Yashica Lynx 14E, Leica-nya Orang Miskin

Jiwa hipster dan gejala Gear Acquisition Syndrome bergejolak ketika melihat kamera analog berjenis rangefinder ini.

Ceritanya cuma mau nyetrit dan praktek dari ebook-nya Eric Kim, 31 Days to Overcome Your Fear of Shooting Street Photography di kawasan Braga-ABC-Pasar Baru. Malah kabita juga buat belanja, dan Yashica Lynx 14E ini pun terkantongi.

Sama seperti membaca dan menulis, rupanya fotografi salah satu hobi yang telat saya sadari. Karena saya menganggap fotografi itu hobi mahal, harus punya DSLR dulu. Ah andai jalan-jalan ke jalan ABC ini dilakukan saat saya masih SMA.

yashica lynx 14e

Tahun ini, tepatnya empat bulan yang lalu, saya beli DSLR pertama. Dan gara-gara mainan baru ini saya terobsesi sama yang namanya fotografi dan mengantarkan saya mengenal salah satu jenisnya, street photography.

Semakin hari semakin terobsesi. Baru aja seminggu kemarin beli lensa fix 35mm, hari ini punya kamera lagi, Yashica Lynx 14E. Sebuah rangefinder, kamera wajibnya streettogs.

Sebelum nanti bisa pegang Leica, coba-coba dulu pakai Yashica ini. Pengen merasakan sensasi pakai kamera rangefinder. Karena saya juga belum terlalu ngerti tentang kamera rangefinder ini, bagi yang mau tau, silahkan tanya Google.

Spiderman aja pake Yashica. Sumber: cameras in the media.

Okay, yang dipegang si ganteng Andrew Garfield itu Yashica Electro 35. Tapi ini alasan lain saya kepincut pas liat kamera Yashica yang ditawarin si emang mirip sama yang dipakai Peter Parker di The Amazing Spiderman.

Karena masih baru di peranalogan, berikut spesifikasi si kamera jadul saya yang dikutip dari Camerapedia.

  • Pabrik: Yashica Company Ltd., Lens by Tomioka Optical Co.Ltd.
  • Rilis: 1968
  • Tipe kamera: 35mm rangefinder camera
  • Focusing: manual helical focusing, with coupled rangefinder (Minimum distance = 0.8 m)
  • Lensa: Fixed-mount f1.4, 45mm, Yashinon DX (7-elements in 5-groups) (58mm filter thread)
  • Shutter: Copal SVE leaf shutter from 1 sec to 1/500 including B
  • Apertures: f1.4 – f16 (stepless)
  • Exposure meter: CdS cell on camera body
  • Exposure modes: Electronic manual switch exposure control with “OVER” or “UNDER” light in viewfinder
  • ASA/ISO range: 10ā€“800
  • Shoe: External cold shoe w/PC connection
  • Synchronized: X-M Switch
  • X sync speed: All speeds
  • Self-timer: Yes (approximately 12 seconds)
  • Baterai: Two EVEREADY – E640, 1.4V Mercury-oxide cells (discontinued): PC640A Alkaline available
  • Dimensi & berat: 160.4W x 139H x 85.7D mm; 850g (30 oz.)
https://sokocon.files.wordpress.com/2014/09/yashica-lynx-14e-ic-arip-blog.jpg
https://sokocon.files.wordpress.com/2014/09/yashica-lynx-14e-ic.jpg

Download: Buku manual Yashica Lynx 14E [PDF]

BUY FILM, NOT MEGAPIXEL!

Why let damn electronic to take control? You have damn people to take control.

Kai Man Wong

Di era digital, saat semuanya serba instan dan serba auto, teknologi memang membantu kita, tapi di sisi lain membuat kita jadi ga menghargai yang namanya proses.

Salah satu proses kreatif bernama kontemplasi sering diabaikan di era dimana segalanya serba kilat. Kamera analog mengajarkan kita untuk memahami settingan kamera lebih dalam, mengharuskan kita untuk berpikir sebelum memotret, dan memaksa kita untuk bersabar.

Sekarang tinggal mencobanya, harus berburu dulu roll film, kata si emang sih ada di daerah Cibadak. Ya, semoga kameranya masih jalan sempurna sesuai janji si emang. Kalau engga pun ga apa-apa lah, bisa buat properti kalau mau foto portrait.

Share your love
Arif Abdurahman
Arif Abdurahman

Pekerja teks komersial asal Bandung, yang juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku yang punya minat pada psikologi, sastra, dan sejarah.

Articles: 1860

55 Comments

  1. “yang dipegang si ganteng Andrew Garfield itu Yashica Electro 35”

    Saya masih punya ini di rumah šŸ™‚

  2. karena pake kamera analog itu kita belajar membuat gambar yang sempurna.. šŸ˜€ karena pake film dan hemat.. jadi lebih banyak mencari kesempurnaan.. šŸ˜€
    aku suka, tapi enggak ada kamera analog.

  3. telat 10 thn yah ip :mrgreen:… 10 thn yg lalu mah rol film masih bnyk dijual di toko cuci cetak. skrg cuci cetak pada pake printer -__-“…. di jonas pasti masih ada yang jual film kodak etc…

    • Kalau tau dari dulu, pasti bakal nimbun roll film.
      Udah dapet dari penjual independen di Bandung, tapi ini juga harus bersaing sama orang luar negeri kalau lagi ada stok.

  4. Photography bukan soal kameranya sih kalo menurut gue, gue sendiri yang punya DSLR aja gak ngerti makenya, karena jarang dipake.

    Pernah juga punya kamera yang masih pake rol itu, tapi sekarang di anggurin. karna ada yang digital.

  5. Potretan yang berkualitas adalah karena kita mengambil gambar tersebut dengan tepat.
    Ya, saya setuju kalau kita harus sabar! šŸ™‚

  6. kameranya masih pake roll film ya….waduh berburu roll filmnya itu yang susah di saman serba digital ini……keep happy blogging always…salam dari makassar šŸ™‚

  7. Cari roll pelemnya emang nggak sulit tuh. Btw, aku juga naksir karena terlihat vintage banget kameranya. Bukan buat poto-poto sih, buat pajangan aja šŸ˜€

  8. Duh…sok kabita abdi mah ninggali nu nyepeng kamera keren model dslr teh Kang.
    Eh ieu kamera naon deui sih Kang? Kamera lawas nu nganggo film roll?
    Dugi ka ayeuna abdi masih satia wae motret nganggo kamera saku. Ringkes sih Kang. Cekap kanggo bahan postingan mah. Insya Allah ah upami aya rezeki hoyong meser dslr. Engkin abdi bade belajar motret nganggo dslr nya ka Akang…

    Salam,

    • Enya kamera analog baheula.

      Kamera mah naon weh asal tiasa kanggo moto. Alhamdulillah aya rizki, jadi taun ieu tiasa gaduh dslr. Kaleresan kamera saku nu biasa dianggo tos rusak.
      Sabenerna mah enakan nu model kamera saku, emang bener ringkes teu siga dslr nu berat tur badag. Lamun tiasa mah hoyong diganti ka kamera mirrorless.

  9. era Single lens reflector to digital emang transisi keren… dan menanti era mirrorless ni tinggalan mantap dah, koleksi yang keren mas bro

    • Kamera ini juga termasuk mirrorless, soalnya kamera rangefinder bukan SLR.
      Udah mah mirrorless, fullframe lagi, dan desainnya vintage abis gini. šŸ˜Ž

  10. Permisi mas Arip, saya juga dari Bandung penghobi fotografi analog. Mas Arip saya mau bertanya, mas cuci scan roll film sendiri atau cuci scan roll film di lab?

    • Di lab. Mau juga bisa cuci sendiri, tapi cairannya mahal, jepretnya aja jarang. Ya mending ke seni abadi, bisa sejam beres.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *