Menjadi perawat di Jepang ternyata cukup menjanjikan, bahkan menjadi salah satu tenaga migran asing yang dibutuhkan di negeri Sakura ini.
Sudah lebih dari 10 tahun ada kerjasama Indonesia–Jepang dalam Economic Partnership Agreement (IJ-EPA).
Dengan lebih dari 1.000 tenaga kerja lulusan sekolah perawat dari Indonesia telah dikirim ke Jepang sebagai kandidat perawat klinis maupun careworker yang bekerja di rumah perawatan lansia.
Menjadi Perawat Indonesia di Jepang

Dilansir dari situs G2G Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), kesempatan masyarakat Indonesia untuk bekerja di luar negeri sebagai perawat dan careworker selalu terbuka.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dengan mengikuti program ini, yaitu: Tersedianya jaminan penempatan dan perlindungan.
Sebelum bekerja diberikan pelatihan bahasa Jepang di Indonesia dan 6 bulan di Jepang.
Mempunyai sertifikat kemampuan bahasa Jepang JLPT level N5 yang dilegalisir oleh lembaga kursus yang sudah memiliki izin resmi dari Dinas Tenaga Kerja.
Syarat khusus calon Kangoshi (perawat) Berusia 23-35 tahun.
Lulus S1 Keperawatan, dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun.
Punya Surat Tanda Registrasi (STR) dari Kemenkes.
Sedangkan untuk syarat khusus calon Kaigofukushishi (careworker) berusia antara 21-35 tahun. Dengan minimal mengikuti D3 Keperawatan.
Untuk menjaga kualitas pelayanan kesehatan, Jepang mensyaratkan perawat dan careworker yang berasal dari luar negaranya harus menempuh ujian nasional perawat agar dapat bekerja profesional di rumah sakit dan panti orang lanjut usia.
Sebelum lulus ujian nasional mereka disebut Kouhosha (kandidat alias calon pekerja).
Gaji Perawat Indonesia di Jepang
Penghasilan mereka ditentukan juga apakah mereka lulus ujian atau belum.
Jumlah perawat yang lulus ujian hanya sekitar 9% dari total jumlah perawat yang dikirim ke sana.
Perawat yang masih berstatus kandidat memperoleh gaji bulanan Rp 15-18 juta, sedangkan pendamping lansia berstatus calon sekitar Rp 12-15 juta per bulan.
Alasan sulitnya lulus ujian perawat di Jepang diakibatkan karena kendala bahasa, misalnya soal ujian yang memakai penggunaan Kanji yang rumit. Bahkan untuk orang Jepang sendiri kesulitan untuk lulus ujian ini.
Jika lulus dalam Ujian Nasional untuk careworker, maka gaji perawat Indonesia di Jepang berkisar antara 100.000 sampai 200.000 yen, atau dari Rp 13 juta sampai Rp 26 juta.
Selain gaji perawat Indonesia di Jepang dalam satuan pokok, ada tambahan tunjangan dan bonus tahunan.
Gaji perawat di Tokyo atau kota besar lain memang bisa sampai 6 juta yen (Rp 600 juta) tapi kebanyakan penempatan perawat Indonesia di daerah kota kecil.
Kontrak kerja kandidat perawat adalah 3 tahun dan kandidat careworker selama 4 tahun.
Berdasar banyak pengalaman biasanya gaji yang didapat perawat Indonesia di Jepang akan disisihkan sebagian untuk modal usaha ketika pulang ke Tanah Air. Selain itu, banyak pula yang memutuskan menetap di sana.

Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah sebelum komentar dilarang. Jika kolom komentar enggak muncul, hapus cache browser atau gunakan versi web.