sekian itu aku ga pernah makan somen
apa memang jarang dijual di resto jepang di sini apa aku yang kudet ya
tapi yang paling familiar si ramen seoalnya ada dalam bentuk instannya
cuma menurutku yang enak tetep soba sih
soalnya bener glutennya rendah dan enggak bikin begah
GERD-able buat penderita asam lambung sepertiku
Iya, somen ini sering liat di film atau anime pas bagian rebut-rebutan mie yg dialirin itu, kirain cuma parodi doang. Resto Jepang di sini emang kebanyakan nyediain trio Udon, Ramen, sama Soba, emang karena udah terkenal juga. Unik juga kalau bisa nyobain langsung Somen ini.
Twrnyata ada beberapa mie Jepang lainnya yaa. Aku yang baru pernah nyoba, cuma mie ramen. Ada yg jual di kotaku. Mie2 yg lain blm pernah denger ada yg jual di sini sih
Ramen emang yg paling populer sih, biasanya udon sama soba sering juga ada di resto Jepang di sini.
Kalau Jepang, saya taunya cuma mi ramen. Tapi belakangan ini, saya tertarik pengen nyoba jajangmyeon, mi hitam dari Korea yang saya liat dari drama Korea Save Me. Padahal, seringnya cuma makan Indomie. Sok-sokan mau makan mi Korea yang harganya bisa lima kali lipat