Entah kenapa MV terbaru yang aestheticaly-hipsterist-instagramish-pathdaily dan sangat Amerika ini mengingatkan saya pada On the Road-nya Jack Kerouac dan romantisme kebebasan anak muda. Dengan rambut pirang seperti bulu jagung mentah, kemeja flanel merah-biru bertuliskan Queen of Beers (awalnya saya kira Queen of Queers), celana mini gemes, gadis Korea bernama Taeyeon itu ditampilkan berjalan menuju mobil vintage birunya di sebuah gurun tandus dalam adegan awal video musik ini. Sendirian di tengah dataran tandus, yang lokasi gurunnya mungkin enggak jauh lah dari tempat syuting Fly-nya Jessica, atau Ice Cream Cake-nya Red Velvet. Saya sendiri belum selesai baca novel Kerouac itu, tapi premis ceritanya soal seorang yang melakukan perjalanan darat menelusuri Amerika Utara dan Meksiko setelah bercerai dari istrinya. Saya kira enggak lebay untuk mengaitkannya dengan Why ini, karena secara garis besar lagu ini mempertanyakan soal kebebasan hidup (individu) tanpa terikat sebuah hubungan formal penuh tanggung jawab yang mengikat. Entah itu hubungan pernikahan, atau cuma sebatas pacaran. Lebih jauh, bukan cuma asmara, ini semacam gairah masa muda untuk lepas dari beragam ikatan dalam masyarakat. Bebas sebebas-bebasnya.
Untuk memahami Why, sangat perlu untuk menghubungkannya dengan video musik yang rilis sebelumnya, Starlight. Taeyeon yang berandal, yang usil enggak jelas sama mamang-mamang tukang hotdog, sebuah sikap maladaptif yang tercipta karena kehampaan dan kesendirian. 혼자가 익숙했던 회색, 빛의 나의 하루에 (Aku sudah biasa sendiri, hari-hariku selalu kelabu). Datanglah seorang pria, Dean, bagai sebuah cahaya bintang, yang kemudian menjadi katarsis. Nah, entah bagaimana mereka berdua enggak lagi bersama. Intinya, seperti tokoh dalam novel On the Road itu, Taeyeon berpisah dan kembali sendiri. Jelasnya, ini soal move on dan bentuk pelariannya. Ya ya ya, klise emang.
Sungguh, saya enggak bisa enggak untuk terlebih dulu angkat jempol buat SM. Setelah bertahun-tahun konsepnya selalu indoor “dalam kubus” dan membosankan, belakangan ini video-video yang mereka bikin pasti “keluar dari kotak” dengan sinematografi aduhai. Lewat sudut pengambilan gambar, serta saturasi dan gradasi warna yang retro-retro itu, kita tinggal screenshot, tambahi kutipan, dan bisa langsung unggah buat Instagram, Tumblr, atau Path. Begitu aestheticaly-hipsterist-instagramish-pathdaily.
kalo dari lagu belum ada yang sebagus “I”
Starlight yang sama si Dean lebih bagus dari Why ini ceuk urang mah, rip.
Iya musiknya mah medioker emang, pop Amerika pisan. Bosen Taeyeon wae deuih, Seohyun kapan? uwuwu
Visualisasi mv nya nyegerin mata, smenjak CEO SM Kim Young Min mv artis nya bnyak yg out of the box plus artistik, mungkin kerena lebih muda klo dulu soo man gtu gtu aja wkwk
Min Hee Jin yg jadi visual director pastinya perlu diungkit.
Hehehehe…!!! Nambah wawasan deh. Film korea taunya cuman winter sonata
Ini cuma video klip, dan Winter Sonata bukan film tapi sinetron, hehe. 😀
Apa lagi video klip makin nggak paham. Tapi, k-pop emang unik
Yah ga ngerti masalah kpok ginian, bahas jkt48 aja mas arip heheh 😀
Ga terlalu ngerti jeketi, jadinya ga mau sok tahu.