Donasi Bencana Sumatera 

Mencari Definisi "Gooner Game", Kenapa Fanservice Lebih Seksi Ketimbang Adegan Seks?

2b nier automata stellar blade nikke

Menurut Urban Dictionary, "gooner game" adalah game yang terlalu menonjolkan seksualitas karakternya, dan fanbasenya kebanyakan terdiri dari gooner

Gooner adalah istilah slang untuk orang yang kecanduan konten pornografi. 

Tapi definisi formal itu masih terlalu melebar,  dan ada sesuatu yang lebih kompleks dan seru buat didiskusikan.

Game Timur vs Barat: Dua Pendekatan Berbeda

video game seri atelier

Perdebatan ini juga menyorot perbedaan budaya dalam penggambaran seksualitas.

Media Timur atau Asia sering dikritik karena over-sexualized characters. Fokusnya ke visual: cleavage, pakaian minim, angle kamera yang "strategis". Seksualitas lebih banyak ditampilkan secara implisit melalui desain karakter. Game gacha adalah contoh utama dari pendekatan ini.

Jika menelisik, ada Eroge, juga disebut H-game, genre permainan video erotis Jepang. Istilah ini mencakup berbagai macam permainan yang mengandung konten erotis di berbagai genre.

Eroge pertama kali dibuat sudah sejak tahun 1980-an, dan banyak perusahaan terkenal di industri game Jepang awalnya memproduksi dan mendistribusikannya. Salah satu yang masuk genre ini adalah Fate/stay night, meski kini banyak yang tak tahu kalau ini awalnya game erotis.

Selanjutnya dalam game gacha, yang berakar di Asia, karakter adalah produk utama yang dijual. Desain yang memikat, charming, dan seringkali sensual adalah bagian dari marketing strategy untuk mendorong pemain melakukan "pull" atau gacha. Kostum skin terbatas yang lebih seksi juga jadi sumber pendapatan besar.

Konsep "waifu" dan "husbando" adalah inti dari banyak komunitas gacha. Kedekatan emosional dan daya tarik visual digabungkan untuk menciptakan attachment yang mendorong pembelanjaan. Apakah ini membuat mereka "gooner games"? Banyak yang berargumen iya, karena desainnya sengaja dibuat untuk memancing hasrat koleksi pemain.

Menariknya, game gacha dari developer Timur seperti China punya batasan sensor ketat (seperti "anti-depravity" rules) yang memaksa mereka kreatif. Hasilnya? Fanservice seringkali implisit, lewat angle kamera, bahan pakaian yang ketat, atau gerakan karakter (idle animations) yang menggoda, bukan melalui nudity eksplisit seperti di game Barat.

Tanpa genre khusus, media Barat (Amerika/Eropa) padahal lebih sering menampilkan adegan seks eksplisit dan nudity penuh dalam cerita. Hubungan seks jadi bagian plot, bukan sekadar daya tarik visual. Baldur's Gate 3 misalnya sering disebut sebagai game paling porno, tapi jarang disebut game gooner.

Konten Seks vs "Gooner-Bait"

Cosplay 2B NieR:Automata

Istilah "gooner game" adalah sesuatu yang baru, meski konsepnya sudah ada dari dulu.

Poin pentingnya begini: ada beda antara game yang ada adegan seks dengan game yang seluruh desainnya jadi "umpan" bagi gooner.

Game yang bikin disebut "gooner game" biasanya kombinasi dari: model karakter yang terlalu seksi, kostum provokatif, physics (seperti "jiggle physics" alias goyang berlebihan), dan emote yang dibuat menggoda. 

Tanpa adegan ranjang sekalipun, sebuah game bisa dicap "gooner" karena elemen visualnya didesain buat memancing "thirst" atau nafsu. 

Salah satu game AAA yang sering disebut contoh adalah Stellar Blade.

Ngomongin "gooner game", nggak lengkap kalau nggak nyentuh dunia gacha, terutama dari raksasa seperti Hoyoverse (Genshin Impact, Honkai: Star Rail, ZZZ) dan Kuro Games (Punishing: Gray Raven, Wuthering Waves)

Ini yang menarik: sebuah game bisa jadi "gooner game" sekaligus game yang bagus.

Ambil contoh Stellar Blade. Banyak yang membandingkan sama Nier: Automata. Memulai dengan daya tarik visual karakternya, tapi kemudian pemain justru terhenyak oleh gameplay yang solid dan cerita yang dalam.

Pola yang sama terlihat di game gacha. Banyak pemain Genshin Impact atau Wuthering Waves awalnya tertarik karena desain karakter yang eye-catching, tapi bertahan karena dunia yang luas, lore, gameplay, musik, atau mungkin komunitasnya. Apakah fanservice otomatis membatalkan kualitas lainnya?

Label Gooner Game yang Makin Liar

steam deck pc gaming portable silver wolf cosplay

Istilah "gooner game" kadang disalahgunakan untuk mendiskreditkan game yang nggak sesuai selera sekelompok orang.

Istilah ini sering jadi alat gatekeeping. Menganggap game dengan karakter seksi pasti nggak punya substansi, yang jelas-jelas nggak selalu benar. Kritik ini sering dialamatkan ke para pemain game gacha, yang dianggap hanya main karena "waifu", padahal banyak dari mereka yang mendalami kompleksitas build karakter dan strategi end-game.

Gooner game mungkin awalnya istilah sederhana, tapi sekarang jadi cermin perdebatan besar di industri gaming: soal representasi seksualitas, bias budaya, dan standar kesopanan dalam seni digital.

Daripada buru-buru memberi label, mungkin lebih asyik buat kita nikmati game dengan pikiran terbuka. Siapa tahu di balik desain karakter yang kontroversial, ada gameplay candu atau cerita yang bikin mikir.

Lagipula, di era di mana kita bisa pilih sendiri game yang mau dimainkan, hak prerogatif setiap orang buat menentukan: ini game buat dinikmati dengan dua tangan sambil serius, atau sekadar eskapisme visual? Atau mungkin, bisa jadi keduanya?

Pekerja teks komersial, juga mengulik desain visual dan videografi. Pop culture nerd dan otaku dengan kearifan lokal

Posting Komentar

Berkomentarlah sebelum komentar dilarang. Jika kolom komentar enggak muncul, hapus cache browser atau gunakan versi web.
© Kearipan. All rights reserved. Developed by Jago Desain