Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

‘Red’ dan ‘Velvet’ dalam Red Velvet

Terjemahan dari wawancara Dazed Magazine dengan Red Velvet dalam artikel “Meet the Girl Group Breaking Kpop’s Rules” , oleh jurnalis musik dan penulis asal London Taylor Glasby. Ketika Red Velvet meledak ke dalam kesadaran publik pada tahun 2014, mereka memulai dengan sebuah konsep dwitunggal menarik yang jarang ditemukan dalam grup K-Pop perempuan, mengadu antara suara berbasis R&B yang agak lambat (‘velvet’), dibenturkan dengan musik pop yang catchy (‘red ‘). Tapi bukan hanya soal musiknya yang membedakan mereka: dengan pengecualian seperti yang juga diperagakan 2NE1 dan Girls’ Generation, target audiens grup K-Pop perempuan umumnya untuk laki-laki, dengan kecenderungan adanya pengkotak-kotakan si artis ke dalam kategori antara ‘sexy‘ atau ‘innocent‘, yang dibuat (seperti kebanyakan wanita dalam musik pop) untuk menyajikan fantasi sebanyak mungkin sebagai sarana menghibur. Red Velvet, di sisi lain, memiliki fanbase yang didominasi perempuan muda, dan grup ini tidak seksi t...